Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Budi Harto mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 sebesar Rp31,35 triliun untuk melanjutkan penugasan pengusahaan Jalan Tol Trans Sumatera.

"Rencana penggunaan PMN tahun depan itu memang untuk menyelesaikan beberapa ruas tol di Sumatera," ujar Budi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu.

Ia memerinci, PMN tersebut akan digunakan untuk ruas tol Pekanbaru - Dumai senilai Rp293 miliar, Binjai - Langsa Rp3,58 triliun, Indralaya - Muara Enim Rp7,18 triliun, dan Kisaran - Indrapura Rp2,42 triliun.

Kemudian, untuk Kuala Tanjung - Tebing Tinggi - Parapat sebesar Rp5,05 triliun, Taba Penanjung - Bengkulu Rp1,23 triliun, Sigli - Banda Aceh Rp6,37 triliun, serta Pekanbaru - Pangkalan Rp5,2 triliun.

Menurut Budi, pemberian PMN tahun 2022 akan memberi manfaat bagi pemerintah dalam bentuk konektivitas di Pulau Sumatera serta kenaikan ekonomi dan peningkatan fiskal selama masa konsesi.

"Sedangkan bagi masyarakat, waktu tempuh perjalanan di Sumatera menjadi lebih efisien," katanya.

Lalu, ia menuturkan masyarakat juga akan mendapat manfaat berupa penurunan biaya transportasi barang dan jasa rata-rata sebesar 24,2 persen, serta penyerapan tenaga kerja selama masa konsesi sepanjang koridor Jalan Tol Trans Sumatera.

Sementara bagi Hutama Karya, struktur permodalan akan lebih baik dengan PMN dan proyek Trans Sumatera bisa diselesaikan dengan lebih cepat.

Baca juga: SMI paparkan potensi ekonomi pembangunan 11 ruas tol Sumatera
Baca juga: Hutama Karya pastikan Jalan Tol Trans Sumatera tidak rusak ekosistem
Baca juga: Trans Sumatera ke Aceh lanjut pasca 2024, ini tanggapan Hutama Karya
Baca juga: Waskita ajukan PMN di 2022 Rp3 triliun untuk selesaikan dua ruas tol