Menlu Retno dorong pembelajaran ASEAN bagi generasi muda
1 September 2021 16:29 WIB
Tangkapan layar Menlu Retno Marsudi (atas) dan Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim (bawah) meluncurkan Buku Bahan Pengajaran ASEAN untuk Pendidikan Dasar dan Menengah secara virtual pada Rabu (1/9/2021). (ANTARA/Yashinta Difa)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong pembelajaran tentang Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bagi generasi muda Indonesia, antara lain melalui peluncuran buku yang diperuntukkan bagi siswa pendidikan dasar dan menengah.
“Generasi muda harus mengenal ASEAN. Generasi muda harus bangga terhadap identitas komunitas ASEAN. Dan generasi muda lah yang akan menentukan arah dan corak kawasan ASEAN di masa depan,” kata Retno dalam peluncuran Buku Bahan Pengajaran ASEAN untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, secara virtual pada Rabu.
Retno sangat mengapresiasi penyusunan buku tersebut oleh Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai salah satu upaya untuk mengenalkan ASEAN sejak dini kepada generasi muda.
Baca juga: Pimpin pertemuan menlu ASEAN-Rusia, Retno dorong kerja sama vaksin
Merujuk pada ASEAN Curriculum Sourcebook, buku tersebut menekankan pada lima tema utama yaitu mengenal ASEAN, menghargai identitas dan keragaman, mengaitkan isu global dan isu lokal yang semakin terhubung di masa depan, mendorong persamaan dan keadilan, serta bekerja sama untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
Dengan lima tema tersebut, buku itu diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para guru sebagai sumber materi ajar di sekolah sehingga bisa meningkatkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan membangun perilaku positif pelajar tentang ASEAN.
“Saya harapkan buku yang diluncurkan ini akan menjadi jembatan informasi yang dapat membuka wawasan ASEAN, serta menguatkan identitas dan nilai-nilai ASEAN di masyarakat kita,” tutur Menlu Retno.
Baca juga: Menlu ASEAN dan China membahas pemulihan hijau pascapandemi
Menyambut keketuaan Indonesia
Lebih lanjut Menlu Retno menjelaskan bahwa pada 2023, Indonesia akan mendapat giliran menjadi ketua ASEAN.
“Keberhasilan Indonesia menjadi ketua ASEAN hanya akan terjadi jika seluruh elemen masyarakat dapat mendukung keketuaan tersebut,” tutur dia.
Selama lebih dari lima dekade, kata Retno, ASEAN telah memberikan kontribusi besar pada perkembangan stabilitas perdamaian dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara.
Di bidang ekonomi, negara-negara ASEAN menjadi salah satu pusat pertumbuhan dunia dengan proyeksi PDB 4,5 triliun dolar AS (sekitar Rp64.253 triliun) pada 2030 berdasarkan laporan World Economic Forum.
Baca juga: Menlu Retno jelaskan persiapan jelang ASEAN Leader's Meeting
“ASEAN terus mendorong kerja sama ekonomi yang bebas, terbuka, adil, dan tidak diskriminatif,” kata Retno.
Pada masa pandemi, ASEAN juga telah bergerak cepat untuk memulihkan kesehatan di kawasan serta mengaktifkan kembali roda perekonomian, termasuk melalui fasilitasi arus barang dan jasa serta pengembangan pengaturan koridor perjalanan (travel corridor arrangement).
Sementara di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, ASEAN telah memfasilitasi berbagai inisiatif pertukaran guru dan pelajar serta pemberian beasiswa pendidikan.
Berbagai upaya tersebut, menurut Retno, dilakukan untuk membumikan ASEAN dan memastikan bahwa perhimpunan yang dibentuk pada 8 Agustus 1967 itu memberikan manfaat bagi masyarakatnya.
“Saya rasa manfaat ASEAN dapat kita rasakan langsung di berbagai lingkup kehidupan kita sehari-hari. People-centered ASEANini hanya bisa terjadi jika masyarakat memahami dan bangga dengan identitas ASEAN,” kata Retno.
Baca juga: Indonesia koordinator Dialog Kemitraan ASEAN-AS 2021-2024
Baca juga: Indonesia minta utusan khusus ASEAN segera kunjungi Myanmar
“Generasi muda harus mengenal ASEAN. Generasi muda harus bangga terhadap identitas komunitas ASEAN. Dan generasi muda lah yang akan menentukan arah dan corak kawasan ASEAN di masa depan,” kata Retno dalam peluncuran Buku Bahan Pengajaran ASEAN untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, secara virtual pada Rabu.
Retno sangat mengapresiasi penyusunan buku tersebut oleh Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai salah satu upaya untuk mengenalkan ASEAN sejak dini kepada generasi muda.
Baca juga: Pimpin pertemuan menlu ASEAN-Rusia, Retno dorong kerja sama vaksin
Merujuk pada ASEAN Curriculum Sourcebook, buku tersebut menekankan pada lima tema utama yaitu mengenal ASEAN, menghargai identitas dan keragaman, mengaitkan isu global dan isu lokal yang semakin terhubung di masa depan, mendorong persamaan dan keadilan, serta bekerja sama untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
Dengan lima tema tersebut, buku itu diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para guru sebagai sumber materi ajar di sekolah sehingga bisa meningkatkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan membangun perilaku positif pelajar tentang ASEAN.
“Saya harapkan buku yang diluncurkan ini akan menjadi jembatan informasi yang dapat membuka wawasan ASEAN, serta menguatkan identitas dan nilai-nilai ASEAN di masyarakat kita,” tutur Menlu Retno.
Baca juga: Menlu ASEAN dan China membahas pemulihan hijau pascapandemi
Menyambut keketuaan Indonesia
Lebih lanjut Menlu Retno menjelaskan bahwa pada 2023, Indonesia akan mendapat giliran menjadi ketua ASEAN.
“Keberhasilan Indonesia menjadi ketua ASEAN hanya akan terjadi jika seluruh elemen masyarakat dapat mendukung keketuaan tersebut,” tutur dia.
Selama lebih dari lima dekade, kata Retno, ASEAN telah memberikan kontribusi besar pada perkembangan stabilitas perdamaian dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara.
Di bidang ekonomi, negara-negara ASEAN menjadi salah satu pusat pertumbuhan dunia dengan proyeksi PDB 4,5 triliun dolar AS (sekitar Rp64.253 triliun) pada 2030 berdasarkan laporan World Economic Forum.
Baca juga: Menlu Retno jelaskan persiapan jelang ASEAN Leader's Meeting
“ASEAN terus mendorong kerja sama ekonomi yang bebas, terbuka, adil, dan tidak diskriminatif,” kata Retno.
Pada masa pandemi, ASEAN juga telah bergerak cepat untuk memulihkan kesehatan di kawasan serta mengaktifkan kembali roda perekonomian, termasuk melalui fasilitasi arus barang dan jasa serta pengembangan pengaturan koridor perjalanan (travel corridor arrangement).
Sementara di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, ASEAN telah memfasilitasi berbagai inisiatif pertukaran guru dan pelajar serta pemberian beasiswa pendidikan.
Berbagai upaya tersebut, menurut Retno, dilakukan untuk membumikan ASEAN dan memastikan bahwa perhimpunan yang dibentuk pada 8 Agustus 1967 itu memberikan manfaat bagi masyarakatnya.
“Saya rasa manfaat ASEAN dapat kita rasakan langsung di berbagai lingkup kehidupan kita sehari-hari. People-centered ASEANini hanya bisa terjadi jika masyarakat memahami dan bangga dengan identitas ASEAN,” kata Retno.
Baca juga: Indonesia koordinator Dialog Kemitraan ASEAN-AS 2021-2024
Baca juga: Indonesia minta utusan khusus ASEAN segera kunjungi Myanmar
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: