Palestina: Pemerintah Israel "belum matang" untuk proses damai
1 September 2021 14:37 WIB
Arsip: Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menggunakan masker dan sarung tangan sebagai pelindung diri dari wabah virus corona (COVID-19) saat melakukan kunjungan di Ramallah, Tepi Barat, Palestina, Senin (15/6/2020). ANTARA/REUTERS/Mohamad Torokman/aa.
Ramallah (ANTARA) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Selasa (31/8) mengatakan bahwa pemerintah Israel saat ini "belum matang" untuk meluncurkan proses perdamaian yang serius.
Abbas menyampaikan pernyataan itu saat pertemuan komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), menurut Kantor Berita resmi Palestina WAFA.
Dalam pertemuan itu Abbas menyebutkan bahwa perjumpaannya dengan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dua hari yang lalu berfokus pada pentingnya mematuhi resolusi internasional dan resolusi dua negara.
Baca juga: Presiden Palestina Abbas bertemu Menhan Israel Gantz
"Kami sepakat untuk menyelesaikan sejumlah masalah luar biasa, terlebih tentang reunifikasi keluarga Palestina dan kami memecahkan masalah pendapatan pajak yang harus dibayar," kata Abbas.
Ia menambahkan bahwa pertemuan itu juga membahas masalah tahanan Palestina yang ditangkap sebelum penandatangan perjanjian damai Oslo antara Israel dan PLO pada 1993.
Pada Minggu malam Abbas bertemu dengan Gantz di Ramallah untuk pertama kalinya sejak hubungan kedua belah pihak putus pada 2014 lantaran perbedaan mendalam mengenai isu-isu terkait pengakuan negara Palestina, keamanan dan permukiman Israel.
Sumber: Xinhua Baca juga: Palestina serukan lembaga di Yerusalem Timur dibuka kembali
Abbas menyampaikan pernyataan itu saat pertemuan komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), menurut Kantor Berita resmi Palestina WAFA.
Dalam pertemuan itu Abbas menyebutkan bahwa perjumpaannya dengan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dua hari yang lalu berfokus pada pentingnya mematuhi resolusi internasional dan resolusi dua negara.
Baca juga: Presiden Palestina Abbas bertemu Menhan Israel Gantz
"Kami sepakat untuk menyelesaikan sejumlah masalah luar biasa, terlebih tentang reunifikasi keluarga Palestina dan kami memecahkan masalah pendapatan pajak yang harus dibayar," kata Abbas.
Ia menambahkan bahwa pertemuan itu juga membahas masalah tahanan Palestina yang ditangkap sebelum penandatangan perjanjian damai Oslo antara Israel dan PLO pada 1993.
Pada Minggu malam Abbas bertemu dengan Gantz di Ramallah untuk pertama kalinya sejak hubungan kedua belah pihak putus pada 2014 lantaran perbedaan mendalam mengenai isu-isu terkait pengakuan negara Palestina, keamanan dan permukiman Israel.
Sumber: Xinhua Baca juga: Palestina serukan lembaga di Yerusalem Timur dibuka kembali
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: