Cinangka, Serang (ANTARA News) - Kegempaan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang terekam selama Jumat (3/12) mengalami penurunan cukup drastis dari sebelumnya.

"Data yang terekam pada hari Jumat selama sembilan jam dari pukul 08.10 sampai 17.01 WIB, menunjukkan kegempaan Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami penurunan," kata Anton S Pambudi, kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Sabtu.

Ia menyebutkan, kegempaan selama sembilan jam pada Jumat lalu itu tercatat 98 kali.

Dibandingkan dengan hari sebelumnya, Kamis (2/12), selama 10 jam jumlah kegempaan Anak Krakatau mencapai 328 kali, kata Anton.

Dia menjelaskan, meskipun kegempaan GAK menurun, namun Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan stautus `waspada` atau level II untuk gunung itu.

"Kami masih menetapkan GAK pada level II, dan masih melarang siapapun untuk mendekat lokasi sampai radius dua kilometer," katanya menambahkan.

Sementara untuk jumlah kegempaaan yang terekam selama sembilan jam sebanyak 98 kli pada hari Jumat itu, katanya, untuk vulkanik dalam (VA) satu kali, vulkanik dangkal (VB) 31 kali, letusan 19 kali, tremor letusan 23 kali, dan hembusan 24 kali.

"Untuk tremor harmonik, sepanjang pukul 08.10 sampai 17.01 WIB, tidak ada sama sekali," ujarnya.

Tidak maksimalnya rekaman kegempaan GAK itu, kata dia, dikarenakan panel solar sismometer tidak berfungsi karena tertutup debu vulkanik yang ke luar dari GAK, sehingga tidak bisa medeteksi dan mencatat gempa secara keseluruhan selama 24 jam.

Sementara kegempaan pada Kamis (2/12) sejak pukul 06.59 hingga 17.06 WIB yang jumlahnya mencapai 328 kali, terdiri atas VA sembilan kali, VB 82 kali, tremor letusan 78 kali, tremor harmonik 16 kali, dan hembusan 69 kali. (*)

ANT/P004