Jakarta (ANTARA) - Bedah buku berjudul Le Parle Covidnomics karya anggota DPR RI Kamrussamad mengungkap kontribusi Sandiaga Uno saat penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.

"Pada tahun 2020, saya membentuk Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19, dalam kapasitas saya sebagai pengusaha dan aktivis. Saya melihat banyak anak-anak muda yang ingin membantu tetapi tidak memiliki wadah," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Sandiaga menjelaskan alasannya menggandeng kalangan muda sebagai sukarelawan karena mereka merupakan agen perubahan.

"Tanggapan bahwa anak-anak muda ini semua lepas tangan, kaum rebahan, ternyata salah. Mereka adalah agen perubahan yang membuat saya sangat tersentuh," kata Sandiaga.

Sandiaga menyatakan bahwa bantuan para sukarelawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 menuai sambutan positif dari masyarakat.

"Bantuan sosial yang kami sampaikan pada saat itu ternyata memiliki multiplayer effect. Makin banyak niat orang baik yang tersalurkan, akhirnya kami dapat menginisiasi satu juta gerakan masker dan gerakan untuk bansos," ungkap Sandiaga.

Tak hanya itu, pihaknya juga saat itu membantu pemerintah dengan melakukan testing dan tracing. Meskipun di daerah-daerah aglomerasi dengan kasus penyebaran virus corona tinggi.

"Ini yang menurut saya sebagai suatu elemen bangsa. Walau saya waktu itu di luar pemerintahan, saya sangat tersentuh bahwa masyarakat kita masyarakat yang tangguh dan siap untuk tumbuh," kata Sandiga.

Baca juga: Sandiaga minta wakil chef Indonesia di Bocuse d'Or jadi duta kuliner

Selain itu, kata Sandiaga, banyak kajian ihwal pandemi COVID-19, di antaranya soal kebangkitan ekonomi suatu negara bergantung pada penanganan COVID-19.

"Kebangkitan sektor ekonomi kita sangat bergantung pada penanganan COVID-19. Malah kalau dibilang korelasinya itu adalah korelasi yang nyaris sempurna. Berarti fokus kita adalah penanganan COVID dan hari ini kita melihat bagaimana teman-teman antusias untuk berpartisipasi," kata Sandiaga.

Anggota DPR RI Kamrussamad selaku penulis buku Le’Parle Covidnomics menceritakan awal ditulisnya buku itu karena kegelisahan mencari referensi tentang flu Spanyol pada tahun 1918 yang sulit ditemukan.

Pada awal Maret 2020, dia menginisiasi kehadiran buku inspiratif yang mengulas terkait dengan perumusan kebijakan moneter, fiskal, mikroprudensial yang tepat dalam menghadapi dampak COVID-19.

Ia menyebutkan terdapat tiga sudut pandang dalam kompilasi pemikiran buku Le’Parle Covidnomics, yakni pengamat, birokrat, dan politisi.

"Jadi, saya berusaha merekam kembali pemikiran dan tindakan brilian yang lahir pada zaman pandemi COVID-19 dari para tokoh-tokoh dalam buku ini. Inilah sejarah peradaban manusia zaman pandemi COVID-19," kata anggota Komisi XI DPR itu.

Ia menyatakan bahwa buku itu menjawab keterbatasan referensi peristiwa flu Spanyol 1918 sehingga ke depan tersedia literasi bagi generasi muda Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan Indonesia pada masa depan.

Baca juga: Kuliner nusantara diharap kian mendunia lewat Bocuse D'Or 2021