Satgas: Jangan terlalu senang alami penurunan kasus COVID-19
31 Agustus 2021 16:06 WIB
Tangkapan layar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (Satgas) Sonny Harry B. Harmadi dalam acara Dialog Produktif Semangat Selasa bertajuk “Jangan Abai, Jangan Lepas Maskernya” secara daring di Jakarta, Selasa (31/8/2021). (FOTO ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (Satgas) Sonny Harry B. Harmadi mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu senang dengan kondisi Tanah Air yang telah mengalami penurunan kasus aktif COVID-19 di sejumlah daerah.
“Intinya begini, kita kondisinya sudah sangat membaik. Tapi kita harus terus konsisten. Jangan lengah, jangan euforia,” katanya dalam acara Dialog Produktif Semangat Selasa bertajuk “Jangan Abai, Jangan Lepas Maskernya”, yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan tantangan yang kembali dihadapi Indonesia setelah keadaan berangsur membaik adalah meningkatnya mobilitas masyarakat setelah penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa daerah.
“Tetapi satu hal, mobilitas mulai meningkat lagi. Jadi tantangan ketika mobilitas meningkat, tentu risiko penularan meningkat kembali,” katanya.
Baca juga: Rusia kembali perketat prokes menyusul sikap abai warga pada pandemi
Baca juga: Kasus baru COVID-19 di India naik 45.083
Ia menjelaskan walaupun kegiatan vaksinasi telah digencarkan dan tingkat kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan telah mencapai angka 60 persen, apabila kepatuhan protokol kesehatan menurun dan masyarakat menjadi lengah, hal tersebut akan memberikan dampak pada peningkatan kasus aktif COVID-19.
Menurut dia Indonesia perlu berkaca dari pengalaman negara-negara besar lainnya, di mana tingkat kasus aktif terus meningkat dengan tinggi karena tidak melakukan proteksi diri melalui protokol kesehatan.
“Kita belajar dari pengalaman negara lain. Walaupun tingkat vaksinasinya sudah tinggi, ketika mereka melonggarkan protokol kesehatan, diperbolehkan tidak menggunakan masker di wilayah publik, tidak menjaga jarak, kasusnya melonjak lagi” katanya.
Agar kenaikan kasus aktif dapat terus diturunkan, diharapkan seluruh pihak dapat terus patuh dan menjaga kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun (3M) ataupun melalui penggunaan layanan kesehatan digital seperti aplikasi peduli lindungi, serta menyegerakan suntik vaksin, demikian Sonny Harry B. Harmadi .
Baca juga: Pakar: Tingginya mobilitas abai prokes picu penyebaran varian Delta
Baca juga: Anggota DPR: Masyarakat jangan lengah meski kasus COVID-19 turun
Baca juga: Wamenkes: Lonjakan COVID-19 di Kudus dan Bangkalan contoh abai prokes
“Intinya begini, kita kondisinya sudah sangat membaik. Tapi kita harus terus konsisten. Jangan lengah, jangan euforia,” katanya dalam acara Dialog Produktif Semangat Selasa bertajuk “Jangan Abai, Jangan Lepas Maskernya”, yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan tantangan yang kembali dihadapi Indonesia setelah keadaan berangsur membaik adalah meningkatnya mobilitas masyarakat setelah penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa daerah.
“Tetapi satu hal, mobilitas mulai meningkat lagi. Jadi tantangan ketika mobilitas meningkat, tentu risiko penularan meningkat kembali,” katanya.
Baca juga: Rusia kembali perketat prokes menyusul sikap abai warga pada pandemi
Baca juga: Kasus baru COVID-19 di India naik 45.083
Ia menjelaskan walaupun kegiatan vaksinasi telah digencarkan dan tingkat kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan telah mencapai angka 60 persen, apabila kepatuhan protokol kesehatan menurun dan masyarakat menjadi lengah, hal tersebut akan memberikan dampak pada peningkatan kasus aktif COVID-19.
Menurut dia Indonesia perlu berkaca dari pengalaman negara-negara besar lainnya, di mana tingkat kasus aktif terus meningkat dengan tinggi karena tidak melakukan proteksi diri melalui protokol kesehatan.
“Kita belajar dari pengalaman negara lain. Walaupun tingkat vaksinasinya sudah tinggi, ketika mereka melonggarkan protokol kesehatan, diperbolehkan tidak menggunakan masker di wilayah publik, tidak menjaga jarak, kasusnya melonjak lagi” katanya.
Agar kenaikan kasus aktif dapat terus diturunkan, diharapkan seluruh pihak dapat terus patuh dan menjaga kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun (3M) ataupun melalui penggunaan layanan kesehatan digital seperti aplikasi peduli lindungi, serta menyegerakan suntik vaksin, demikian Sonny Harry B. Harmadi .
Baca juga: Pakar: Tingginya mobilitas abai prokes picu penyebaran varian Delta
Baca juga: Anggota DPR: Masyarakat jangan lengah meski kasus COVID-19 turun
Baca juga: Wamenkes: Lonjakan COVID-19 di Kudus dan Bangkalan contoh abai prokes
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: