Kegempaan Gunung Anak Krakatau Capai 328 Kali
3 Desember 2010 15:40 WIB
Petugas menghitung letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) pada seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan (ANTARA/Kristian Ali)
Cinangka, Serang (ANTARA News) - Kegempaan Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda yang terekam selama 10 jam 7 menit pada Kamis mencapai 328 kali.
"Kegempaan yang kami rekam pada Jumat kemarin tidak secara keseluruhan atau seharian, karena Solar Panel, salah satu komponen alat penangkap gempa, Sismometer tidak berfungsi," kata Kepala Pos GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Jumat.
Dia menjelaskan, kegempaan yang tidak terekam secara utuh selama 1 x 24 jam itu dikarenakan Solar Panel tertutup debu vulkanik yang dikeluarkan oleh GAK. "Kalau dilihat secara fluktuatif kegempaan, masih seperti yang sudah-sudah dikisaran 600 - 700 kali," ujarnya.
Secara rinci katanya, dari jumlah total kegempaan sebanyak 328 kali, terhitung sejak pukul 06 : 59 - 17 : 06 WIB untuk vulkanik dalam (VA) sembilan kali, vulkanik dangkal (VB) 82 kali, 74 kali, 78 kali tremor letusan, tremor harmonik 16 kali, dan hembusan
sebanyak 69 kali.
"Kalau Solar Panel itu sudah tidak tertutup debu, maka kegempaan GAK akan dapat
dipantau lagi. Kami berharap hujan turun di sekitar gunung, agar Solar Panel bersih dan berfungsi," ujarnya.
Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Provinsi Jawa Barat masih merekomendasikan larangan warga untuk mendekat pada radius dua
kilometer.
"Kami masih menetapkan GAK pada level II atau `waspada`, dan kami melarang siapa pun untuk mendekat ke lokasi sampai radius dua kilometer," katanya menjelaskan.
PVMB juga katanya, meminta masyrakat untuk tetap tenang, dengan adanya status waspada GAK yang sudah berlangsung selama lebih dari satu bulan.
"Masyarakat tidak usah bingung, karena setiap kejadian sekecil apapun d atas GAK, pasti disampaikan kepada masyarakat," katanya.
(ANT/S026)
"Kegempaan yang kami rekam pada Jumat kemarin tidak secara keseluruhan atau seharian, karena Solar Panel, salah satu komponen alat penangkap gempa, Sismometer tidak berfungsi," kata Kepala Pos GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Jumat.
Dia menjelaskan, kegempaan yang tidak terekam secara utuh selama 1 x 24 jam itu dikarenakan Solar Panel tertutup debu vulkanik yang dikeluarkan oleh GAK. "Kalau dilihat secara fluktuatif kegempaan, masih seperti yang sudah-sudah dikisaran 600 - 700 kali," ujarnya.
Secara rinci katanya, dari jumlah total kegempaan sebanyak 328 kali, terhitung sejak pukul 06 : 59 - 17 : 06 WIB untuk vulkanik dalam (VA) sembilan kali, vulkanik dangkal (VB) 82 kali, 74 kali, 78 kali tremor letusan, tremor harmonik 16 kali, dan hembusan
sebanyak 69 kali.
"Kalau Solar Panel itu sudah tidak tertutup debu, maka kegempaan GAK akan dapat
dipantau lagi. Kami berharap hujan turun di sekitar gunung, agar Solar Panel bersih dan berfungsi," ujarnya.
Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Provinsi Jawa Barat masih merekomendasikan larangan warga untuk mendekat pada radius dua
kilometer.
"Kami masih menetapkan GAK pada level II atau `waspada`, dan kami melarang siapa pun untuk mendekat ke lokasi sampai radius dua kilometer," katanya menjelaskan.
PVMB juga katanya, meminta masyrakat untuk tetap tenang, dengan adanya status waspada GAK yang sudah berlangsung selama lebih dari satu bulan.
"Masyarakat tidak usah bingung, karena setiap kejadian sekecil apapun d atas GAK, pasti disampaikan kepada masyarakat," katanya.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
Tags: