Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan akan membalas dengan serangan udara dan "memukul penyerang dengan telak" seandainya Korea Utara melancarkan serangan militer lagi, kata menteri pertahanan, Jumat.

"Kita pasti akan menggunakan angkatan udara untuk melancarkan serangan balasan," kata Menteri Pertahanan baru Kim Kwan-Jin, menjawab satu pertanyaan dalam dengar pendapat di parlemen tentang apa tanggapan Korsel jika terjadi serangan lagi, sebagaimana dikutip dari AFP.

Serangan balasan militer Korsel dengan menembakkan artielri setelah Korut pada 23 November menembaki sebuah pulau perbatasan Korsel yang menewaskan dua warga sipil dan dua amrinir.

Korsel mengatakan pada saat itu kita tidak menggunakan kekuatan udara terhadap posisi-posisi artileri Korut karena khawatir situasi akan semakin tegang.

Tanggapan itu dianggapi sebagian besar pihak sebagai lemah dan menteri pertahanan sebelumnya mengundurkan diri untuk memikul tanggung jawab.

Kim mengatakan Korsel akan menggunakan haknya untuk mempertahankan diri dan "menghukum penyerang dengan telak sampai sumber permusuhan itu dimusnahkan."

Tetapi ia membantah peluang perang berskala penuh itu kecil, dan menyebut kekuatan militer Korsel dan pasukan Amerika Serikat sekutunya dan masalah-masalah dalam negeri Korut.

"Melalui pasukan gabungan AS-Korsel, kami mengamati dengan seksama semua tanda-tanda kemungkinan provokasi oleh Korut," kataya.

"Karena itu, kendatipun jika kita menanggapi dengan keras atas satu tindakan provokatif lebih jauh, akan sulit bagi Korut untuk meningkatkan menjadi perang berskala penuh."

Kim mengutip kesulitan-kesulitan ekonomi dan ketidak pastian menyangkut transisi kekuasaan dari pemimpin Kim Jong-Il kepada putranya Kim Jong-Un , sebagai faktor-faktor yang menghambat Korut ke perang berskala penuh.

Amerika Serikat menggelar 28.500 tentara di Korsel, yang secara teknis bagian dari satu Komando PBB.

Seorang pejabat Seoul mengatakan pekan lalu Korsel berencana untuk mengubah perjanjian yang sekarang untuk berkonsultasi dengan Komando PBB sebeum menggunakan jet-jet Korsel untuk perang.

Baek Seung -Joo, seorang pengamat di "Institute Korea for Defence Analyses", Jumat mengatakan Korsel menimbulkan kekhawatiran pada pihak pemimpin Korut bahwa mereka akan kehilangan nyawa jika mereka melancarakan serangan lagi.

Ia menyerukan Korsel menggelar rudal-rudal di pulau Yeonpyeong dan pulau-pulau garis depan lainnya yang dapat menghantam pos-pos komandon dalam hal terjadi provokasi bersenjata lagi.

Serangan artileri dan roket Korut terhadap pulau Yeeonpyeong adalah serangan pertama terhadap satu daerah sipil sejak Perang Korea 1950-1953.
(ANT/A024)