Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menggandeng grup band Maliq & D’Essentials meluncurkan audio drama zakat dan wakaf untuk memperkenalkan dan memberikan pemahaman mengenai zakat dan wakaf dengan target generasi muda.

"Mengedukasi milenial melalui audio drama adalah cara tepat untuk meningkatkan literasi soal zakat dan wakaf," ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag Tarmizi Tohor dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa.

Tarmizi mengatakan peluncuran audio drama adalah bagian dari rangkaian Festival Literasi Zakat Wakaf 2021 yang dimulai 31 Agustus 2021 hingga 8 November nanti.

Ia menjelaskan Maliq & D’Essentials merupakan representasi generasi muda saat ini. Dengan menggandeng kelompok musik itu diharapkan banyak generasi muda yang kemudian melek akan pentingnya zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) demi kemaslahatan bersama.

Baca juga: Tingkatkan literasi, Kemenag gelar Festival Literasi Zakat Wakaf
Baca juga: Menggarap potensi ziswaf demi kemaslahatan umat


Sementara itu, Kasubdit Edukasi, Inovasi, dan Kerja Sama Zakat dan Wakaf Kemenag Wida Sukmawati mengatakan kolaborasi Kemenag dan Maliq & D’Essentials adalah cara mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda untuk mengenal zakat dan wakaf dari sudut pandang yang berbeda.

"Karena Maliq & D’Essentials sangat digandrungi oleh generasi muda. Jadi mengapa kami menggandeng mereka dalam meluncurkan drama zakat dan wakaf," kata dia.

Wida menjelaskan audio drama zakat dan wakaf bertajuk "Berbagi Separuhnya, Kebahagiaan Sepenuhnya" adalah pertunjukan drama yang murni mengandalkan tampilan suara dan akustik.

"Untuk audio drama zakat dan wakaf akan diputar di aplikasi suara berbasis podcast, Inspigo," ujarnya.

Baca juga: Bank Indonesia nilai literasi terkait ziswaf perlu ditingkatkan
Baca juga: Wakaf uang dinilai sebagai terobosan untuk pengembangan dana abadi


Sebelumnya, Kementerian Agama menggelar Festival Literasi Zakat Wakaf sebagai bagian untuk meningkatkan literasi dan partisipasi masyarakat dalam berzakat dan berwakaf demi kemaslahatan umat.

"Dengan adanya program Festival Literasi Zakat Wakaf, masyarakat diharapkan mendapat informasi yang komprehensif sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan berzakat dan berwakaf," ujar Dirjen Bimas Islam Kamarudin Amin.

Menurut Kamarudin, berdasarkan survei indeks literasi zakat dan wakaf 2020 yang diakukan BAZNAS dan Badan Wakaf Indonesia menunjukkan angka literasi zakat hanya mencapai skor 66,78 atau masuk dalam kategori menengah.

Sementara indeks literasi soal wakaf mendapatkan skor 50,48 atau masuk dalam kategori rendah. Survei tingkat literasi ini menunjukkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya melek soal zakat dan wakaf, padahal nilai manfaat yang diberikan begitu besar dalam menjawab segala persoalan bangsa.

Baca juga: Menag: Zakat dan wakaf jadi sarana moderasi beragama
Baca juga: Generasi muda disasar Badan Wakaf Indonesia untuk literasi
Baca juga: Zakat, modal umat membantu kelompok marjinal