Bantaeng (ANTARA News) - Badan Pembangunan Internasional Kanada (Canadian International Development Agency - CIDA) akan membantu program pembangunan kehutanan sosial di Kabupaten Bantaeng.

Sebagai bukti keseriusan tersebut, CIDA menurunkan lima orang timnya untuk melihat langsung kondisi pengelolaan hutan di kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini, Kamis.

Tim yang dipimpin Jacynthe Rivard, Program Manager/Koordinator CIDA Kanada tersebut terdiri atas Marie Eve Desrochers (Ahli Ekonomi CIDA Kanada), Pande K Trimayuni (Ahli Kesetaraan Gender/Konsultan CIDA Jakarta), Gabe Ferrazzi (Ahli Tata Pemerintahan/Konsultan CIDA Kanada) dan Jamal Gawi (Ahli Lingkungan Hidup/Konsultan CIDA Jakarta).

Tim ahli tersebut diterima di ruang kerja Wakil Bupati Bantaeng HA Asli Mustadjab, yang didampingi Kepala Bappeda Zainuddin Tahir, Kepala Bidang Bina Hutan Dinas Kehutanan Rustam Thalib, Plt Kadis Pariwisata Abd Rasyid dan Staf Ahli Bupati bidang Kehutanan HM Akil.

Jacynthe Rivard mengatakan, kunjungan awal ini dimaksudkan memperoleh informasi serta ide untuk mendukung perencanaan kegiatan baru yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat berbasis sumber daya alam (SDA), terutama melalui pendekatan perhutanan sosial.

Hasil konsultasi di daerah berjuluk Butta Toa akan dipelajari kembali untuk melihat sektor yang bisa diberikan dukungan kepada Pemda, urainya. Kunjungan ke Bantaeng sendiri merupakan hasil konsultasi CIDA dengan beberapa pihak terkait di tingkat nasional.

Hasil konsultasi tersebut memperlihatkan peluang mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat berbasis SDA, khususnya bidang kehutanan. "Karena itu, kami datang untuk memperdalam pemahaman tentang situasi dan kondisi lokal sehubungan dengan pengelolaan SDA," tambahnya.

Wakil Bupati Bantaeng HA Asli Mustadjab menyambut baik perhatian CIDA terhadap daerah eks afdeling Bonthain. Kabupaten Bantaeng yang memiliki sejumlah hutan yang sedang diprogram untuk berbagai kebutuhan, termasuk hutan desa dan rencana hutan wisata.

Namun untuk mewujudkan program tersebut dibutuhkan infrastruktur yang memadai, termasuk pembinaan dan pelatihan yang direncanakan dalam bentuk sekolah lapang.

Melalui fasilitas tersebut, diharapkan akan lebih banyak tenaga yang bisa memberi perhatian terhadap hutan tropis basah yang ada di Bantaeng, tambah Kabid Bina Hutan Rustam Thalib.

Menjawab pertanyaan seputar sistem pengelolaan dan keterlibatan masyarakat, Asli Mustadjab mengatakan, dilakukan koordinasi yang melibatkan semua unsur terkait.

Bahkan ada Forum Rembuk Hutan Desa yang ketua dan sekretariatnya penduduk setempat. Forum ini juga melibatkan instansi terkait. Pemda juga sudah membentuk KPH yang bertanggungjawab langsung kepada Bupati.

KPH akan mengelola hutan Negara, baik dalam bentuk hutan produksi, maupun hutan lindung, jelas Rustam yang mengatakan, Bupati Bantaeng juga sudah mengeluarkan peraturan tentang hutan desa. (ANT/K004)