Menkes minta masyarakat tetap waspada
30 Agustus 2021 21:13 WIB
Tangkapan layar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat hadir secara virtual dalam konferensi pers PPKM di YouTube Kemenkomarvest, yang dipantau dari Jakarta, Senin (30/8/2021). ANTARA/Andi Firdaus.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin berpesan agar masyarakat tetap berhati-hati atau waspada atas situasi penurunan angka kasus terkonfirmasi positif COVID-19 serta keterpakaian tempat tidur isolasi dalam beberapa pekan terakhir.
"Kita harus eling lan waspodo (ingat dan waspada), begitu sudah turun, jangan gerusak gerusuk (sembrono) kemudian mengendorkan semuanya, sehingga naik lagi mobilitasnya dan kita mengalami lagi kenaikan lonjakan gelombang berikutnya," kata Budi Gunadi Sadikin, saat hadir secara virtual dalam konferensi pers PPKM di YouTube Kemenkomarvest, yang dipantau dari Jakarta, Senin malam.
Budi mengatakan sikap kehati-hatian itu didasari atas situasi pandemi yang masih relatif tinggi di sejumlah negara lain.
"Presiden juga menekankan bahwa harus ada strategi transisi yang jelas dari pandemi dan endemi, terutama dengan sosialisasi protokol kesehatan dan juga vaksinasi yang harus dipercepat dan kalau bisa mencapai angka 100 juta dosis di dalam akhir bulan ini," katanya.
Budi mengatakan kehadiran varian delta di sejumlah negara lain di dunia menyebabkan kenaikan kasus yang cukup tinggi, baik dari kasus konfirmasi maupun perawatan dan kematian. "Begitu pula negara-negara dengan cakupan vaksinasi lengkap yang mendekati 50 persen, bahkan di atas 50 persen," katanya.
Situasi itu, kata Budi, memberikan pesan kepada masyarakat Indonesia bahwa walaupun angka kasus sudah turun dan vaksinasi sudah mulai berjalan lancar, tetapi masyarakat harus berhati-hati.
Menurut Budi masyarakat juga perlu mengingat bahwa lonjakan kasus yang terjadi di awal Januari dan Juli 2021, semuanya disebabkan karena peningkatan mobilitas yang luar biasa yang selalu diikuti kenaikan kasus dalam sepekan atau dua pekan sesudahnya.
"Dengan kenaikan jumlah kasus yang nanti akan sampai di puncaknya dalam empat sampai delapan pekan," ujarnya.
"Kita harus eling lan waspodo (ingat dan waspada), begitu sudah turun, jangan gerusak gerusuk (sembrono) kemudian mengendorkan semuanya, sehingga naik lagi mobilitasnya dan kita mengalami lagi kenaikan lonjakan gelombang berikutnya," kata Budi Gunadi Sadikin, saat hadir secara virtual dalam konferensi pers PPKM di YouTube Kemenkomarvest, yang dipantau dari Jakarta, Senin malam.
Budi mengatakan sikap kehati-hatian itu didasari atas situasi pandemi yang masih relatif tinggi di sejumlah negara lain.
"Presiden juga menekankan bahwa harus ada strategi transisi yang jelas dari pandemi dan endemi, terutama dengan sosialisasi protokol kesehatan dan juga vaksinasi yang harus dipercepat dan kalau bisa mencapai angka 100 juta dosis di dalam akhir bulan ini," katanya.
Budi mengatakan kehadiran varian delta di sejumlah negara lain di dunia menyebabkan kenaikan kasus yang cukup tinggi, baik dari kasus konfirmasi maupun perawatan dan kematian. "Begitu pula negara-negara dengan cakupan vaksinasi lengkap yang mendekati 50 persen, bahkan di atas 50 persen," katanya.
Situasi itu, kata Budi, memberikan pesan kepada masyarakat Indonesia bahwa walaupun angka kasus sudah turun dan vaksinasi sudah mulai berjalan lancar, tetapi masyarakat harus berhati-hati.
Menurut Budi masyarakat juga perlu mengingat bahwa lonjakan kasus yang terjadi di awal Januari dan Juli 2021, semuanya disebabkan karena peningkatan mobilitas yang luar biasa yang selalu diikuti kenaikan kasus dalam sepekan atau dua pekan sesudahnya.
"Dengan kenaikan jumlah kasus yang nanti akan sampai di puncaknya dalam empat sampai delapan pekan," ujarnya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: