Cinangka, Serang (ANTARA News) - Ketinggian asap Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda sepanjang hari Rabu (1/12) mencapai 1.000 meter dan mengarah ke utara atau Lampung.

"Ketinggian asap Gunung Anak Krakatau (GAK) terlihat sangat jelas, sekitar 200 sampai 1.000 meter, berwarna putih kehitam-hitaman," kata kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Kamis.

Ia menjelaskan asap yang terkadang dapat mencapai ketinggian 1.000 meter tersebut membawa abu vulkanik dan material lainnya. "Asapnya masih mengarah ke Lampung membawa material seperti debu," ujarnya.

Sementara untuk kegempaan GAK saat ini menurut Anton, tidak bisa terpantau selama 24 jam, karena salah satu alat komponen penangkap gempa, menggunakan panel solar tidak berfungsi.

"Kami hanya bisa memantau kegempaan GAK selama 10 jam saja, selebihnya tidak terekam," katanya menambahkan.

Ia menjelaskan gempa terjadi pada hari Rabu (1/12) sejak pukul 07 :16 hingga 17:24 WIB sebanyak 417 kali, Dan kalau dijumlahkan selama 24 jam katanya, masih sama dan fluktuatif antara 600 sampai 700 kegempaan.

Secara rinci dari total kegempaan 417 kali, diantaranya, letusan 59 kali, vulkanik dalam (VA) 19 kali, vulkanik dangkal (VB) 120 kali, tremor letusan 64 kali, tremor harmonik tujuh kali, dan hembusan 148 kali.

"Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan GAK pada level II atau waspada," ujarnya.

PVMBG juga masih merekomendasikan dan melarang warga atau turis untuk mendekat pada radius dua kilometer.(*)
(ANT-152/Z003)