Indonesia terima 217,9 juta dosis vaksin dari 45 gelombang kedatangan
30 Agustus 2021 17:09 WIB
Pekerja melakukan bongkar muat Envirotainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac dari badan pesawat Garuda Indonesia setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin, (30/8/2021). Sebanyak sembilan juta dua ratus dosis bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac kembali tiba di Indonesia, yang selanjutnya dibawa ke Bio Farma Bandung. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Jakarta (ANTARA) - Lebih dari 217,9 juta dosis vaksin COVID-19 telah diperoleh Indonesia melalui 45 gelombang pengiriman dari sejumlah produsen mancanegara hingga Senin siang, kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
"Hari ini Indonesia kedatangan vaksin tahap ke-45 berupa 9,2 juta vaksin Sinovac. Vaksin dalam bentuk bahan baku membuat Indonesia memiliki lebih dari 217,9 juta dosis vaksin, baik dalam bentuk 'bulk' maupun vaksin jadi," katanya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta.
Menurut dia kedatangan vaksin tahap ke-45 berupa bahan baku dari produsen Sinovac sebanyak 9,2 juta dosis. Sebelumnya pada Jumat (27/8) Indonesia juga kedatangan total 6 juta lebih dosis vaksin jadi yang terdiri atas AstraZeneca sebanyak 1.086.000 dosis dan Sinovac sebanyak 5 juta dosis.
"Vaksin ini akan diikuti kedatangan tahap berikutnya. Semua ini ada bukti nyata bahwa pemerintah terus berupaya keras mendatangkan vaksin COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional," katanya.
Ia menambahkan, hingga Kamis (26/8), capaian vaksinasi dosis pertama di Indonesia sebanyak 28,53 persen, sedangkan vaksin dosis kedua 16,02 persen.
Muhadjir berpesan agar percepatan capaian vaksinasi harus dilakukan melalui kerja sama yang erat dari peran serta seluruh elemen bangsa.
"Karenanya pemerintah mengajak semua pihak baik organisasi kemasyarakatan, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, swasta, pelaku usaha, LSM, dan relawan bahu membahu bekerja sama demi suksesnya vaksinasi nasional," katanya.
Saat ini, kata dia, Indonesia tengah berhadapan pada suatu kenyataan untuk hidup berdampingan dengan COVID-19 dalam jangka waktu yang belum bisa dipastikan.
Menurut dia perlu kerja sama yang tinggi dari seluruh elemen bangsa dengan menerapkan protokol kesehatan dan memanfaatkan semua kemampuan termasuk teknologi digital.
"Hal ini guna mempercepat pemulihan di bidang kesehatan, ekonomi, terutama di sektor produktivitas serta untuk mengakhiri pandemi ini," katanya.
Dia juga menegaskan, pemerintah mengajak masyarakat ikut menyukseskan program vaksinasi dengan segera datang ke lokasi vaksinasi.
"Jangan pilih vaksin, karena semua vaksin sama dan berkhasiat," demikian Muhadjir Effendy.
Baca juga: Menko PMK: 15,2 juta dosis vaksin tiba dalam tiga gelombang
Baca juga: Menko PMK minta pemda tidak menumpuk vaksin di gudang
Baca juga: Menko PMK sebut pemerintah dorong percepatan pengadaan vaksin nasional
Baca juga: Menko PMK nyatakan buruh dapat prioritas divaksin COVID-19
"Hari ini Indonesia kedatangan vaksin tahap ke-45 berupa 9,2 juta vaksin Sinovac. Vaksin dalam bentuk bahan baku membuat Indonesia memiliki lebih dari 217,9 juta dosis vaksin, baik dalam bentuk 'bulk' maupun vaksin jadi," katanya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta.
Menurut dia kedatangan vaksin tahap ke-45 berupa bahan baku dari produsen Sinovac sebanyak 9,2 juta dosis. Sebelumnya pada Jumat (27/8) Indonesia juga kedatangan total 6 juta lebih dosis vaksin jadi yang terdiri atas AstraZeneca sebanyak 1.086.000 dosis dan Sinovac sebanyak 5 juta dosis.
"Vaksin ini akan diikuti kedatangan tahap berikutnya. Semua ini ada bukti nyata bahwa pemerintah terus berupaya keras mendatangkan vaksin COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional," katanya.
Ia menambahkan, hingga Kamis (26/8), capaian vaksinasi dosis pertama di Indonesia sebanyak 28,53 persen, sedangkan vaksin dosis kedua 16,02 persen.
Muhadjir berpesan agar percepatan capaian vaksinasi harus dilakukan melalui kerja sama yang erat dari peran serta seluruh elemen bangsa.
"Karenanya pemerintah mengajak semua pihak baik organisasi kemasyarakatan, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, swasta, pelaku usaha, LSM, dan relawan bahu membahu bekerja sama demi suksesnya vaksinasi nasional," katanya.
Saat ini, kata dia, Indonesia tengah berhadapan pada suatu kenyataan untuk hidup berdampingan dengan COVID-19 dalam jangka waktu yang belum bisa dipastikan.
Menurut dia perlu kerja sama yang tinggi dari seluruh elemen bangsa dengan menerapkan protokol kesehatan dan memanfaatkan semua kemampuan termasuk teknologi digital.
"Hal ini guna mempercepat pemulihan di bidang kesehatan, ekonomi, terutama di sektor produktivitas serta untuk mengakhiri pandemi ini," katanya.
Dia juga menegaskan, pemerintah mengajak masyarakat ikut menyukseskan program vaksinasi dengan segera datang ke lokasi vaksinasi.
"Jangan pilih vaksin, karena semua vaksin sama dan berkhasiat," demikian Muhadjir Effendy.
Baca juga: Menko PMK: 15,2 juta dosis vaksin tiba dalam tiga gelombang
Baca juga: Menko PMK minta pemda tidak menumpuk vaksin di gudang
Baca juga: Menko PMK sebut pemerintah dorong percepatan pengadaan vaksin nasional
Baca juga: Menko PMK nyatakan buruh dapat prioritas divaksin COVID-19
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: