Washington (ANTARA News) - Presiden Barack Obama pada hari Rabu
menunjuk seorang pakar anti-terorisme untuk memimpin upaya mengurangi
dampak penyebarluasan dokumen rahasia yang dilakukan WikiLeaks. Pakar
itu juga bertugas mencegah pengungkapan data secara tidak sah pada
masa depan.
Russel Travers, wakil direktur pertukaran informasi di Pusat
Antiterorisme Nasional, "akan memimpin upaya komprehensif untuk
mengidentifikasi dan mengembangkan pembaruan struktural yang dibutuhkan
mengingat pelanggaran WikiLeaks", jelas Gedung Putih lewat pernyataan.
Washington sedang berusaha mengendalikan dampak sejak laman Internet
WikiLeaks mengungkapkan sekitar 250.000 kawat diplomatik rahasia AS.
Banyak dari data itu mengungkapkan penilaian yang mempermalukan para
pemimpin asing.
Sementara Gedung Putih berusaha untuk mengurangi dampak pelanggaran
keamanan itu selambat-lambatnya Rabu, penunjukan Travers termasuk di
antara pertanda paling jelas bahwa pemerintah Obama akan mengambil
langkah-langkah substantif guna menghindari terulangnya kebocoran
seperti itu.
Di antara tugas-tugas barunya, Travers akan memberikan nasehat pada
staf keamanan nasional mengenai "aksi-aksi korektif, langkah-langkah
pencegahan, dan rekomendasi-rekomendasi kebijakan terkait dengan
pelanggaran itu", kata Gedung Putih.
Ia juga akan mengkoordinasikan pembicaraan-pembicaraan antarbadan
mengenai tindakan-tindakan pengembangan "berkenaan dengan teknologi
dan/atau perubahan kebijakan untuk membatasi kemungkinan kebocoran
seperti itu terjadi lagi".
Travers sebelumnya ditugasi untuk menyusun berkas informasi terkait
terorisme yang mengalir ke badan-badan AS sejak serangan 11 September
2001.
Sosok Travers menurut Washington Post adalah penjaga database
tentang kelompok-kelompok teroris dan seorang koordinator
prakarsa-prakarsa pertukaran informasi terorisme.
Pusat Anti-terorisme Nasional tempat ia bekerja termasuk di antara
beberapa badan yang gagal membongkar rencana untuk meledakkan sebuah
pesawat AS pada Hari Natal tahun lalu.
Departemen luar negeri AS telah melancarkan peninjauan kembali atas prosedur keamanannya.
"Departemen itu juga akan mengerahkan sebuah alat otomatis yang akan
mengawasi secara terus-menerus jaringan rahasia untuk mendeteksi
keganjilan-keganjilan" dan mengerahkan staf yang akan menganalisa
keganjilan-keganjilan tersebut "untuk menjamin bahwa hal itu tidak
menceminkan ancaman pada sistemnya", kata Gedung Putih.
(S008/A038)
Obama Tunjuk Pakar "Tanggulangi" WikiLeaks
2 Desember 2010 06:50 WIB
Pendiri WikiLeaks, Julian Assange. (ANTARANews/Ist).
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: