Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Rabu, meluncurkan buku "Generasi Baru Peneliti Muslim Indonesia : Kajian Islam Dalam Ragam Pendekatan" yang merupakan hasil penelitian para peneliti Islam Indonesia di Australia.

Penelitian para akademisi melalui program Kemitraan dalam Beasiswa Pendidikan Islam (PIES) dilakukan oleh lima peneliti asal Indonesia untuk melakukan penelitian di Australia dan Indonesia selama dua semester sejak 2006 di bawah bimbingan spesialis akademisi Australia.

"Kami dengan bangga meluncurkan buku yang ditulis oleh para peneliti muda Indonesia, di bawah bimbingan Profesor Emeritus Virginia Hooker, yang merupakan salah satu wujud perhatian pemerintah Australia dalam sektor pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan Islam," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty

"Australia sangat berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua kelompok Islam di Indonesia dan kami merasa bahwa komunitas Muslim merupakan bagian penting dalam hubungan dengan Indonesia," katanya.

Ia mengatakan, program PIES yang diprakarsai dan dikelola oleh Lembaga Australia - Indonesia (AII) dengan pendanaan dari AusAID serta bermitra dengan Kementerian Agama Republik Indonesia itu bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia di sektor pendidikan tinggi Islam, terutama di wilayah kawasan.

Kelima peserta program PIES 2008-2009 dari Indonesia yang menulis buku tersebut adalah Dr Naqiyah Mukhtar dari STAIN Purwokerto, Marzuki Wahid dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Septi Gumiandari dan Faqihuddin Abdul Kodir dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon, serta M. A. Adnan dari STAIN Gorontalo.

Ketua Kemitraan Australia Indonesia Profesor Tim Lindsey mengatakan bahwa meskipun Australia dan Indonesia bisa dikatakan sebagai dua negara dengan begitu banyak perbedaan, namun peluncuran buku tersebut merupakan bukti bahwa dalam perbedaan tersebut terdapat keragaman yang dapat mengisi satu sama lain.

Lindsey menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan hasil pemikiran dari banyak orang dari dua negara yang berbeda, generasi pemikir yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap hubungan kerja sama Australia - Indonesia untuk lebih erat lagi.

"Islam menekankan pentingnya mencari ilmu melalui sebuah hadis Nabi `tuntutlah ilmu walaupun harus ke negeri China`, jika jarak yang ditempuh dari Jakarta ke Sydney dapat ditempuh selama tujuh jam, maka lebih dekat daripada harus belajar ke China," katanya.

"Beberapa contoh program AII lainnya adalah Program Pertukaran Pemimpin Muslim dari masing-masing negara, sehingga dapat melihat kehidupan warga muslim di dua negara yang memiliki keberagaman tersebut," katanya.

Para peneliti yang merupakan akademisi Islam dari berbagai latar universitas di Indonesia itu memaparkan bahwa penelitian mereka berfokus terhadap perkembangan pembaruan hukum-hukum Islam di Indonesia, yang melibatkan pemikiran-pemikiran dari berbagai pendekatan sesuai dengan latar belakang keilmuan masing-masing peneliti.

Buku yang menelaah tentang proses pembaruan hukum Islam pascaorde baru tersebut terbagi menjadi tiga bagian pendekatan yaitu pendekatan politik, pendekatan ushul fiqh dan tafsir, serta pendekatan psikologi. (PPT/K004)