Magelang (ANTARA News) - Banjir lahar dingin cukup besar di Sungai Pabelan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu, menyebabkan Jembatan Pabelan, Muntilan, yang menghubungkan jalur Magelang-Yogyakarta sempat ditutup.

Berdasarkan pantauan di Magelang, arus lahar dingin yang membawa material batu dan pasir Gunung Merapi tersebut berkekuatan cukup besar dan menimbulkan suara gemuruh sehingga menyebabkan getaran di jembatan.

Seorang warga Mungkid Agung mengatakan banjir lahar dingin besar dengan ketinggian air sekitar tiga meter datang pada pukul 13.00 WIB mengakibatkan Jembatan Pabelan bergetar. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka arus lalu lintas di jembatan tersebut ditutup.

Ia mengatakan sekitar satu jam dua sisi jembatan tersebut ditutup untuk semua jenis kendaraan.

"Kendaraan tujuan Yogyakarta dialihkan melalui jalur Purworejo, karena jembatan tersebut menjadi satu-satunya akses yang menghubungkan Magelang-Yogyakarta karena Jembatan Mergowati di Mungkin kini juga ditutup untuk kendaraan roda empat karena bagian bawah fondasi jembatan telah tergerus banjir lahar," katanya.

Sekitar pukul 15.00 WIB, jembatan sisi kanan atau untuk arus Yogyakarta-Magelang mulai dibuka untuk kendaraan roda dua. Beberapa waktu kemudian kendaraan roda empat diizinkan melintas dengan sistem buka tutup untuk kedua arus kendaraan.

Jembatan sisi kiri untuk arus lalu lintas Magelang-Yogyakarta tetap ditutup karena dianggap lebih rawan karena jembatan ini hanya memiliki satu tiang pengangga.

Seiring dengan surutnya banjir lahar, jembatan sisi kiri kemudian dibuka untuk arus kendaraan.

Penutupan jembatan tersebut mengakibatkan kemacetan sekitar tiga kilometer.

Seorang warga Magelang Gandung mengatakan saat banjir getaran akibat arus lahar dingin sangat terasa dari atas jembatan.

"Banjir lahar saat ini cukup besar, bahkan di daerah Prumpung lahar sempat naik ke bantaran sungai," katanya.

Lahan di bantaran sungai yang biasa digunakan untuk penambangan pasir tersebut kini dipenuhi material bahkan rumah seorang warga setempat kemasukan lahar dingin. (*)
(U.H018/B015)