Jawa Barat sumbang kapasitas terbesar PLTS atap di Indonesia
27 Agustus 2021 15:50 WIB
Tangkapan layar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam diskusi daring bertajuk "Pemanfaatan PLTS Atap" yang dipantau di Jakarta, Jumat (27/8/2021). ANTARA/Sugiharto Purnama
Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESDM mencatat Jawa Barat sebagai provinsi dengan memiliki kapasitas daya terbesar pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di Indonesia yakni mencapai 8,84 megawatt peak (MWp).
"Kalau kita lihat sebaran 35 MWp, Jawa barat paling banyak dengan hampir 9 MWp," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam diskusi daring bertajuk "Pemanfaatan PLTS Atap" yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Setelah Jawa Barat, empat provinsi penyumbang energi surya terbesar adalah Jakarta Raya 6,99 MWp, Jawa Tengah dan Yogyakarta 5,81 MWp, Jawa Timur 4,54 MWp, dan Banten 2,31 MWp.
Dadan menjelaskan total pelanggan PLTS atap di Indonesia sampai Juli 2021 sebanyak 4.208 pelanggan dengan total daya listrik yang dihasilkan mencapai 35,56 MWp.
Sektor rumah tangga menempati porsi terbanyak dalam menggunakan PLTS atap dengan jumlah mencapai 3.300 pelanggan, disusul bisnis 299 pelanggan, sosial 255 pelanggan, pemerintah 133 pelanggan, industri 28 pelanggan, dan layanan khusus 13 pelanggan.
"Jumlah pelanggan ini sudah mulai tersebar bahkan sampai ke wilayah lain. Papua dan Papua Barat juga sudah ada yang memasang PLTS atap," ungkap Dadan.
Kementerian ESDM menargetkan kapasitas terpasang PLTS atap bisa mencapai 3,6 GW dalam kurun waktu empat tahun ke depan.
Optimalisasi pengembangan PLTS atap tersebut akan bertumpu pada sektor rumah tangga dan industri yang memiliki potensi besar dalam mendorong penggunaan energi terbarukan di Indonesia.
Berdasarkan proyeksi Kementerian ESDM, target pengembangan PLTS atap untuk sektor rumah tangga selama empat tahun ke depan memiliki potensi daya listrik sebesar 1,52 GW.
Asumsi jumlah pelanggan PLN yang akan memasang PLTS atap dengan target dua persen dari pelanggan 1.300 VA dan 10 persen dari pelanggan 2.200 VA.
Sedangkan dari sektor bisnis, pemerintah memperkirakan ada potensi 1,30 gigawatt energi surya dengan rincian 10 persen pelanggan PLN 1.300 VA sampai 14 kVA dan 20 persen pelanggan di atas 14 kVA juga memasang PLTS atap.
Baca juga: Optimalisasi PLTS atap bertumpu pada rumah tangga dan industri
Baca juga: Kementerian ESDM pacu pertumbuhan industri PLTS atap
Baca juga: Kementerian ESDM bidik kapasitas terpasang PLTS atap 3,6 GW
"Kalau kita lihat sebaran 35 MWp, Jawa barat paling banyak dengan hampir 9 MWp," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam diskusi daring bertajuk "Pemanfaatan PLTS Atap" yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Setelah Jawa Barat, empat provinsi penyumbang energi surya terbesar adalah Jakarta Raya 6,99 MWp, Jawa Tengah dan Yogyakarta 5,81 MWp, Jawa Timur 4,54 MWp, dan Banten 2,31 MWp.
Dadan menjelaskan total pelanggan PLTS atap di Indonesia sampai Juli 2021 sebanyak 4.208 pelanggan dengan total daya listrik yang dihasilkan mencapai 35,56 MWp.
Sektor rumah tangga menempati porsi terbanyak dalam menggunakan PLTS atap dengan jumlah mencapai 3.300 pelanggan, disusul bisnis 299 pelanggan, sosial 255 pelanggan, pemerintah 133 pelanggan, industri 28 pelanggan, dan layanan khusus 13 pelanggan.
"Jumlah pelanggan ini sudah mulai tersebar bahkan sampai ke wilayah lain. Papua dan Papua Barat juga sudah ada yang memasang PLTS atap," ungkap Dadan.
Kementerian ESDM menargetkan kapasitas terpasang PLTS atap bisa mencapai 3,6 GW dalam kurun waktu empat tahun ke depan.
Optimalisasi pengembangan PLTS atap tersebut akan bertumpu pada sektor rumah tangga dan industri yang memiliki potensi besar dalam mendorong penggunaan energi terbarukan di Indonesia.
Berdasarkan proyeksi Kementerian ESDM, target pengembangan PLTS atap untuk sektor rumah tangga selama empat tahun ke depan memiliki potensi daya listrik sebesar 1,52 GW.
Asumsi jumlah pelanggan PLN yang akan memasang PLTS atap dengan target dua persen dari pelanggan 1.300 VA dan 10 persen dari pelanggan 2.200 VA.
Sedangkan dari sektor bisnis, pemerintah memperkirakan ada potensi 1,30 gigawatt energi surya dengan rincian 10 persen pelanggan PLN 1.300 VA sampai 14 kVA dan 20 persen pelanggan di atas 14 kVA juga memasang PLTS atap.
Baca juga: Optimalisasi PLTS atap bertumpu pada rumah tangga dan industri
Baca juga: Kementerian ESDM pacu pertumbuhan industri PLTS atap
Baca juga: Kementerian ESDM bidik kapasitas terpasang PLTS atap 3,6 GW
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: