Surabaya (ANTARA) - "Saya tahu bahwa saya datang pada masa sulit (pandemi COVID-19)," demikian dikemukakan Konsul Jenderal (Konjen) AS di Surabaya Jonathan Alan dalam wawancara tertulis dengan ANTARA di Surabaya, Jumat.

"Saat ini saya berfokus untuk memastikan kita semua dapat melewati pandemi ini bersama-sama," tambah Konjen Alan yang baru menempati posnya di Surabaya akhir Juli lalu.

Selaku Konjen AS di Surabaya yang baru, Jonathan Alan mengaku sudah tidak sabar untuk berkenalan dengan masyarakat di wilayah timur Indonesia yang merupakan wilayah kerja dari Konsulat AS di Surabaya.

Terkait COVID-19, Alan menuturkan kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia tetap kuat. Hingga saat ini, Amerika Serikat telah memberikan lebih dari 77 juta dolar AS untuk mendukung perjuangan Indonesia melawan COVID-19.

Alan mengungkapkan bahwa AS juga telah menyalurkan 8 juta dosis vaksin Moderna ke Indonesia melalui inisiatif COVAX dalam kemitraan dengan pemerintah Indonesia dan UNICEF.

"Ini adalah jumlah sumbangan terbesar yang telah diberikan Amerika Serikat untuk satu negara," ucap Alan.

Ia menganalogikan, "Jika kita mengisi penuh stadion Liga 1 selama lima hari berturut-turut, kita bisa memvaksinasi setiap orang dengan vaksin Moderna sepenuhnya dan bahkan masih ada sisa".

Pemerintah AS juga telah memberikan kontribusi keuangan satu negara terbesar kepada Gavi, aliansi vaksin, untuk mendukung inisiatif COVAX, dengan total komitmen sebesar 4 miliar dolar AS.


"Kami juga telah menyumbangkan 1.000 ventilator buatan AS yang saat ini digunakan di 600 rumah sakit di Indonesia untuk membantu pasien dapat bertahan dan pulih. COVID-19 telah menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada negara yang dapat bertindak sendiri dalam menghadapi pandemi," kata Konjen Alan.

Karena itulah Wakil Presiden AS Kamala Harris telah meluncurkan Kantor Regional Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS di Vietnam. AS akan terus mendukung upaya pengadaan vaksin di Indonesia dan membantu Indonesia bergerak lebih dekat menuju pembukaan kembali kegiatan ekonomi dengan aman, tuturnya.

Ketika ditanya apakah warga negara Indonesia dapat mengunjungi AS pada masa pandemi/PPKM ini? Apabila iya, apa saja syaratnya?

Konjen Alan menjelaskan bahwa pemerintah AS mewajibkan semua penumpang udara yang memasuki Negeri Paman Sam untuk menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif yang diambil dalam tiga hari kalender sebelum keberangkatan atau bukti pemulihan dari COVID-19 dalam 90 hari terakhir.

Maskapai penerbangan harus mengonfirmasi hasil tes negatif atau bukti pemulihan untuk semua penumpang berusia dua tahun ke atas sebelum naik ke pesawat. Maskapai penerbangan harus menolak keberangkatan penumpang yang tidak dapat menunjukkan hasil tes COVID-19 atau bukti pemulihan tersebut.

"Situasi ini dapat berubah, jadi temukan informasi terbaru di situs perjalanan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/travelers/index.html," ujarnya.

Mengenai kerja sama pendidikan kedua negara (AS-RI), Konjen Alan menuturkan bahwa AS telah memulai kembali dan akan terus memproses visa pelajar. Siswa yang ingin membuat jadwal wawancara harus merujuk ke situs di https://travel.state.gov/content/travel/en/us-visas.html.

Pertukaran antarmasyarakat dan mobilitas pelajar tetap menjadi hal yang penting bagi keberhasilan hubungan bilateral AS dan Indonesia. Program Fulbright AS-Indonesia adalah salah satu program Fulbright terbesar di dunia, dengan banyaknya jumlah siswa penerima Fulbright di Indonesia.

"Kami juga memiliki EducationUSA, layanan gratis dari Departemen Luar Negeri yang menawarkan informasi akurat, komprehensif, dan terkini seputar kesempatan untuk belajar di lembaga pendidikan tinggi terakreditasi di Amerika Serikat. Di kawasan timur Indonesia, kami memiliki penasihat EducationUSA di Surabaya, Malang, dan Makassar yang siap membantu siswa dalam perjalanan akademis mereka," tutur Alan.

Mereka yang tertarik dapat menghubungi di surabaya@educationusa.org, malang@educationusa.org, atau makassar@educationusa.org. Siswa juga bisa membuat jadwal konsultasi virtual melalui calendly.com/educationusaindonesia.


Selama ini, AS juga telah mensponsori banyak program pertukaran dan pengembangan bagi masyarakat di kawasan timur Indonesia, seperti Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI), Youth Exchange and Study Program (YES), Study of the U.S. Institutes (SUSI), dan masih banyak lagi.

Sementara tentang kerja sama militer, Konjen Alan mengemukakan AS berkomitmen untuk memperdalam kerja sama pertahanan dengan Indonesia yang mendukung keterlibatan, pelatihan, dan latihan secara bilateral; upaya pemeliharaan perdamaian internasional, serta bantuan kemanusiaan dan bencana regional.

Kerja sama pertahanan kedua negara memberikan peluang yang sangat baik untuk pertukaran profesional dan budaya yang memperkuat kerja sama melalui pembelajaran dan pelatihan bersama. Garuda Shield 2021 merupakan salah satu komponen penting dalam upaya tersebut.

Latihan bersama ini dilaksanakan dari tanggal 4-14 Agustus 2021 di Tempat Latihan Baturaja, Amborawang, dan Makalisung yang melibatkan sekitar 1.000 Prajurit Angkatan Darat AS dan 850 Tentara Nasional Indonesia; demikian halnya dengan "Mobile Training Team Security Force Brigade" (MTT SFAB) U.S. Army yang saat ini sedang melakukan pelatihan di Bali (19 Agustus – 1 September 2021).

"Upaya bersama semacam ini memperkuat kemitraan AS-Indonesia dan memajukan kerja sama dalam mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," tuturnya.

Mengenai hubungan kerja sama Jawa Timur dengan Negara Bagian di AS? Misalnya, "sister city" atau kota kembar antara Surabaya dan Seattle, Washington?

Konjen Alan menuturkan bahwa kemitraan antara AS dan RI dapat terjalin dengan kuat karena kedua negara memiliki kemitraan di semua tingkat, baik itu di tingkat nasional, negara bagian, serta lokal; dan di semua sektor.

Selain inisiatif antarpemerintah kedua negara, AS juga memiliki berbagai perusahaan yang berinvestasi di Jawa bagian timur dan di seluruh kawasan timur Indonesia, yang mendorong visi bersama untuk pertumbuhan dan stabilitas ekonomi jangka panjang.

Pertukaran dan kolaborasi pendidikan yang dilakukan tidak hanya mengarah pada peningkatan berbagi pengetahuan, tetapi juga peluang untuk berbagi budaya, nilai-nilai, dan pengalaman.

"Melalui seni dan budaya, kita telah melihat kolaborasi menarik antara seniman AS dan Indonesia yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Bagi saya, sangat menyenangkan mengetahui bahwa saya melangkah di saat hubungan kedua negara kita sudah kuat, dan saya berharap dapat melakukan bagian saya untuk membuatnya lebih kuat lagi di bidang ini dan banyak bidang lainnya," papar Konjen Alan.