Lumajang (ANTARA News) - Pemerintah kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, menyiapkan ribuan masker untuk mengantisipasi abu vulkanik letusan Gunung Bromo yang berada di ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Lumajang, Rochani, Minggu mengatakan, pihaknya menyiapkan sebanyak 5 ribu masker untuk mengantisipasi abu vulkanik yang kemungkinan mengarah ke Kabupaten Lumajang.

"Kami sudah mendistribusikan sebanyak seribu masker di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Desa Argosari yang merupakan pemukiman Suku Tengger yang dekat dengan Gunung Bromo," paparnya.

Menurut dia, stok masker yang tersedia di Dinas Kesehatan (Dinkes) Lumajang sebanyak 10 ribu masker untuk mengantisipasi abu vulkanik, baik Gunung Bromo maupun Gunung Semeru.

"Kami menyiapkan ribuan masker untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama aktivitas gunung api di sekitar Lumajang meningkat. Kabupaten Lumajang dikelilingi tiga gunung api, yakni Gunung Semeru (3.676 mpdl), Bromo dan Lamongan," terangnya.

Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) mengalami erupsi dengan letusan minor sebanyak tiga kali, Jumat (26/11) pukul 17.22 WIB dan Sabtu (27/11) sebanyak dua kali yakni pukul 05.09 WIB dan pukul 10.00 WIB.

"Kabupaten Lumajang masih aman dari letusan Gunung Bromo, namun Satlak Penanggulangan Bencana Lumajang siaga 24 jam untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," tuturnya menjelaskan.

Menurut dia, aktivitas warga Suku Tengger di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang tidak terganggu dengan erupsi Gunung Bromo yang terjadi beberapa kali.

"Warga masih melakukan aktivitas bekerja di kebun dan ladang seperti biasanya, bahkan erupsi Gunung Bromo tidak mengusik ketenangan warga setempat," ucap Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Lumajang itu.

Pejabat sementara (Pjs) Kepala Desa Argosari, Martiam, mengatakan suku Tengger yang berada di sekitar lereng Gunung Bromo sudah terbiasa dengan aktivitas gunung api tersebut.

"Warga tidak panik dan cukup tenang, bahkan mereka masih bekerja seperti biasanya," tutur Martiam yang juga Suku Tengger itu.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa status Gunung Bromo meningkat dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) sejak Selasa (23/11) pukul 15.30 WIB.
(T.ANT-070/C004/P003)