Banda Aceh (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh akan menggunakan ruang perawatan pasien thalasemia untuk merawat pasien COVID-19 menyusul meningkatnya kasus di daerah setempat

“Pasien thalasemia dan onkologi akan dipindahkan ke gedung lain di RSUDZA,” kata Direktur RSUDZA dr. Isra Firmansyah di sela-sela menerima kunjungan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah di rumah sakit itu, Kamis.

Ia menjelaskan kunjungan Sekda Taqwallah yang didampingi Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas COVID-19 Aceh Muhammad Iswanto itu untuk melihat langsung ruangan rawatan yang akan dialihfungsikan sebagai tempat rawatan pasien COVID-19.

Ia mengatakan keputusan itu diambil terkait tren peningkatan kasus positif COVID-19 di Aceh dan banyaknya pasien COVID-19 yang ditangani rumah sakit tersebut.

“Dalam satu bulan terakhir terjadi lonjakan kasus COVID-19, sehingga angka kunjungan warga terkait kasus COVID-19 ke rumah sakit itu juga terus meningkat, baik kunjungan rawat jalan maupun rawat inap,” katanya.

Ia menyebutkan angka rawat jalan dalam seminggu ini per harinya bisa mencapai 200 sampai 300 orang. Kemudian jumlah pasien yang dirawat inap juga meningkat maksimal kemarin mencapai 175 orang.

Karena itu perlu ada upaya penambahan kapasitas dan layanan rumah sakit, baik itu penambahan ruangan, tempat tidur serta fasilitas pendukung lainnya.

Baca juga: Ratusan narapidana Lapas Lhokseumawe jalani vaksinasi COVID-19
Baca juga: Hadapi pandemi, seluruh masjid di Sabang-Aceh baca Quran dan zikir


Ia mengatakan, sesuai rencana ruang thalasemia tersebut akan bisa digunakan sebagai tempat rawatan pasien COVID-19 pada Selasa (31/8).

Pihaknya sedang melakukan berbagai persiapan, termasuk memberikan sosialisasi kepada para perawat yang selama ini menangani pasien thalasemia terkait pemindahan ruangan.

Isra juga menyampaikan, saat ini tempat tidur yang tersedia untuk pasien COVID-19 di rumah sakit itu berjumlah 208 unit.

Sementara itu setelah penggunaan ruang thalasemia, jumlah tempat tidur nantinya akan bertambah menjadi sebanyak 253.

“Saya mengimbau kepada kita semua jangan abai dengan protokol kesehatan, karena dengan menjalankan prokes secara benar maka risiko penularan baik kepada diri kita sendiri maupun kepada orang lain tidak akan terjadi,” katanya.

Baca juga: Aceh Besar dan Banda Aceh paling banyak kasus sembuh dari COVID-19
Baca juga: Aceh mulai suntikkan vaksin COVID-19 merek Moderna ke masyarakat
Baca juga: 18 kasus COVID varian delta terdeteksi di Aceh