Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa vaksin COVID-19 buatan Rusia, Sputnik-V, diperuntukkan bagi warga berusia 18 tahun ke atas.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sputnik-V, vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Rusia.

"Vaksin Sputnik untuk masyarakat berusia 18 tahun ke atas dan diberikan secara injeksi intramuskular dengan dosis 0,5 ml," kata Wiku dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, penyuntikan vaksin Sputnik dilakukan dua kali dalam rentang waktu tiga minggu.

Selain vaksin Sputnik-V, vaksin COVID-19 buatan Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer juga sudah mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM.

Wiku menjelaskan bahwa satu produk vaksin dinyatakan aman dan efektif setelah melalui berbagai tahapan pengujian dan evaluasi.

"Secara statistik umumnya hanya tujuh dari 100 atau sekitar 0,07 persen kandidat vaksin saja yang dianggap cukup mampu meneruskan ke tahap uji klinis pada manusia," katanya.

Seiring dengan berjalannya waktu, pilihan vaksin COVID-19 yang tersedia semakin banyak.

Wiku mengatakan bahwa pemerintah menjamin jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi efektif untuk menangkal infeksi virus.

"Perbedaan angka efektivitas vaksin atau kemampuan untuk membentuk kekebalan tubuh antara satu vaksin dengan vaksin lainnya bukanlah hal yang harus dikhawatirkan," katanya.

Baca juga:
BPOM terbitkan EUA vaksin Sputnik-V untuk usia di atas 18 tahun
Indonesia jadi negara ke-70 yang setuju gunakan vaksin Sputnik V