Jakarta (ANTARA) - Direktur Tenis Australia Craig Tiley pada Kamis mengatakan, penyelenggara Australian Open berencana memasukan para pemain ke dalam gelembung biosecure selama dua minggu sebelum Grand Slam tahun depan, dibanding mengikuti karantina hotel yang ketat di negara tersebut.

Pemain, pelatih, dan ofisial harus menjalani 14 hari karantina di hotel setelah mereka tiba di Australia untuk turnamen pada Februari karena pembatasan COVID-19, meskipun sebagian besar diizinkan berlatih lima jam per hari di lapangan tertutup.

"Ada banyak waktu antara sekarang dan saat kami mulai, tetapi saat ini kami berencana menyediakan gelembung selama dua minggu, di mana para pemain dapat bergerak bebas antara hotel dan lapangan," ujar Tiley pada acara Nine Network, dikutip Reuters, Kamis.

"Mereka dilindungi, mereka tetap aman di antara mereka sendiri, dan juga aman dari masyarakat.

Baca juga: Kyrgios mundur dari turnamen pemanasan US Open akibat cedera lutut

Dan setelah periode dua minggu tersebut, mereka akan keluar dan dapat bertanding di Australian Open di hadapan banyak orang.

"Sekarang kami sedang bekerja dengan pemerintah dan otoritas kesehatan tentang jumlah penonton dan seperti apa Australian Open secara khusus."

Grand Slam pertama pembuka tahun itu diadakan di Melbourne Park.

Sekitar 70 pemain Australian Open tidak dapat meninggalkan kamar hotel selama masa isolasi pada Januari lalu, setelah mereka kontak erat dengan kasus positif pada penerbangan ke Australia.

Beberapa mengeluh tentang kondisi tersebut, memicu reaksi keras dari penduduk Melbourne yang menjadi tempat lockdown paling ketat di dunia selama hampir empat bulan pada 2020.

Hanya satu pemain, Paula Badosa dari Spanyol yang dinyatakan positif virus corona.

Tiley mengatakan bulan lalu, para pemain tidak siap menjalani karantina dengan kondisi yang sama.

Baca juga: Menangi Cincinnati, Zverev geser Rafael Nadal dalam peringkat ATP

Turnamen tahun lalu diundur ke Februari karena penyelenggara tidak mendapatkan persetujuan pemerintah tepat waktu.

Penyelenggara menargetkan Januari untuk turnamen berikutnya meskipun lockdown negara bagian Victoria, di mana Melbourne adalah ibu kotanya, dan peluncuran vaksin Australia yang lambat telah mengganggu wacana tersebut.

Australia memiliki rencana yang tidak jelas untuk mulai membuka negaranya ketika 70% orang dewasa telah divaksinasi lengkap, namun kurang dari sepertiga yang telah mendapat dua dosis.

Para pemimpin negara bagian juga mengatakan mereka masih menutup perbatasan dan memerintahkan lockdown untuk menangai wabah yang merusak rencana pemerintah federal.

Tiley mengatakan dia berharap Australia dapat mencapai targetnya untuk memvaksinasi 80% orang dewasa pada November.

"Itu pasti akan membantu situasi untuk turnamen pada Januari," tambahnya.

Baca juga: Aryna Sabalenka singkirkan Osaka untuk naik ke peringkat kedua WTA
Baca juga: Udah vaksin, Halep tak lagi takut COVID-19