Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa Indonesia masih harus belajar untuk menegakkan etika publik dan mengembangkan tradisi kebijakan publik yang bertanggung jawab dalam perjuangan membangun bangsa.
"Peristiwa-peristiwa beberapa waktu lalu adalah tonggak-tonggak yang sangat berharga bagi Indonesia untuk belajar mengenai perjuangan membangun bangsa dalam menegakkan etika publik dan membangun tradisi kebijakan publik yang bertanggung jawab," kata Sri Mulyani dalam sambutan tertulis yang disampaikan saat peluncuran buku "Mengapa Sri Mulyani" di Jakarta, Jumat malam.
Ia mengatakan, sebagai orang yang pernah menerima tanggung jawab jabatan publik di Indonesia dan saat ini di lembaga internasional, yakin bahwa etika dan integritas tidak boleh dikompromikan.
"Saya tetap berkeyakinan bahwa memegang teguh etika dan menjaga integritas, merupakan suatu syarat yang tidak boleh dikompromikan," katanya.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjuang untuk memelihara nilai-nilai luhur tersebut agar tetap tumbuh kuat di Indonesia.
"Kepedulian dan ketekunan adalah unsur yang sangat berharga bagi suatu bangsa untuk bisa maju dan bermartabat," katanya.
Ia menyebutkan, dirinya sangat tersentuh dengan semangat sejumlah pihak yang secara tekun dan tidak kenal lelah ingin memberikan pencerahan dan peningkatan mutu etika publik di Indonesia.
"Salah satu wujud pencerahan itu adalah upaya Steve Susanto yang menuliskan kembali peristiwa politik lebih setahun lalu, yang menyangkut peristiwa ekonomi dua tahun lalu," katanya.
Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa jarak Indonesia dengan Washington DC tidak akan mampu melemahkan apalagi menghapuskan rasa cinta kepada Indonesia.
Sementara penulis buku "Mengapa Sri Mulyani", Steve Susanto mengatakan, penyusunan buku itu untuk memberikan pandangan yang lebih berimbang.
"Setelah Sri Mulyani ke Amerika Serikat, perdebatan masalah itu hampir tidak ada lagi, namun tidak berarti tidak ada pertanyaan yang terkait dengan soal itu," kata Steve.
Ketika ditanya apakah ada kaitannya dengan pencalonan pada Pemilu 2014, Steve mengatakan, hal itu di luar cakupan buku yang ditulisnya.
Setelah merampungkan buku ini, Steve merencanakan untuk menyusun buku kembali dan membahas keterkaitan kasus Bank Century dan Antaboga. (A039/K004)
Sri Mulyani: Etika Dan Integritas Jangan Dikompromikan
27 November 2010 07:15 WIB
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: