Yogyakarta (ANTARA News) - Omzet penjualan pakaian batik para pedagang di Pasar Beringharjo Yogyakarta mulai meningkat hingga 10 persen sejak radius bahaya Gunung Merapi dipersempit.

"Sejak radius bahaya Merapi dikurangi, omzet penjualan pakaian batik mulai meningkat, dan pendapatan kami juga meningkat dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya," kata salah seorang pedagang pakaian batik di Pasar Beringharjo Sutomo, di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, sejumlah wisatawan mancanegara juga mulai tampak mengunjungi pasar ini. "Kondisi pasar mulai ramai, termasuk kedatangan para wisatawan di pasar ini sejak dibukanya kembali Bandara Adisutjipto Yogyakarta," katanya.

Ia mengatakan omzet penjualan sebelumnya rata-rata hanya Rp500 ribu per hari, sekarang sudah mencapai rata-rata Rp800 ribu per hari. "Wisatawan domestik juga banyak yang mengunjungi Pasar Beringharjo untuk membeli pakaian batik," katanya.

Hal senada juga dikatakan oleh pedagang pakaian batik lainnya, Karyati, bahwa omzet penjualannya mulai meningkat sejak Bandara Adisutjipto dibuka kembali, dan diinformasikannya kondisi Yogyakarta aman dikunjungi.

"Peningkatan penjualan memang belum signifikan, tetapi setiap hari ada peningkatan meskipun sedikit. Dibandingkan dengan kondisi setelah Merapi meletus, omzet penjualan menurun dan pasar sepi," katanya.

Karyati mengatakan penurunan omzet penjualan mencapai 30 persen, dan kerugian cukup signifikan. "Bahkan pasokan pakaian batik untuk stok sempat terhenti karena terkendala transportasi, terutama pakaian batik dari Pekalongan," katanya.

"Saat ini kami kekurangan stok pakaian batik, karena pengiriman terhenti gara-gara pengambilan sebelumnya belum kami bayar akibat modal tidak mencukupi setelah mengalami kerugian pascaerupsi Merapi," katanya.(ANT-161/K004)