Geliat pariwisata Indonesia diharap terjadi tahun 2022
26 Agustus 2021 13:59 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meninjau destinasi wisata Waterbom Bali, Kuta, Badung, Bali, Kamis (25/2/2021). (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Jakarta (ANTARA) - Industri pariwisata di Indonesia diprediksi akan menggeliat pada 2022 yang didorong oleh wisatawan domestik, namun masih perlu waktu bila berharap dari wisatawan mancanegara.
"Kalau pemerintah sudah menyatakan pandemi bisa dikendalikan, ada pelonggaran signifikan jadi berbagai aktivitas ekonomi bisa dibuka lagi, pariwisata akan menggeliat," kata pengamat pariwisata Jajang Gunawijaya kepada ANTARA.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik (LPPSP) FISIP Universitas Indonesia itu memprediksi wisatawan dalam negeri yang menjadi tumpuan dalam membantu geliat industri kembali normal.
Keinginan masyarakat untuk berwisata ke berbagai daerah di Tanah Air akan terlaksana ketika kondisi dinyatakan aman untuk bepergian kelak. Ini akan membantu destinasi-destinasi wisata di Indonesia kembali bangkit.
"Kalau untuk wisatawan mancanegara, butuh waktu lebih lama lagi. Bisa 1-2 tahun untuk kembali normal karena imbas dari pandemi berkepanjangan merusak struktur ekonomi masyarakat di luar negeri, termasuk dari negara yang banyak berwisata ke Indonesia," jelas dia.
Untuk menantikan datangnya kembali wisatawan mancanegara, prosesnya lebih memakan waktu karena perekonomian negara-negara lain juga belum pulih sepenuhnya. Padahal, wisatawan asing yang ingin berlibur ke luar negeri harus jauh-jauh hari mempersiapkan keuangan sebelum berwisata.
Berbeda dengan wisatawan domestik yang lebih fleksibel untuk berlibur di dalam negeri kapan pun mereka mau selama ada kesempatan.
Di tengah kondisi yang belum pasti, persiapan untuk liburan juga menjadi molor. Orang-orang juga belum bisa memprediksi kapan pandemi akan berakhir atau bisa dikendalikan sepenuhnya, jadi persiapan keuangan untuk berlibur juga belum dilakukan.
"Makanya kalau tahun 2022 pandemi bisa dikendalikan, belum tentu wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia karena mereka perlu menabung dulu, lalu ekonomi negara yang bersangkutan pun belum normal," ujar dia.
Faktor lainnya yang tak kalah penting adalah mengembalikan kepercayaan wisatawan mancanegara terhadap upaya Indonesia mengendalikan COVID-19 yang mempengaruhi kondisi lingkungan yang akan mereka datangi. Kondisi normal di mana wisatawan mancanegara berdatangan ke Indonesia seperti dulu diharap bisa terjadi dalam dua tahun mendatang.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan tren pariwisata semasa pandemi COVID-19 berubah dengan lebih mengedepankan wisata yang aman dari penyebaran virus dan lebih pribadi. Masyarakat diprediksi akan menyukai wisata yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan mereka secara spesifi, lebih menjurus kepada kearifan lokal (localize), wisata yang dilakukan bersama dengan keluarga (personalize), dan dilakukan tidak berbondong-bondong atau dalam jumlah yang lebih sedikit (smaller size).
Wisata minat khusus seperti pendakian gunung, olahraga arung jeram hingga ekowisata selalu punya peminat setia yang siap "beraksi" begitu pemerintah memberikan lampu hijau untuk kembali beraktivitas, kata Jajang. Harapan masayarakt untuk berwisata diyakini sangat tinggi, yang tersisa adalah kesabaran untuk menanti kondisi aman untuk bepergian.
Baca juga: Tingkat vaksinasi disebut akan dorong pembukaan kembali pariwisata
Baca juga: Disparekraf DKI: Pekan Film Jakarta untuk jaga keberlangsungan
Baca juga: Pengamat: Sertifikasi CHSE tingkatkan daya saing
"Kalau pemerintah sudah menyatakan pandemi bisa dikendalikan, ada pelonggaran signifikan jadi berbagai aktivitas ekonomi bisa dibuka lagi, pariwisata akan menggeliat," kata pengamat pariwisata Jajang Gunawijaya kepada ANTARA.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik (LPPSP) FISIP Universitas Indonesia itu memprediksi wisatawan dalam negeri yang menjadi tumpuan dalam membantu geliat industri kembali normal.
Keinginan masyarakat untuk berwisata ke berbagai daerah di Tanah Air akan terlaksana ketika kondisi dinyatakan aman untuk bepergian kelak. Ini akan membantu destinasi-destinasi wisata di Indonesia kembali bangkit.
"Kalau untuk wisatawan mancanegara, butuh waktu lebih lama lagi. Bisa 1-2 tahun untuk kembali normal karena imbas dari pandemi berkepanjangan merusak struktur ekonomi masyarakat di luar negeri, termasuk dari negara yang banyak berwisata ke Indonesia," jelas dia.
Untuk menantikan datangnya kembali wisatawan mancanegara, prosesnya lebih memakan waktu karena perekonomian negara-negara lain juga belum pulih sepenuhnya. Padahal, wisatawan asing yang ingin berlibur ke luar negeri harus jauh-jauh hari mempersiapkan keuangan sebelum berwisata.
Berbeda dengan wisatawan domestik yang lebih fleksibel untuk berlibur di dalam negeri kapan pun mereka mau selama ada kesempatan.
Di tengah kondisi yang belum pasti, persiapan untuk liburan juga menjadi molor. Orang-orang juga belum bisa memprediksi kapan pandemi akan berakhir atau bisa dikendalikan sepenuhnya, jadi persiapan keuangan untuk berlibur juga belum dilakukan.
"Makanya kalau tahun 2022 pandemi bisa dikendalikan, belum tentu wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia karena mereka perlu menabung dulu, lalu ekonomi negara yang bersangkutan pun belum normal," ujar dia.
Faktor lainnya yang tak kalah penting adalah mengembalikan kepercayaan wisatawan mancanegara terhadap upaya Indonesia mengendalikan COVID-19 yang mempengaruhi kondisi lingkungan yang akan mereka datangi. Kondisi normal di mana wisatawan mancanegara berdatangan ke Indonesia seperti dulu diharap bisa terjadi dalam dua tahun mendatang.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan tren pariwisata semasa pandemi COVID-19 berubah dengan lebih mengedepankan wisata yang aman dari penyebaran virus dan lebih pribadi. Masyarakat diprediksi akan menyukai wisata yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan mereka secara spesifi, lebih menjurus kepada kearifan lokal (localize), wisata yang dilakukan bersama dengan keluarga (personalize), dan dilakukan tidak berbondong-bondong atau dalam jumlah yang lebih sedikit (smaller size).
Wisata minat khusus seperti pendakian gunung, olahraga arung jeram hingga ekowisata selalu punya peminat setia yang siap "beraksi" begitu pemerintah memberikan lampu hijau untuk kembali beraktivitas, kata Jajang. Harapan masayarakt untuk berwisata diyakini sangat tinggi, yang tersisa adalah kesabaran untuk menanti kondisi aman untuk bepergian.
Baca juga: Tingkat vaksinasi disebut akan dorong pembukaan kembali pariwisata
Baca juga: Disparekraf DKI: Pekan Film Jakarta untuk jaga keberlangsungan
Baca juga: Pengamat: Sertifikasi CHSE tingkatkan daya saing
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: