Probolinggo (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, memantau langsung kondisi Gunung Bromo dari Lava View di Probolinggo, Jawa Timur, Kamis pagi.

Hal itu dilakukan untuk melihat secara kasat mata aktivitas Gunung Bromo dari jarak sekitar tiga kilometer menyusul meningkatnya aktivitas hingga dinaikkan status menjadi "Awas" atau level IV.

Menko Kesra Agung Laksono juga meninjau Pos Pengamatan Gunung Bromo di Ngadisari, Cemorolawang, Probolinggo untuk mengetahui data aktivitas gunung tersebut.

Data terakhir menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Bromo mengalami gempa tremor vulkanik antara 26-30 mm atau menurun antara 2-5 mm.

Menko Kesra mengatakan, penanganan Gunung Bromo harus dilakukan sebaik mungkin, karena kawasan tersebut adalah daerah wisata.

Ia mengingatkan, penanganan Gunung Bromo harus dilakukan dengan baik sejak dini agar tidak menimbulkan dampak ekonomi bagi masyarakat, khususnya sektor wisata.

Kepada masyarakat setempat, ia juga mengimbau agar mematuhi semua kebijakan yang dikeluarkan pejabat berwenang, khususnya soal jarak aman dan mengungsi jika diharuskan.

Sebelumnya, Menko Kesra ketika berada di Pendapa Kabupaten Probolinggo, Rabu (24/11) malam, mendapat paparan tentang aktivitas Gunung Bromo yang menjadi primadona dan ikon pariwisata Jawa Timur tersebut.

Dalam paparan itu, Pemerintah Kabupaten Probolinggo dilaporkan telah menyediakan beberapa titik pengungsian sebagai langkah antisipasi penanggulangan jika terjadi bencana.

Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Bromo di Ngadisari, Cemorolawang, Probolinggo, aktivitas gempa vulkanik meningkat sejak 8 November 2010.

Sejak 8 November 2010 mulai tercatat Tremor Vulkanik dan status kegiatan Gunung Bromo meningkat terus, sehingga akhirnya dinaikkan statusnya menjadi "Awas" (Level IV) pada 23 November 2010 pukul 16.30 WIB.

Gunung Bromo secara administratif terletak di Kabupaten Probolinggo, dan memiliki tinggi puncaknya 2.329 mdpl (meter dari permukaan laut).

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Probolingo, Tutug Edi Utomo, mengatakan, sejak aktivitas Gunung Brimo meningkat, jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut menurun.

Awal November lalu, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung sekitar 50 orang/hari, dan 100 wisatawan domestik, namun kini menurun sekitar 40-50 persen/hari.

Bahkan, sejak Selasa (23/11) setelah status Gunung Bromo level dua, karena pagi dinyatakan siaga, tapi sore harinya menjadi berstatus awas dan tertutup sehingga tidak ada penarikan karcis masuk ke kawasan lautan pasir itu.

(KR-MSW/S019/E011/S026)