Jakarta, 25/11 (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Jaksa Agung, Darmono, menyatakan bahwa tidak akan terjadi perlawanan di institusi Kejaksaan Agung apabila Jaksa Agung yang dipilih oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono nantinya berasal dari kalangan eksternal.

"Saya kira itu tidak ada," ujar Darmono sebelum mengikuti rapat kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Meski demikian, menurut dia, semua pejabat eselon satu yang berada di Kejaksaan Agung, termasuk dirinya adalah kandidat kuat Jaksa Agung untuk menggantikan Hendarman Supandji.

Darmono mengaku sampai saat ini belum dihubungi oleh Presiden Yudhoyono untuk dipilih menjadi Jaksa Agung.

"Saya belum tahu. Sabar ya sampai menunggu adanya pengumuman resmi dari Presiden," ujarnya.

Menteri Sekretaris Negera Sudi Silalahi sebelumnya sempat mengatakan, Presiden Yudhoyono kemungkinan pekan ini akan mengumumkan Jaksa Agung terpilih untuk menggantikan Hendarman Supanji.

Di antara nama-nama pejabat eselon satu Kejagung, nama Darmono dan Marwan Effendy cukup banyak disebut-sebut bakal mengisi jabatan jaksa agung.

Darmono dikenal saat menjadi anggota Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum yang bekerja di bawah presiden.

Karir Darmono cukup cepat sejak menjadi kepala Kejati DKI Jakarta Oktober 2006, kemudian menjadi inspektur Pidsus dan Datun, Kapusdiklat, Jamwas, Jambin, hingga pada Desember 2009 menjadi wakil jaksa agung.

Pada tanggal 24 September 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan keputusan presiden yang memberhentikan Hendarman Supandji sebagai Jaksa Agung dan sejak itu Darmono bertindak sebagai pejabat sementara Jaksa Agung.

Sementara itu, Marwan dikenal saat menjabat Jaksa Agung Muda bidang Pidana Khusus (Jampidsus), setelah sebelumnya juga sempat menjabat sebagai Kepala Kejati Jatim dan Kapusdiklat.
(T.D013*P008/A041/P003)