Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI menggagas pembangunan infrastruktur logistik vaksin nasional dengan rantai dingin sampai minus 80 derajat Celcius melalui kerja sama dengan Unicef.

"Kami sudah menerima batch pertama dari vaksin Pfizer hasil kerja sama business to business dengan Pfizer sebesar 1,5 jutaan dan memang vaksin Ini membutuhkan jalur distribusi rantai dingin yang berbeda," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri kegiatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI yang dipantau secara virtual dari Jakarta, Rabu.

Budi mengatakan kedatangan vaksin COVID-19 Pfizer di Indonesia memerlukan pembangunan infrastruktur logistik vaksin nasional dengan rantai dingin sampai minus 80 derajat Celcius.

"Sebenarnya vaksin datang ke kita dalam suhu minus 80 derajat Celcius itu bisa ditahan, disimpan selama enam bulan. Kalau kemudian kita kirim ke kabupaten dan kota yang memang sekarang sudah memiliki infrastruktur logistik penyimpanan rantai dingin 25 derajat Celcius, itu bisa dilakukan namun hanya bisa bertahan dua pekan," katanya.

Vaksin tersebut, kata Budi, kemudian dipindahkan ke boks khusus yang normal dipakai pada proses vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan dengan masa simpan dalam kondisi suhu 2 sampai 8 derajat Celcius selama empat pekan.

Baca juga: Menkes: Vaksin yang didatangkan pada Desember 2020 habis terpakai

Baca juga: Menkes: Peningkatan kapasitas laboratorium perkuat penanganan COVID-19


"Melihat progresnya seperti ini, kami menyimpulkan bahwa sebenarnya vaksin Pfizer itu selama kita memiliki kepastian dapat disuntikkan dalam jangka waktu enam pekan, kita bisa menggunakan jalur logistik rantai dingin yang ada sekarang," katanya.

Untuk bisa memperkuat jalur distribusi logistik rantai dingin, kata Budi, pemerintah sudah memutuskan membeli 55 unit tempat penyimpanan khusus yang bisa sampai minus 80 derajat Celcius melalui Unicef.

Sebagai organisasi dunia yang memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan kesejahteraan jangka panjang kepada anak-anak, kata Budi, Unicef telah melakukan distribusi vaksin dalam jumlah miliaran setiap tahun untuk program vaksinasi anak-anak di semua pelosok bumi.

"Jadi kami membeli langsung lewat mereka karena harganya bisa jauh lebih murah dan ketersediaannya lebih cepat. Rencananya kita akan distribusikan ke seluruh 34 ibukota provinsi sehingga bisa menjadi hub-hub penyimpanan vaksin yang membutuhkan rantai dingin sampai minus 80 derajat Celcius," katanya.

Kemenkes juga sudah melobi Covax-Gavi untuk mendapatkan hibah 17 unit alat penyimpanan rantai dingin yang akan tiba pekan depan di Indonesia. "Kita akan taruh sementara di Bio Farma dan di Kementerian Kesehatan sebelum kita kirim ke daerah-daerah," katanya.

Baca juga: Menkes: Penyimpanan rantai dingin kendala distribusi vaksin COVID-19

Baca juga: Menkes: Patuh prokes akan buat kesehatan-ekonomi jalan bersama