Brisbane (ANTARA News) - Pihak Kepolisian Selandia Baru mengumumkan bahwa hampir bisa dipastikan semua penambang yang terjebak di lokasi penambangan batu bara di Sungai Pike, Selandia Baru, telah tewas setelah ledakan kedua terjadi Rabu pukul 2.37 sore waktu setempat.

Kepala Polisi Selandia Baru Gary Knowles dan bos perusahaan tambang Sungai Pike Peter Whittall telah mengumumkan lewat media massa bahwa ledakan kedua hari ini memupuskan peluang membawa keluar para penambang dari lokasi tambang yang meledak pada hari Jumat (18/11) pekan lalu.

Laman harian New Zealand Herald memberitakan Rabu petang bahwa lokasi penambangan Sungai Pike berada sekitar 46 km utara kota Greymouth, berseberangan dengan Paparoa Ranges dari arah lokasi tambang Strongman yang pada Januari 1967 menelan korban 19 orang penambang tewas.

Kini setelah 43 tahun berselang, komunitas di Greymouth kembali berduka karena mereka telah kehilangan 29 orang penambang, yang dua di antaranya berkewarganegaraan Australia.

Kecelakaan fatal di lokasi penambangan batu bara di Selandia Baru terjadi pada tahun 1896 di lokasi tambang Brunner, sekitar 25 km dari Sungai Pike. Dua proyek ini ternyata menggali blok batu bara yang sama.

Pada 1896, korban tewas mencapai 65 orang dan ini disebut-sebut sebagai kecelakaan industri terbesar dalam sejarah negeri tersebut.

Diduga peledakan liar terjadi di lokasi bekas penggalian yang kemudian memantik munculnya ledakan gas metana yang sangat beracun.

(E012/M016/S026)