Banda Aceh (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Aceh ikut berperan serta dalam menyelamatkan kelestarian terumbu karang di kawasan perairan Ujong Pancu, Kabupaten Aceh Besar.

“Salah satu peran serta dan dukungan PLN untuk pelestarian lingkungan yakni terumbu karang dengan mengalokasikan bantuan dari Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL),” kata Manager Komunikasi dan TJSL PLN UIW Aceh T Bahrul Halid di Aceh Besar, Selasa.

Ia menjelaskan lingkungan bawah laut harus diselamatkan dan dijaga sebagai sumber utama kehidupan ikan dan biota lainnya serta dapat mendongkrak ekonomi masyarakat.

Baca juga: Tapaktuan Diving Club tanam terumbu karang di Aceh Selatan

Ia mengatakan dengan pelestarian terumbu karang tersebut, daerah Ujong Pancu akan dikunjungi wisatawan dari dalam maupun luar negeri khususnya untuk pecinta olahraga diving maupun snorkeling.

Kegiatan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk ekosistem terumbu karang serta kawasan konservasi perairan bawah laut.

“Kami berharap dengan dibantu program tersebut, terumbu-terumbu karang tersebut akan tumbuh dan terjaga lebih baik lagi,” kata Bahrul yang turut didampingi Asman TJSL PLN UIW Aceh, Rahmad Ardiansyah.

Baca juga: KAWAL Papua Barat proses hukum kapal penabrak terumbu karang

Baca juga: BTNK dalami dugaan pencurian terumbu karang di kawasan TN Komodo


Direktur Yayasan Lamjabat Nanggroe Aceh Darussalam, Yahdi Istent di sela-sela menerima bantuan dari PT PLN UIW Aceh tersebut mengatakan terumbu karang Ujong Pancu setelah tsunami sampai dengan tahun 2010 tumbuh dengan subur dan sangat indah dipandang.

Namun sekitar tahun 2015 sampai dengan 2016 mulai terjadi pemutihan, diserang jamur akibat suhu air laut naik, kondisi diperparah dengan badai (angin dan ombak utara).

Kerusakan terumbu karang makin parah, sejak tahun 2018 mulai muncul bintang berduri, kemudian pada 2020 mulai berkembang biak bulu babi. Kehadiran bulu babi mengakibatkan rusaknya ekosistem terumbu karang.

Baca juga: Pakar IPB jelaskan berbagai upaya transplantasi terumbu karang

Baca juga: Pakar IPB: Kolaborasi jadi kunci penting untuk teliti terumbu karang