Menneg BUMN: Terlalu Dini Menilai IPO Garuda Mundur
23 November 2010 15:31 WIB
Sejumlah calon penumpang maskapai Garuda Indonesia mengantre untuk cek-in, di Terminal 2F, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (22/11) malam. (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, masih terlalu dini untuk menyebutkan apakah rencana penawaran saham perdana (IPO) PT Garuda Indonesia mundur atau tidak, karena proses IPO masih terus berlangsung.
"Terlalu pagi menyebutkan (IPO) mundur atau terus, karena masih harus menunggu berbagai hasil laporan pada hari-hari yang akan datang," kata Mustafa di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Salah satu faktor yang tentu saja bisa mempengaruhi rencana IPO adalah kondisi layanan perusahaan seperti gangguan sistem operasional penerbangan Garuda.
Seperti diketahui, sejak Minggu (21/11), jadwal penerbangan Garuda mengalami gangguan, yang mengakibatkan sejumlah penerbangan dibatalkan.
Kejadian itu dipicu ketika Garuda, mengaplikasikan sistem baru operasional penerbangan yang teringerasi, "Integrated Operational Control System".
Menurut Mustafa, dirinya selaku kuasa pemegang saham, sudah meminta manajemen Garuda membuat laporan komprehensif untuk dijadikan bahan evaluasi terhadap kasus migrasi sistem tersebut.
"Akan kita evaluasi. Kemarin kami sudah memanggil Dirut dan Komisaris Garuda. Mereka sudah memberikan penjelasan atas apa yang terjadi sebenarnya," tegas Mustafa.
Menurut rencana, IPO Garuda akan terealisasi pada kuartal I 2011.
Pada tahap pertama, perusahaan penerbangan plat merah ini akan melepas saham sebesar 30 persen, dari total 40 persen saham yang disetujui DPR. Adapun perkiraan dana yang akan diserap dari hasil IPO tersebut berkisar 300 juta dolar-400 juta dolar.
Mustafa menambahkan, sejauh ini seluruh proses berjalan seperti biasa. "Kita masih bekerja sesuai jadwal dan ketentuan. Sementara masih seperti itu," katanya.
(R017/B010)
"Terlalu pagi menyebutkan (IPO) mundur atau terus, karena masih harus menunggu berbagai hasil laporan pada hari-hari yang akan datang," kata Mustafa di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Salah satu faktor yang tentu saja bisa mempengaruhi rencana IPO adalah kondisi layanan perusahaan seperti gangguan sistem operasional penerbangan Garuda.
Seperti diketahui, sejak Minggu (21/11), jadwal penerbangan Garuda mengalami gangguan, yang mengakibatkan sejumlah penerbangan dibatalkan.
Kejadian itu dipicu ketika Garuda, mengaplikasikan sistem baru operasional penerbangan yang teringerasi, "Integrated Operational Control System".
Menurut Mustafa, dirinya selaku kuasa pemegang saham, sudah meminta manajemen Garuda membuat laporan komprehensif untuk dijadikan bahan evaluasi terhadap kasus migrasi sistem tersebut.
"Akan kita evaluasi. Kemarin kami sudah memanggil Dirut dan Komisaris Garuda. Mereka sudah memberikan penjelasan atas apa yang terjadi sebenarnya," tegas Mustafa.
Menurut rencana, IPO Garuda akan terealisasi pada kuartal I 2011.
Pada tahap pertama, perusahaan penerbangan plat merah ini akan melepas saham sebesar 30 persen, dari total 40 persen saham yang disetujui DPR. Adapun perkiraan dana yang akan diserap dari hasil IPO tersebut berkisar 300 juta dolar-400 juta dolar.
Mustafa menambahkan, sejauh ini seluruh proses berjalan seperti biasa. "Kita masih bekerja sesuai jadwal dan ketentuan. Sementara masih seperti itu," katanya.
(R017/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
Tags: