Jakarta (ANTARA) - Serasa ada kabar baik di tengah pandemi ketika
Presiden Joko Widodo pada 23 Agustus 2021 meresmikan 6 ruas jalan tol dalam kota atau tol layang dalam kota Jakarta segmen Kelapa Gading - Pulo Gebang sepanjang 9,3 kilometer (km).

Ruas jalan tol tersebut melengkapi jalan tol metropolitan Jabodetabek dan merupakan bagian dari jalan tol lingkar dalam dan lingkar luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR).

Presiden Joko Widodo sendiri berharap kecepatan distribusi logistik akan semakin baik dan daya saing komoditas-komoditas juga diharapkan semakin meningkat. Pasalnya, jalan tol tersebut mendukung keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Marunda dan Pelabuhan Tanjung Priok.

Upaya ini diyakini benar akan memperkuat, meningkatkan daya saing Indonesia, dan juga utamanya mobilitas orang di Jakarta akan makin baik, mobilitas barang antara Kota Jakarta dengan sekitarnya juga akan makin baik.

Dalam pembangunan Jalan Tol Kelapa Gading - Pulo Gebang tersebut, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) yang diketuai Menko Perekonomian Airlangga Hartarto telah mendukung proses pembangunan infrastruktur di Ibukota Negara.

KPPIP misalnya memberikan dukungan penuh dengan melakukan prioritas anggaran pengadaan tanah serta debottlenecking permasalahan.

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian sekaligus Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Wahyu Utomo, mengatakan jalan tol tersebut dibangun untuk menunjang konektivitas antar Pelabuhan Tanjung Priok dari KEK Marunda, sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik dan memperlancar kegiatan ekspor.

Pembangunan Jalan Tol Kelapa Gading - Pulo Gebang itu menggunakan skema pembiayaan bauran, baik antara kementerian dengan BUMN maupun antara kementerian dan BUMN dengan pihak swasta atau Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Pemerintah merencanakan pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota Jakarta sepanjang 69,78 Km. Pembangunan jalan tol tersebut dibagi menjadi 3 tahapan. Pada tahap pertama mencakup segmen Kelapa Gading - Pulo Gebang sepanjang 9,3 Km serta Kelapa Gading - Semanan sepanjang 20,38 Km.

Pada peresmian tersebut Presiden didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Komisaris Utama PT Jakarta Tollroad Development Trisno Muljadi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa kehadiran jalan tol yang terhubung dengan kawasan produktif, seperti kawasan industri, pariwisata, bandara, dan pelabuhan akan dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Pembangunannya sendiri dimulai sejak Februari 2017 dengan progres konstruksi mencapai 98,8 persen, dan ditargetkan selesai pada Juli 2021.

Pembangunan Jalan Tol Layang Dalam Kota Jakarta atau sering disebut dengan enam ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, merupakan proyek strategis nasional sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56/2018.

Kehadiran enam ruas Jalan Tol Dalam Kota yang baru ini untuk mengurangi kemacetan di Ibu Kota. Secara keseluruhan, ruas tol membentang sepanjang 69,77 km dengan mengadopsi konstruksi jalan layang yang terintegrasi dengan transportasi umum Bus Rapid Transit (BRT).

Percepatan distribusi
Keberadaan tol tersebut ke depan diharapkan akan mendorong percepatan distribusi logistik di ibu kota. Dan untuk tahap awal, masyarakat dapat menikmati jalan tol tersebut secara gratis.

Sebab Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan menggratiskan tarif ruas Tol Kelapa Gading–Pulo Gebang sejak resmi dioperasikan pada 24 Agustus 2021 pukul 00.00 WIB hingga dua pekan mendatang.

Dengan pengumuman tersebut, maka bisa dipastikan ruas tol yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo itu baru akan menerapkan tarif pada pertengahan September 2021.

BPJT pun meminta masyarakat agar bisa memanfatkan secara optimal dari pembebasan tarif ruas tol yang memiliki panjang 9,29 kilometer tersebut.

Jalan Tol Kelapa Gading-Pulo Gebang merupakan bagian dari Jalan Tol Semanan-Sunter-Pulo Gebang yang memiliki panjang 29,67 kilometer.

Konstruksi jalan bebas hambatan tersebut diyakini akan mampu menyerap investasi sampai dengan Rp20,73 triliun melalui biaya konstruksi sebesar Rp12,37 triliun.

Dalam jaringan enam ruas Tol DKI Jakarta, ruas selanjutnya yang siap untuk dibangun yakni Semanan-Grogol yang memiliki panjang 9,5 kilometer. Ruas tersebut merupakan bagian dari jalan Tol Semanan-Kelapa Gading sepanjang 20,38 kilometer.

Sementara, untuk ruas Duri Pulo-Kampung Melayu (12,56 kilometer) dan Kemayoran-Kampung Melayu (9,6 kilometer) akan masuk dalam konstruksi tahap II.

Sedangkan, ruas Ulujami-Tanah Abang (8,7 kilometer) dan Pasar Minggu-Casablanca (9,16 kilometer) akan masuk pada konstruksi tahap III.

PT Jakarta Tollroad Development selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk enam ruas Tol DKI Jakarta memiliki saham tol tersebut hingga 99,9999 persen. Sementara itu, PT PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. dan PT Jakarta Propertindo memiliki saham masing-asing sekitar 0,00005 persen.

Pengembangan enam ruas tol tersebut menyita perhatian publik dan dinilai cukup menarik bagi investor, sebab sebagian besar pembiayaan jalan bebas hambatan itu berasal dari Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Secara keseluruhan dampak dari pembangunan jalan tol memang akan berpengaruh nyata terhadap semakin mudahnya akses transportasi antar daerah, sehingga aktivitas bisnis juga bisa berjalan dengan lebig lancar. Dampak keuntungan ikutannya adalah terbukanya lapangan kerja dan meningkatkan aktivitas ekonomi rakyat.

Dari situ kemudian diharapkan ada pemicu bagi pemulihan dan kebangkitan perekonomian bangsa ini yang telah lama terlanda badai pandemi. Sebab pembangunan jalan merupakan investasi jangka panjang yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.