Ide Proklamator terkait ekonomi rakyat perlu untuk pemulihan ekonomi
23 Agustus 2021 19:49 WIB
Tangkapan layar webinar Internalisasi Pemikiran Bung Karno dan Bung Hatta dengan tema "Literasi Kebangsaan Memperkokoh Nasionalisme dan Mempercepat Pemulihan Ekonomi Berbasis Koperasi", yang dipantau di Jakarta, Senin (23/8/2021). ANTARA/Dokumentasi Pribadi.
Jakarta (ANTARA) - Gagasan dan pemikiran Proklamator bangsa yakni Ir Soekarno dan Mohammad Hatta mengenai ekonomi kerakyatan sangat relevan untuk diterapkan pada saat ini terutama dalam pemulihan ekonomi, kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.
“Bung Karno melalui konsep Tri Sakti memiliki visi mewujudkan kemandirian bangsa di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan menuju kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sedangkan Bung Hatta melalui konsep ekonomi kerakyatan, yakni koperasi sebagai sokoguru dan tulang punggung ekonomi,” ujar Teten Masduki dalam webinar Internalisasi Pemikiran Bung Karno dan Bung Hatta dengan tema "Literasi Kebangsaan Memperkokoh Nasionalisme dan Mempercepat Pemulihan Ekonomi Berbasis Koperasi", yang dipantau di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan dua tokoh bangsa ini mempunyai visi untuk membangun kemandirian politik, budaya, dan ekonomi. Perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta, dirumuskan sangat jelas dalam pasal 33 Undang-undang Dasar 1945. Bung Hatta bahkan menegaskan bahwa ekosistem ekonomi berasaskan kekeluargaan wujudnya adalah koperasi.
“Pada saat perkembangan dunia yang semakin kompetitif, dunia usaha terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi harus melakukan inovasi dan transformasi. Oleh arena itu, UMKM dan koperasi harus mengembangkan model bisnisnya dengan asupan informasi yang memadai,” tambah dia.
Baca juga: Teten Masduki ajak bergandengan tangan dukung kemajuan UMKM
Dalam hal ini, menurut dia, Perpustakan Nasional (Perpusnas) memiliki kontribusi dalam mengembangkan UMKM dan koperasi di Indonesia tersebut, melalui konten informasi yang dimiliki.
“Akses informasi, akses terhadap pengembangan usaha, termasuk vokasi sangat penting. Dengan peran Perpusnas yang bisa memberikan akses bagi pengembangan kewirausahaan di Indonesia,” jelas dia.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menegaskan peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Buku-buku terapan yang ada di perpustakaan, ujarnya, bermanfaat untuk meningkatkan skill atau keterampilan masyarakat.
"SDM yang berkualitas adalah SDM yang memiliki penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan yang diimplementasikan untuk menciptakan barang dan jasa. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan," kata Syarif.
Sejak 2018, Perpusnas mengusung program Perpustakaan Transformasi Berbasis Inklusi Sosial untuk masyarakat marjinal. Tahun ini, program berlanjut dan pendampingan telah membuahkan hasil, di mana masyarakat yang mengikuti program telah membuka UMKM.
Pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif mengatakan Bung Karno dan Bung Hatta bagaikan sepasang sayap garuda Indonesia yang saling melengkapi. Sebagai pribadi, dua tokoh bangsa ini berasal dari latar belakang dan memiliki karakter yang berbeda. Namun, secara fundamental keduanya memiliki titik temu dalam membangun negara, terutama ekonomi dengan semangat kekeluargaan.
Baca juga: Menteri Teten: Generasi muda diharapkan jadi pencipta lapangan kerja
Yudi menyebut, konsep koperasi yang digagas oleh Bung Hatta adalah membangun satu ruang komunitas yang memungkinkan terjadinya semangat demokrasi, semangat partisipasi, dan menambah rasa percaya diri. Dengan membangun kekuatan bersama serta melakukan kolaborasi dengan seluruh kemampuan.
"Koperasi itu hakikatnya adalah ekonomi komunitas. Jadi kalau yang kecil-kecil ini tidak bisa mengumpulkan modal, maka harus berjejaring membentuk satu kekuatan kolektif, yang dengan itu bisa menjadi satu agen atau satu kekuatan ekonomi komunitas," lanjut Yudi.
Putri bungsu Bung Hatta, Halida Nuriah Hatta, juga mengatakan dalam mengisi kemerdekaan, Bung Hatta mencoba untuk menyediakan fasilitas ekonomi bagi rakyatnya melalui koperasi, yang dikelola dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.
"Setiap individu yang menjadi anggota koperasi itu mempunyai hak bicara dalam kegiatan ekonomi. Sehingga para anggota memiliki andil dalam memajukan koperasi, sebagai sebuah organisasi untuk mengangkat harkat martabat kehidupan mereka," kata Halida.
Baca juga: Faisal Basri: Hatta gagas koperasi untuk hadapi kaum kapitalis
Baca juga: Guru Besar UI sebut Bung Hatta tokoh yang berintegritas
“Bung Karno melalui konsep Tri Sakti memiliki visi mewujudkan kemandirian bangsa di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan menuju kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sedangkan Bung Hatta melalui konsep ekonomi kerakyatan, yakni koperasi sebagai sokoguru dan tulang punggung ekonomi,” ujar Teten Masduki dalam webinar Internalisasi Pemikiran Bung Karno dan Bung Hatta dengan tema "Literasi Kebangsaan Memperkokoh Nasionalisme dan Mempercepat Pemulihan Ekonomi Berbasis Koperasi", yang dipantau di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan dua tokoh bangsa ini mempunyai visi untuk membangun kemandirian politik, budaya, dan ekonomi. Perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta, dirumuskan sangat jelas dalam pasal 33 Undang-undang Dasar 1945. Bung Hatta bahkan menegaskan bahwa ekosistem ekonomi berasaskan kekeluargaan wujudnya adalah koperasi.
“Pada saat perkembangan dunia yang semakin kompetitif, dunia usaha terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi harus melakukan inovasi dan transformasi. Oleh arena itu, UMKM dan koperasi harus mengembangkan model bisnisnya dengan asupan informasi yang memadai,” tambah dia.
Baca juga: Teten Masduki ajak bergandengan tangan dukung kemajuan UMKM
Dalam hal ini, menurut dia, Perpustakan Nasional (Perpusnas) memiliki kontribusi dalam mengembangkan UMKM dan koperasi di Indonesia tersebut, melalui konten informasi yang dimiliki.
“Akses informasi, akses terhadap pengembangan usaha, termasuk vokasi sangat penting. Dengan peran Perpusnas yang bisa memberikan akses bagi pengembangan kewirausahaan di Indonesia,” jelas dia.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menegaskan peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Buku-buku terapan yang ada di perpustakaan, ujarnya, bermanfaat untuk meningkatkan skill atau keterampilan masyarakat.
"SDM yang berkualitas adalah SDM yang memiliki penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan yang diimplementasikan untuk menciptakan barang dan jasa. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan," kata Syarif.
Sejak 2018, Perpusnas mengusung program Perpustakaan Transformasi Berbasis Inklusi Sosial untuk masyarakat marjinal. Tahun ini, program berlanjut dan pendampingan telah membuahkan hasil, di mana masyarakat yang mengikuti program telah membuka UMKM.
Pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif mengatakan Bung Karno dan Bung Hatta bagaikan sepasang sayap garuda Indonesia yang saling melengkapi. Sebagai pribadi, dua tokoh bangsa ini berasal dari latar belakang dan memiliki karakter yang berbeda. Namun, secara fundamental keduanya memiliki titik temu dalam membangun negara, terutama ekonomi dengan semangat kekeluargaan.
Baca juga: Menteri Teten: Generasi muda diharapkan jadi pencipta lapangan kerja
Yudi menyebut, konsep koperasi yang digagas oleh Bung Hatta adalah membangun satu ruang komunitas yang memungkinkan terjadinya semangat demokrasi, semangat partisipasi, dan menambah rasa percaya diri. Dengan membangun kekuatan bersama serta melakukan kolaborasi dengan seluruh kemampuan.
"Koperasi itu hakikatnya adalah ekonomi komunitas. Jadi kalau yang kecil-kecil ini tidak bisa mengumpulkan modal, maka harus berjejaring membentuk satu kekuatan kolektif, yang dengan itu bisa menjadi satu agen atau satu kekuatan ekonomi komunitas," lanjut Yudi.
Putri bungsu Bung Hatta, Halida Nuriah Hatta, juga mengatakan dalam mengisi kemerdekaan, Bung Hatta mencoba untuk menyediakan fasilitas ekonomi bagi rakyatnya melalui koperasi, yang dikelola dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.
"Setiap individu yang menjadi anggota koperasi itu mempunyai hak bicara dalam kegiatan ekonomi. Sehingga para anggota memiliki andil dalam memajukan koperasi, sebagai sebuah organisasi untuk mengangkat harkat martabat kehidupan mereka," kata Halida.
Baca juga: Faisal Basri: Hatta gagas koperasi untuk hadapi kaum kapitalis
Baca juga: Guru Besar UI sebut Bung Hatta tokoh yang berintegritas
Pewarta: Indriani
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021
Tags: