Jakarta (ANTARA) - Penyelenggara Paralimpiade Tokyo, Minggu, memperketat aturan protokol kesehatan, termasuk meningkatkan intensitas tes COVID-19 dan membatasi pergerakan peserta, saat Jepang memerangi lonjakan kasus beberapa hari sebelum upacara pembukaan.

Paralimpiade akan dibuka Selasa, setelah penundaan karena pandemi selama satu tahun, mengikuti Olimpiade, yang berakhir pada 8 Agustus dan menjadi bukti penyelenggara bahwa aturan pencegahan penyebaran virus corona yang mereka terapkan berhasil.

Penyelenggara Olimpiade telah melaporkan 547 kasus terkait dengan Olimpiade Tokyo sejak 1 Juli, namun sudah ada 131 kasus di antara peserta Paralimpiade bahkan dua hari sebelum upacara pembukaan.

Baca juga: Kondisi psikologis atlet faktor penting di Paralimpiade Tokyo

Sementara itu, Jepang telah melaporkan lebih dari 25.000 kasus harian secara nasional dalam beberapa hari terakhir, bahkan di tengah kondisi beberapa wilayah termasuk Tokyo berada dalam keadaan darurat COVID-19.

Peserta Paralimpiade, seperti rekan-rekan mereeka di Olimpiade, harus mengikuti aturan dalam buku pedoman atau "playbooks" yang mengharuskan mengenakan masker, melakukan tes harian untuk atlet dan membatasi pergerakan.

Namun, CEO Tokyo 2020 Toshiro Muto, Minggu, mengatakan "diperlukan tindakan hati-hati lebih lanjut," dikutip dari AFP.

Langkah terbaru untuk mencegah penyebaran COVID-19 itu termasuk mengharuskan staf yang berbasis di Jepang di Kampung Atlet -- yang saat ini dites setiap empat hari sekali -- untuk dites setiap hari.

Selain itu, aturan yang mengizinkan beberapa peserta dapat berpergian dengan transportasi umum dan bergerak bebas setelah 14 hari pembatasan akan dibatalkan.

"Kami meminta mereka untuk makan di fasilitas di dalam arena Olimpiade atau hotel tempat mereka menginap, makan sendiri-sendiri tanpa berbicara," kata Muto.

Baca juga: Cara menyaksikan siaran langsung atlet Indonesia di Paralimpiade Tokyo

"Mengenai tempat-tempat yang bisa mereka kunjungi, kami meminta mereka untuk membatasi itu pada tempat-tempat di daftar pekerjaan mereka."

Sebelumnya, beberapa peserta sudah bisa menggunakan angkutan umum dan berpergian tanpa izin setelah 14 hari berada di Jepang.

Sebagian besar dari mereka yang terkait dengan Paralimpiade yang sejauh ini dites positif adalah staf dan kontraktor Tokyo Games yang berbasis di Jepang, namun empat atlet dan 10 pekerja media juga dinyatakan positif.

Kasus COVID-19 di Jepang secara keseluruhan tetap relatif kecil dibandingkan dengan beberapa negara yang terkena dampak parah, dengan sekitar 15.500 kematian.

Namun, vaksinasi di negara tersebut dimulai dengan lambat dan pemerintah saat ini mengebut jumlah vaksinasi, dengan sekitar 40 persen dari populasi telah divaksinasi.

Baca juga: Bersiap memetik nilai-nilai mulia dari Paralimpiade Tokyo 2020
Baca juga: Penyalaan api Paralimpiade digelar di Tokyo tanpa penonton
Baca juga: Rumah sakit di Tokyo kewalahan jelang Paralimpiade Tokyo