Yogyakarta (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi mengurangi radius bahaya Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyusul erupsi cenderung terus menurun, Jumat.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan zona bahaya dipersempit, tetapi status aktivitas Gunung Merapi masih tetap berada di level 4 atau "awas".
"Aktivitas Gunung Merapi cenderung menurun, termasuk intensitasnya, sehingga kami memutuskan untuk mengurangi radius bahaya meski status tetap `awas`," katanya.
PVMBG menetapkan radius bahaya Merapi pada Jumat untuk Kabupaten Sleman dibagi menjadi dua wilayah yaitu 15 kilometer untuk sisi timur Kali Boyong, dan 10 kilometer di sisi barat Kali Boyong. Sebelumnya, radius bahaya Merapi di wilayah kabupaten ini adalah 20 kilometer.
Perbedaan radius bahaya di Kabupaten Sleman tersebut disebabkan erupsi Merapi lebih sering mengarah ke sisi selatan di antara Kali Boyong dan Kali Gendol, baik untuk luncuran awan panas maupun aliran lahar.
Selain itu, bukaan kawah yang berada di puncak Merapi mengarah ke selatan, sehingga untuk sisi timur Kali Boyong radius bahayanya lebih jauh dibandingkan dengan sisi barat.
"Antara Kali Boyong dan Kali Gendol lebih sering menjadi langgaran luncuran awan panas. Jika bahaya dari lahar masih bisa lebih diantisipasi karena kecepatannya lebih rendah dibanding awan panas," katanya.
Sedangkan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng), masih tetap 10 kilometer, Kabupaten Boyolali (Jateng) dari 10 kilometer menjadi lima kilometer, dan Kabupaten Magelang dari 15 kilometer menjadi 10 kilometer.
Surono mengatakan indikasi penurunan aktivitas Merapi dan intensitas erupsinya diperoleh dari hasil pemantauan seismik, visual, maupun deformasi pada Kamis (18/11) lalu.
Berdasarkan indikasi seismik, kata dia, tekanan suplai magma dari bawah sudah mulai berkurang. Begitu pula dengan amplitudo tremor dan gempa vulkanik menurun.
Ia berharap dengan berkurangnya tekanan fluida magma akan terbentuk kubah lava yang stabil, yang menandai tahapan akhir dari erupsi Gunung Merapi.
Selain itu, berdasarkan pengamatan visual, tinggi kolom asap yang terbentuk juga semakin berkurang, yaitu antara 1.000 meter sampai 2.000 meter dari puncak gunung.
Desa yang kini berada dalam radius bahaya Merapi yaitu Kabupaten Sleman meliputi Kecamatan Cangkringan, desanya Argomulyo, Glagahharjo, Kepuhharjo, Umbulharjo, dan Wukirsari. Kecamatan Ngemplak meliputi Desa Sindumartani, Umbulmartani, dan Wedomartani. Kecamatan Pakem meliputi Desa Candibinangun, Hargobinangun, Harjobinangun, Pakembinangun,dan Purwobinangun. Sedangkan Kecamatan Turi meliputi Desa Girikerto, dan Wonokerto.
Kemudian Kabupaten Magelang meliputi Kecamatan Dukun yang terdiri Desa Kalibening, Keningar, Krinjing, Mangunsuko, Ngargomulyo, Paten, Sengi, Sewukan, dan Sumber. Kecamatan Sawangan, desanya Ketep, Kapuhan, dan Wonolelo. Kecamatan Srumbung meliputi Desa Kaliurang, Kemiren, Mranggen, Ngablak, Ngargosoko, dan Tegalrandu.
Kabupaten Boyolali meliputi Kecamatan Cepogo, desanya Genting, Jombong, Sukabumi, dan Wonodoyo. Kecamatan Musuk meliputi Cluntang, Dragan, Jenowo, Mriyan, dan Sangup. Kecamatan Selo, desanya Jrakah, Klakah, Lencoh, Samiran, Selo, Suroteleng, dan Tlogolele.
Sedangkan Kabupaten Klaten meliputi Kecamatan Kemalang, desanya Balerante, Bumiharjo, Kendalsari, Panggang, Sidorejo, Tangkil, Tegalmulyo, dan Tlogowatu.
Cenderung stabil
Intensitas erupsi Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dalam beberapa terakhir ini terus menurun, namun masyarakat diminta tetap waspada.
Berdasarkan data pantauan secara instrumental dan visual, tampak awan panas masih sering terjadi namun intensitasnya kecil yang diikuti dengan aktivitas seismik lain seperti gempa vulklanik dan tekanan lain, kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM ) Surono, di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, gempa tektonik dan Vulkanik sekali-sekali memang masih terjadi namun cenderung menurun. Tremor masih terjadi beruntun dengan amplitudo lemah namun belum menurunkan status Gunung Merapi dari awas karena masih dilakukan evaluasi.
Jika kondisi Gunung Merapi tetap stabil, maka Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral bisa mengevaluasi zona aman 20 kilometer, katanya.
Ia mengatakan dalam beberapa hari terakhir ini ketinggian asap yang dipantau dari pos pengamatan Merapi semakin berkurang, hanya hanya berkisar pada ketinggian maksimal 1.000 meter hingga 2.000 meter dari puncak Gunung Merapi, bahkan pada pagi ini hanya terpantau asap solfatara putih tebal dengan tinggi maksimum 600 meter condong ke barat daya yang teramati dari Pos Tempel dan Ketep.
Hal ini, kata dia, menunjukkan adanya penurunan intensitas letusan sehingga memungkinkan jika kondisinya bisa stabil maka akan ada pengurangan zona rawan. Kalangan masyarakat, terutama di tempat pengungsian diminta tetap bersabar meski mengetahui intensitas Gunung Merapi mengalami penurunan.
"Kami meminta masyarakat tetap bersabar hingga kondisi Gunung Merapi benar-benar membaik. Masyarakat tetap di tempat pengungsian. Jangan pulang dulu ke desa masing-masing," katanya.
Aktivitas seismik Gunung Merapi yang terpantau Jumat (19/11) dini hari hingga pagi ini menunjukkan gempa vulkanik sebanyak satu kali, guguran empat kali, gempa tektonik satu kali dengan tremor masih beruntun dan tidak diikuti awan panas.
Namun jika dibandingkan dengan aktivitas sebelumnya pada Kamis (18/11) memang mengalami penurunan tercatat gempa vulkanik sampai 57 kali, guguran enam kali, gempa tektonik dua kali, dan awan panas satu kali.
Diminta tetap di pengungsian
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) GKR Hemas meminta kepada para pengungsi letusan Gunung Merapi yang bertempat tinggal kurang dari 15 kilometer atau di zona bahaya Merapi, tetap berada di posko pengungsian sampai "shelter" dapat digunakan.
"Kami minta pengungsi untuk tetap bersabar tinggal di posko pengungsian sampai shelter untuk pengungsi dapat digunakan," katanya ketika mengunjungi pengungsi di Posko Pengungsian Induk Pemkab Gunung Kidul, di` Rest Area Bunder`, Jumat.
Ia mengatakan shelter pengungsian yang dibangun di wilayah Prambanan kemungkinan baru dapat digunakan mulai minggu depan meskipun belum secara keseluruhan. "Pengungsi kemungkinan ditarik mulai minggu depan sampai shelter dapat digunakan," katanya.
"Kami akan mengusahakan bantuan kepada pengungsi dengan memberikan bahan kerajinan dan manik-manik yang dapat dijadikan sebagai kegiatan produktif selama berada di posko pengungsian," katanya.
Ia mengatakan juga akan membantu para pengungsi dalam pemasaran hasil kegiatan pengungsi. "Untuk penjualan hasil kerajinan pengungsi nanti sudah ada tim yang menanganinya," katanya.
Pada kesempatan kunjungan tersebut, GKR Hemas, mengunjungi pengungsi yang berada di pos pengungsian Balai Desa Bunder, Patuk, Pos Induk Pemkab Gunung Kidul di Rest Area Bunder dan pengungsi yang berada di rumah warga di Dusun Banaran II, Playen.
Kedatangan GKR Hemas disambut Wakil Bupati Gunung Kidul Badingah beserta jajaran Muspida Gunung Kidul. Pengungsi yang masih berada di Kabupaten Gunung Kidul sampai Jumat (19/11) berjumlah sebanyak 7.379 orang dari jumlah semula mencapai 12.000 orang sejak terjadi letusan Merapi pada 5 November 2010.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat tidak beraktivitas di zona bahaya di sekitar di Gunung Merapi. "Kami meminta warga masyarakat jangan melakukan aktivitas apa pun, termasuk berwisata di atas material vulkanik di sungai sekitar Merapi, karena berbahaya," kata Kepala BNPB Syamsul Maarif, di Yogyakarta, Jumat.
Aliran material Gunung Merapi yang menutupi Kali Gendol di sekitar gunung teraktif di Indonesia itu hingga kini ramai dikunjungi kalangan masyarakat padahal kawasan itu masih berbahaya. Mereka tetap nekat, padahal sudah diperingatkan.
Menurut dia, material vulkanik berupa pasir di sekitar sungai yang di zona berbahaya itu kedalamananya mencapai 20 cm, sedangkan panasnya masih berada di atas 100 derajat Celcius sehingga membahayakan kalangan masyarakat yang mengunjungi lokasi tersebut. "Ujung lidah pasir itu kedalamannya mencapai 20 cm, sedangkan panasnya lebih dari 100 derajat Celcius. Jika semakin kedalam berarti semakin panas. Saya sudah menyampaikan larangan ini kepada Satgas TNI dan Polri untuk melarang masyarakat mengunjungi lokasi itu," katanya.
Ia meminta aparat TNI dan Polri agar mencegah warga masyarakat yang datang berwisata untuk melihat-lihat atau berfoto di tumpukan material vulkanik bekas aliran lahar Merapi. "Biasanya masyarakat yang datang ke lokasi itu berasal dari luar daerah bencana, sehingga dikhawatirkan mereka tidak paham atau informasinya tidak lengkap terkait dengan bahaya Merapi," katanya.
Banyak warga masyarakat yang nekat menuju lokasi wisata Kali Kuning yang masuk zona merah Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga memaksa polisi menghalau mereka, dan menutup jalan masuk ke lokasi itu.
Polisi tampak memasang barikade di depan lokasi Kali Kuning dengan batang pohon besar, sedangkan kalangan masyarakat yang terlanjur sedang menikmati pemandangan pascameletusnya Gunung Merapi diminta petugas meninggalkan lokasi.
Sementara itu, ancaman lahar dingin dan luncuran awan panas Gunung Merapi masih berlangsung karena letusan gunung yang terletak di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah hingga kini belum berhenti.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, di Yogyakarta, Jumat, radius zona bahaya Merapi pada Jumat (19/11) telah diturunkan, namun bukan berarti ancaman bahaya letusan gunung ini ikut berkurang, sehingga masyarakat diminta tetap waspada.
"Kawasan seperti Kali Gendol dan Kali Boyong tetap masih memiliki potensi bahaya tinggi, terutama ancaman lahar dingin maupun luncuran awan panas, apalagi jika cuaca dalam kondisi hujan menyebabkan aliran lahar akan semakin luas karena didukung permukaan sungai yang penuh dan meluap," katanya.
Ia mengatakan jika semua sungai kondisinya penuh maka akan ada ancaman sekunder berupa lahar, namun bukan berarti ancaman primernya berupa luncuran awan panas sudah berhenti. "Hal Ini patut diwaspadai karena baru kali ini terjadi ada luncuran awan panas yang mencapai 15 kilometer di Kali Gendol," katanya.
Aman bagi wisatawan
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono mengatakan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang aman untuk dikunjungi wisatawan.
"Terlalu naif jika ada orang mengatakan Yogyakarta merupakan daerah yang berbahaya akibat letusan Gunung Merapi," katanya di sela diskusi tentang dampak letusan Gunung Merapi terhadap pariwisata Yogyakarta, di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia jika Yogyakarta tidak aman, ahli-ahli kegunungapian dari seluruh penjuru dunia tidak mau datang ke daerah tersebut untuk turut memantau aktivitas Gunung Merapi.
"Kalau Yogyakarta tidak aman, Amerika Serikat pasti akan mengeluarkan `travel warning` dan tidak mengizinkan peneliti mereka memantau Gunung Merapi," katanya.
Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan semangat `Yogyakarta Aman` harus disuarakan oleh para pelaku industri pariwisata Yogyakarta. "Optimalkan peran `public relation` untuk mempromosikan pariwisata Yogyakarta yang tengah terpuruk akibat pencitraan media massa," katanya.
Selain itu, ia mengatakan ditutupnya Bandara Adisutjipto hendaknya jangan dijadikan alasan bagi hotel-hotel untuk menolak kedatangan wisatawan ke Yogyakarta. "Seharusnya hotel menawarkan alternatif rute lain bagi wisatawan yang akan mengunjungi Yogyakarta melalui Bandara Adisoemarmo Solo dan Bandara Ahmad Yani Semarang," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Kereta Api (KA) Daerah Operasi (Daop) VI untuk mengoptimalkan KA Prambanan Ekspress.
"Selama Bandara Adisutjipto ditutup dan penerbangan dialihkan ke Bandara Adisoemarmo Solo, tentunya wisatawan membutuhkan moda transportasi yang mampu mengakomodasi mobilitas mereka antara Yogyakarta-Solo," katanya.
Candi Borobudur dibuka lagi
Taman Wisata Candi Borobudur yang berlokasi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai Sabtu (20/11) dibuka kembali untuk pengunjung setelah beberapa hari ditutup karena bangunan candi tersebut diselimuti abu vulkanik dari letusan Gunung Merapi.
Kepala Bidang Humas dan Protokol PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Yogyakarta, Suraji di Yogyakarta, Jumat, mengatakan Gunung Merapi yang merupakan gunung berapi teraktif di Indonesia, erupsi yang sangat besar, pada 26 Oktober 2010 dan 5 November 2010, sehingga dampaknya mengenai Candi Borobudur.
"Bangunan Candi Borobudur yang merupakan salah satu objek wisata andalan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut terkena dampak abu vulkanik dengan ketebalan hingga tiga centimeter," katanya.
Menurut dia, manajemen bersama Balai Konservasi Peninggalan Borobudur dibantu para pemangku kepentingan pariwisata di antaranya ASITA, PHRI, HPI dan para pelaku Industri Pariwisata serta masyarakat DIY - Jawa Tengah dengan aktif terus berusaha melakukan percepatan pembersihan abu vulkanik tersebut di bangunan candi tersebut.
"Secara fisik kondisi bangunan Candi Borobudur dan lingkungan sekitarnya tidak mengalami kerusakan akibat abu vulkanik letusan Gunung Merapi, sehingga dinilai masih layak untuk dikunjungi para wisatawan," katanya.
Menurut dia, melihat kondisi Gunung Merapi yang semakin baik ini maka manajemen PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, memutuskan bahwa waktu kunjungan ke Taman Wisata Candi Borobudur yang semula dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. maka pada mulai Sabtu (20/11) diubah menjadi pukul 06.00 WIB hingga 17.15 WIB.
Sedangkan mulai Minggu (21/11) kunjungan wisatawam ke zona 1 dapat dilakukan terbatas sampai di selasar 1,2 dan 3 Candi Borobudur. "Kami berharap kondisi Gunung Merapi semakin tenang sehingga hujan abu tidak lagi datang dan tentunya para wisatawan segera dapat mengunjungi Candi Borobudur secara utuh, nyaman dan aman," kata Suraji.
Ia mengatakan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko adalah sebagai pengelola, pemanfaatan dan pemeliharaan ketertiban serta kebersihan kawasan beserta candinya sebagai objek dan daya tarik wisata berdasarkan petunjuk teknis Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
"PT (Persero) Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugasi mengelola Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Istana Ratu Boko yang mempunyai misi menjadikan Taman Wisata sebagai `World Class Culture Tourist Destination`," katanya.
Segera dipulihkan
Citra pariwisata Yogyakarta harus segera dipulihkan usai bencana Gunung Merapi, di antaranya melalui media massa dengan pemberitaan yang tidak menakutkan, sehingga akan banyak wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.
"Erupsi Merapi sejak 26 Oktober 2010 dampaknya serius terhadap sektor pariwisata khususnya perhotelan dan restauran di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) Deddy Pranowo Eryono, di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, dampak dari bencana Merapi banyak penundaan bahkan pembatalan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta sehingga merugikan hotel serta restauran di daerah ini.
"Begitu pula adanya keputusan Dirjen Perhubungan Udara yang menutup untuk sementara Bandara Adisutjipto Yogyakarta, ini sangat disayangkan, karena keputusan tersebut tidak dilengkapi penjelasan teknis yang detail, sehingga menciptakan kebingungan terutama di kalangan pelaku usaha pariwisata di DIY," katanya.
Seharusnya, kata dia, ada koordinasi antarpihak terkait seperti pengelola bandara, perusahaan penerbangan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk melakukan analisa secara objektif, sehingga bandara tidak terlalu lama ditutup.
Ia mengatakan dengan ditutupnya Bandara Adisutjipto yang terlalu lama, serta pemberitaan media massa yang menakutkan tentang kondisi Yogyakarta terkait dengan aktivitas Gunung Merapi, menyebabkan wisatawan semakin tidak berani berkunjung ke Yogyakarta. "Pemberitaan dari media massa yang menakutkan mengenai hujan abu vulkanik misalnya, menyebabkan wisatawan menunda rencana kunjungannya ke daerah ini," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau media massa untuk ikut mengembalikan citra pariwisata Yogyakarta. Apalagi Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata utama kedua setelah Bali. "Bahkan sektor pariwisata menyumbang lebih dari 25 persen pendapatan DIY," katanya.
Deddy Pranowo mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan lain di provinsi ini terutama yang memiliki kepedulian untuk melakukan berbagai upaya agar kondisi DIY pulih kembali termasuk sektor pariwisata.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata DIY Tazbir, di Yogyakarta, Jumat, berharap peran media center insan pariwisata bisa mendukung pemulihan pariwisata daerah ini usai bencana Gunung Merapi.
Ia mengatakan erupsi Gunung Merapi telah menciptakan opini masyarakat tentang pariwisata Yogyakarta tidak sehat.
Menurut dia, pemberitaan yang berlebihan tentang erupsi Merapi sangat tidak proporsional, karena kawasan Merapi hanya sebagian kecil dari seluruh wilayah DIY.
"Untuk itu, peran Media Center Pariwisata sangat penting, dan diharapkan akan mampu meluruskan informasi tentang bencana letusan Gunung Merapi yang berlebihan sehingga bisa berdampak negatif bagi pariwisata DIY," kata Tazbir.
Ia mengatakan pemberitaan tentang Merapi yang berlebihan dan tidak proporsional akan menyesatkan masyarakat termasuk wisatawan. Padahal, sejumlah kawasan wisata di DIY masih aman dan nyaman untuk dikunjungi. "Misalnya kawasan di Malioboro dalam beberapa hari ini sudah mulai ramai lagi. Beberapa wisatawan mancanegara bahkan sudah melakukan aktivitas belanja dan mengunjungi beberapa objek wisata menarik di luar Merapi," katanya.
Menurut Tazbir, pariwisata DIY memiliki banyak objek wisata yang menarik di luar kawasan Gunung Merapi, di antaranya karst, gua, sentra kerajinan, desa wisata, `heritage`, maupun wisata pantai yang sangat indah.
Insan pariwisata yang tergabung dalam Media Center antara lain Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Tour and Travel (Asita), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko dan Dinas Pariwisata se- Provinsi DIY.
Terkait dengan itu, Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta mengharapkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik untuk lebih aktif mengangkat kembali citra pariwisata daerah ini pascaerupsi Merapi.
"Kami mengharapkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata datang ke Yogyakarta untuk membuktikan daerah ini aman untuk dikunjungi," kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) Deddy Pranowo Eryono di sela diskusi tentang dampak letusan Merapi terhadap pariwisata Yogyakarta, di Yogyakarta, Jumat.
Ia merasa sedikit kecewa dengan kinerja Menteri Pariwisata Republik Indonesia yang belum juga berkunjung ke Yogyakarta pascaerupsi Gunung Merapi. "Kita mengharap betul Menbudpar Jero Wacik bersedia datang ke Yogyakarta. Dengan begitu calon wisatawan akan mengetahui situasi sebenarnya," katanya.
Menurut dia, perlakuan yang didapatkan Yogyakarta pascaerupusi Merapi berbeda dengan perlakuan Pemerintah pascabom Bali meletus. "Lihat saja, pascabom di Bali, menteri langsung datang dan memberikan pernyataan. Khusus kasus di Yogyakarta, jangankan mau datang, memberi pernyataan saja tidak ada sampai sekarang," katanya.
Deddy mengatakan pihaknya akan terus melakukan upaya promosi dan menggandeng media massa untuk memulihkan citra pariwisata Yogyakarta.
Pendamping psikososial
Para pengungsi korban bencana erupsi Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah membutuhkan pendampingan psikososial agar mereka optimistis menatap masa depan pascabencana.
"Para relawan psikososial perlu memberikan motivasi kepada mereka untuk kembali bersemangat menatap masa depan sekembalinya dari pengungsian," kata Koordinator Tim Psikososial Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Shanti Wardaningsih, di Yogyakarta, Jumat.
Berkaitan dengan hal itu, menurut dia, UMY telah memberikan pendampingan psikososial kepada para pengungsi melalui pelatihan seperti relaksasi progresif, hipnotis lima jari hingga terapi mengistirahatkan pikiran.
"Semua pelatihan tersebut diberikan kepada pengungsi untuk mengistirahatkan pikiran dan kekhawatiran lainnya yang selama ini membenani mereka," katanya.
Ia mengatakan dengan istirahatnya pikiran diharapkan mendatangkan perasaan positif diri yang pada akhirnya menjadikan mereka menerima dengan kondisi yang saat ini terjadi.
"Dengan demikian, mereka mempunyai kemampuan untuk menatap masa depan pascabencana dengan sikap menerima, bahwa apa yang terjadi saat ini pasti memiliki hikmah," katanya.
Menurut dia, dalam setiap sesi pelatihan dipilih seorang ketua yang memimpin pelaksanaan pelatihan.
Hal itu dilakukan agar para pengungsi dapat menjadi kader sehat jiwa yang nanti bisa memberikan keberlanjutan dalam pendampingan sehat jiwa bagi warga lain sekembalinya dari pengungsian.
Ia mengatakan keterlibatan pengungsi dalam kegiatan yang diadakan di posko pengungsian juga sangat memengaruhi psikologis mereka.
Para pengungsi sebaiknya diberikan kegiatan atau keterampilan yang dapat menghilangkan kejenuhan mereka selama di pengungsian. "Kejenuhan menjadi salah satu pemicu terganggunya psikologis mereka. Oleh karena itu, kegiatan yang diadakan pada umumnya dilakukan secara berkelompok sehingga mereka pun mulai belajar beradaptasi kembali dalam kehidupan sosialnya," katanya.
Akan dipulangkan
Pengungsi bencana letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang tempat tinggalnya berada di daerah aman akan segera dipulangkan.
"Keputusan memulangkan meereka menyusul adanya rekomendasi dari Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang menurunkan daerah bahaya di barat Kali Boyong menjadi 10 kilometer dari puncak Merapi,"kata Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu, di Posko Pengungsian Stadion Maguwoharjo, Jumat.
Menurut dia pengungsi yang berasal dari daerah yang tidak masuk daerah rawan bencana letusan Merapi seperti Kecamatan Pakem dan Turi akan segera dipulangkan, karena saat ini jarak bahaya tidak lagi 15 kilometer untuk wilayah tersebut tetapi turun menjadi 10 kilometer.
Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Cangkringan atau wilayah timur rekomendasi dari Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) juga turun dari jarak bahaya 20 kilometer menjadi 15 kilometer.
"Karena jarak bahaya masih 15 kilometer dan sebagian besar rumah pengungsi di Kecamatan Cangkringan ini rusak maka pengungsi dari kecamatan ini belum akan dipulangkan," katanya.
Ia mengatakan diperkirakan jumlah pengungsi yang akan dipulangkan ini jumlahnya mencapai 50 persen dari total pengungsi yang ada saat ini. "Kemungkinan pengungsi yang akan dipulangkan yakni yang berasal dari Kecamatan Turi dan Pakem ini akan mencapai 50 persen lebih," katanya.
Yuni mengatakan, untuk mekanisme pengembalian warga pengungsi ini ke wilayah masing-masing saat ini masih dalam pembahasan. "Para pengungsi ini kan menyebar di sejumlah barak pengungsian, selain di Stadion Maguwoharjo, untuk itu akan segera dilakukan pendataan dan mereka yang berasal dari daerah aman akan dipulangkan," katanya.
Aktivitas perdagangan di Pasar Beringharjo Yogyakarta mulai pulih setelah sebelumnya sempat lesu akibat meletusnya Gunung Merapi.
"Aktivitas perdaganagan di Pasar Beringharjo sudah mulai pulih sejak beberapa hari lalu. Pengunjung sudah mulai ramai, pembeli grosiran pun sudah mulai datang lagi," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Ujun Junaedi di Yogyakarta, Jumat.
Aktivitas tersebut belum sepenuhnya normal seperti saat sebelum terjadi erupsi Gunung Merapi. "Pemulihan aktivitas perdagangan berlangsung secara bertahap, saat ini Pasar Beringharjo masih belum seramai biasanya," katanya.
Ia mengatakan pada hari-hari libur saat belum terjadi letusan Gunung Merapi, rata-rata jumlah pengunjung mencapai 60.000 orang. "Hari Minggu kemarin baru mencapai sekitar 30.000 pengunjung. Namun jumlah tersebut sudah jauh lebih baik dibanding beberapa waktu lalu yang hanya 10.000 pengunjung, bahkan aktivitas perdagangan sempat berhenti total selama dua hari setelah erupsi 5 November 2010," katanya.
Menurut dia, jika Gunung Merapi tidak erupsi lagi, aktivitas perdagangan di Pasar Beringharjo akan sepenuhnya pulih sekitar dua minggu ke depan. "Untuk itu, kami tengah mendekati para relasi dagang untuk meyakinkan mereka bahwa Yogyakarta aman untuk dikunjungi," katanya.
Ujun mengatakan saat liburan Natal dan Tahun Baru kemungkinan Pasar Beringharjo akan tetap ramai pengunjung dan saat-saat ramai itu merupakan kesempatan bagi para pedagang untuk menutup kerugian akibat lesunya pembeli pascaerupsi Gunung Merapi. "Di sisi lain, letusan Gunung Merapi mengakibatkan melonjaknya permintaan beberapa barang dagangan seperti celana dalam dan handuk.
Menurut dia barang-barang tersebut banyak dicari pembeli untuk disumbangkan kepada pengungsi korban letusan Gunung Merapi.
235 ton beras
Perum Bulog Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga akhir Oktober 2010 telah menyalurkan 235 ton beras kepada pengungsi korban letusan Gunung Merapi di daerah ini.
"Jumlah tersebut masih akan bertambah karena jumlah penyaluran beras selama November belum dihitung," kata Kepala Divisi Regional Perum Bulog DIY Murino Mudjono, di Yogyakarta, Jumat.
Ia mengatakan saat ini bantuan beras yang datang dari masyarakat tidak sederas saat awal-awal letusan beberapa waktu lalu. "Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman juga sudah mengambil 100 ton beras Bulog, Pemkab Sleman masih akan mendapatkan 200 ton beras Bulog," katanya.
Selain itu, kata dia Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga telah mengeluarkan 90 ton cadangan beras yang dititipkan di gudang Bulog bagi pengungsi korban letusan Gunung Merapi. "Total cadangan beras milik Dinas Sosial Provinasi DIY sebanyak 240 ton, berarti kini dinas tersebut masih memiliki 150 ton beras yang dititipkan di gudang Bulog," katanya.
Selain itu, ia mengatakan hingga akhir Oktober 2010, cadangan beras yang dimiliki bulog sebanyak 10.800 ton masih cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga April 2011. "Jumlah tersebut, termasuk untuk menyediakan beras bagi 201.628 rumah tangga miskin di provinsi DIY sebanyak 3.024 ton dalam setiap bulan," kata dia.
Terkait dengan meningkatnya harga beras karena jalur distribusi terhambat akibat letusan Gunung Merapi, ia mengatakan pihaknya belum berencana untuk mengadakan operasi pasar. "Belum ada permintaan operasi pasar dari Pemerintah Provinsi DIY, selain itu saat ini di beberapa daerah juga sedang musim panen padi," katanya.
Operasi pasar, kata dia akan merugikan para petani karena harga jual beras akan jatuh. "Meskipun mengalami kenaikan, harga beras saat ini masih dalam kisaran normal," katanya.
(V001*E013*B015*H008*PSO-158*PSO-161*PSO-160/M008)
Ringkasan Merapi : Radius Bahaya Dikurangi
20 November 2010 01:25 WIB
Asap sulfatara masih terus terlihat membumbung ke atas dari Desa Sukabumi, Cepogo, Boyolali, Jateng. (ANTARA/Wihdan Hidayat)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: