BNPT paparkan bentuk konkret dukungan bagi korban terorisme
21 Agustus 2021 15:41 WIB
Tangkapan layar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar di Hari Internasional Peringatan dan Penghormatan bagi Korban Terorisme yang digelar secara virtual, Sabtu (21/8/2021). ANTARA/Muhammad Jasuma Fadholi
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar memaparkan beberapa bentuk dukungan konkret yang telah diberikan bagi para korban terorisme.
Pada acara Hari Internasional Peringatan dan Penghormatan kepada Korban Terorisme bertajuk "Bangkit Peduli, Menyemai Damai" yang digelar Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) secara daring, Sabtu, Boy Rafli menyebutkan dukungan itu berupa pemberian kompensasi hingga membangun komunikasi terpadu dan berkelanjutan dengan para korban terorisme.
Mengenai kompensasi, dia menjelaskan bahwa gelombang pertama pemberian tersebut telah dilaksanakan dan ditujukan kepada 215 korban terorisme masa lalu pada bulan Desember 2020.
"Berkaitan dengan pemberian kompensasi tersebut, BNPT telah mengeluarkan surat penetapan kepada 637 korban terorisme masa lalu (lainnya) sebagai persyaratan pengajuan permohonan kompensasi," terang Boy Rafli.
Baca juga: Kepala BNPT: Jangan sampai salah bersimpati terhadap isu Taliban
Selain itu, Boy Rafli mengatakan BNPT telah membentuk Forum Silaturahmi Penyintas (Forsitas) yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi di antara para korban (penyintas) terorisme serta dapat saling menguatkan satu sama lain.
BNPT telah menyelenggarakan beberapa pertemuan sebagai tindak lanjut Forsitas dan berharap forum tersebut terus menjadi wadah bagi seluruh penyintas terorisme untuk bertukar informasi dan memperkuat kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, ujar Boy Rafli.
Dalam pertemuan yang telah digelar, BNPT turut mempertemukan para korban dan mantan narapidana terorisme (napiter) untuk mendorong perdamaian.
"Sebagai tindak lanjut penyelenggaraan silaturahmi pada 2018, BNPT mempertemukan antara penyintas dan mantan napiter pada bulan Maret 2021 di Cisarua dengan tujuan untuk mempromosikan perdamaian dan memperkuat rasa persaudaraan dengan memaafkan kesalahan di masa lalu," kata Boy Rafli.
Baca juga: BNPT gelar vaksinasi COVID-19 bagi mitra deradikalisasi di Karanganyar
Ia menyebut BNPT telah mengeluarkan Peraturan BNPT Nomor 6 Tahun 2021 tentang Koordinasi Pelaksanaan Program Pemulihan Tindak Pidana Terorisme demi menguatkan koordinasi kementerian dan lembaga, termasuk peran serta masyarakat dalam upaya pemulihan korban terorisme.
Mantan Kapolda Papua itu mengatakan BNPT sedang mendorong pembentukan norma dan standar internasional dalam rangka perlindungan anak-anak yang terasosiasi oleh kelompok terorisme melalui tiga pendekatan, yakni pencegahan, rehabilitasi, reintegrasi, dan jaminan keadilan bagi anak.
BNPT menyadari berbagai upaya perlindungan terhadap korban terorisme perlu terus ditingkatkan, terutama di tengah tantangan pandemi COVID-19 yang mengharuskan negara menggerakkan sumber dayanya secara maksimal.
Baca juga: "Warung NKRI" bendung ancaman radikalisme dan intoleransi
Boy Rafli memastikan bahwa para korban atau penyintas terorisme akan terus mendapatkan pendampingan dan perhatian.
"Dengan tema 'Bangkit Peduli, Menyemai Damai' yang diangkat dalam peringatan tahun ini, saya mengajak untuk bangkit dari kedukaan di masa lalu dan terus semangat untuk menciptakan perdamaian dan menatap masa depan dengan penuh harapan," pungkas dia.
Pada acara Hari Internasional Peringatan dan Penghormatan kepada Korban Terorisme bertajuk "Bangkit Peduli, Menyemai Damai" yang digelar Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) secara daring, Sabtu, Boy Rafli menyebutkan dukungan itu berupa pemberian kompensasi hingga membangun komunikasi terpadu dan berkelanjutan dengan para korban terorisme.
Mengenai kompensasi, dia menjelaskan bahwa gelombang pertama pemberian tersebut telah dilaksanakan dan ditujukan kepada 215 korban terorisme masa lalu pada bulan Desember 2020.
"Berkaitan dengan pemberian kompensasi tersebut, BNPT telah mengeluarkan surat penetapan kepada 637 korban terorisme masa lalu (lainnya) sebagai persyaratan pengajuan permohonan kompensasi," terang Boy Rafli.
Baca juga: Kepala BNPT: Jangan sampai salah bersimpati terhadap isu Taliban
Selain itu, Boy Rafli mengatakan BNPT telah membentuk Forum Silaturahmi Penyintas (Forsitas) yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi di antara para korban (penyintas) terorisme serta dapat saling menguatkan satu sama lain.
BNPT telah menyelenggarakan beberapa pertemuan sebagai tindak lanjut Forsitas dan berharap forum tersebut terus menjadi wadah bagi seluruh penyintas terorisme untuk bertukar informasi dan memperkuat kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, ujar Boy Rafli.
Dalam pertemuan yang telah digelar, BNPT turut mempertemukan para korban dan mantan narapidana terorisme (napiter) untuk mendorong perdamaian.
"Sebagai tindak lanjut penyelenggaraan silaturahmi pada 2018, BNPT mempertemukan antara penyintas dan mantan napiter pada bulan Maret 2021 di Cisarua dengan tujuan untuk mempromosikan perdamaian dan memperkuat rasa persaudaraan dengan memaafkan kesalahan di masa lalu," kata Boy Rafli.
Baca juga: BNPT gelar vaksinasi COVID-19 bagi mitra deradikalisasi di Karanganyar
Ia menyebut BNPT telah mengeluarkan Peraturan BNPT Nomor 6 Tahun 2021 tentang Koordinasi Pelaksanaan Program Pemulihan Tindak Pidana Terorisme demi menguatkan koordinasi kementerian dan lembaga, termasuk peran serta masyarakat dalam upaya pemulihan korban terorisme.
Mantan Kapolda Papua itu mengatakan BNPT sedang mendorong pembentukan norma dan standar internasional dalam rangka perlindungan anak-anak yang terasosiasi oleh kelompok terorisme melalui tiga pendekatan, yakni pencegahan, rehabilitasi, reintegrasi, dan jaminan keadilan bagi anak.
BNPT menyadari berbagai upaya perlindungan terhadap korban terorisme perlu terus ditingkatkan, terutama di tengah tantangan pandemi COVID-19 yang mengharuskan negara menggerakkan sumber dayanya secara maksimal.
Baca juga: "Warung NKRI" bendung ancaman radikalisme dan intoleransi
Boy Rafli memastikan bahwa para korban atau penyintas terorisme akan terus mendapatkan pendampingan dan perhatian.
"Dengan tema 'Bangkit Peduli, Menyemai Damai' yang diangkat dalam peringatan tahun ini, saya mengajak untuk bangkit dari kedukaan di masa lalu dan terus semangat untuk menciptakan perdamaian dan menatap masa depan dengan penuh harapan," pungkas dia.
Pewarta: Muhammad Jasuma Fadholi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: