Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperkirakan, pengurangan kembali radius rawan bahaya letusan Gunung Merapi akan mengurangi jumlah pengungsi hingga mencapai sekitar 80.000 orang.

"Jumlah pengungsi bisa berkurang 80.000 orang dari sekitar 272 ribu orang pengungsi di empat kabupaten sekitar Gunung Merapi," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di Posko BNPB Yogyakarta, Jumat.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali mengurangi radius rawan bahaya letusan Gunung Merapi, yaitu di Kabupaten Sleman dari 20 kilometer (km) menjadi 15km di sisi timur Kali Boyong dan 10km di sisi barat Kali Boyong.

Di Kabupaten Magelang dari 15km menjadi 10km, di Kabupaten Boyolali dari 10km menjadi lima kilometer dan di Kabupaten Klaten masih tetap 10km.

Ia mengatakan, meskipun radius rawan bahaya letusan Gunung Merapi kembali dikurangi, namun pihaknya berharap agar pengungsi tetap waspada.

"Pengungsi bisa membersihkan rumahnya. Tetapi spabila rumahnya rusak, maka sebaiknya tetap berada di pengungsian dan menunggu pembangunan shelter. Pengungsian-pengungsian yang ada tetap akan difungsikan apabila sewaktu-waktu aktivitas Gunung Merapi kembali tinggi," katanya.

Sementara itu, menyangkut masalah relokasi warga, pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) di masing-masing kabupaten untuk melihat kondisi lahan yang ada, misalnya di Kabupaten Sleman yaitu pada lahan di radius 15km dari puncak Gunung Merapi.

"Paling tidak, lokasi yang akan digunakan adalah pada radius 15km dari puncak, karena masyarakat masih menginginkan agar lokasi baru tidak terlalu jauh dari desa asalnya," katanya.

Di Kabupaten Sleman, pemerintah telah menyiapkan enam lokasi pembangunan "shelter" atau tempat penampungan sementara untuk 2.348 kepala keluarga (KK).

Lokasi penampungan tersebut adalah di Pagerjurang Kepuharjo Cangkringan Sleman seluas 10 hektare pada radius 9,3km untuk 830 KK.

Shelter juga akan dibangun di Gondang Wukirsari Cangkringan seluas tiga hektare dengan radius 10,2km untuk 265 KK, di Banjarsari Cangkringan seluas 7,5 hektare dengan radius 11,5km untuk 837KK, di Kuwang Argomulyo Cangkringan seluas delapan hektare dengan radius 13km serta di Desa Plosokerep Umbulharjo Cangkringan seluas tiga hektare dengan radius 10,1km untuk 282 KK.

Selain itu, juga akan dibangun shelter di Desa Plumbon Sindumartani Ngemplak untuk 15KK.

Direktur Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Wijaya mengatakan, lokasi pembangunan shelter tersebut berada tidak jauh dari permukiman warga yang rusak akibat letusan Merapi karena warga menginginkan lokasi relokasi tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya semula.

Dana pembangunan shelter tersebut adalah Rp6-7 juta per unit namun pembangunan shelter tersebut menunggu hingga kondisi Gunung Merapi normal.
(ANT/A024)