Hujan deras sebabkan ruang kelas MTS Yaspida Sukabumi ambruk
20 Agustus 2021 21:40 WIB
Kondisi ruang kelas VII MTS Yaspida yang berada di Desa Gandasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang rata dengan tanah. ANTARA/Aditya Rohman.
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Ruang kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTS) Yaspida yang berada di Desa Gandasoli, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ambruk akibat hujan deras ditambah kondisi bangunan yang sudah lapuk dimakan usia.
"Tidak ada korban jiwa pada peristiwa ambruknya ruang kelas itu karena kejadiannya malam hari dan dipastikan kelas dalam kondisi kosong," kata Operator MTS Yaspida Fahmi Sahab di Sukabumi, Jumat.
Informasi yang dihimpun, ruang kelas VII MTS yang berada di Kecamatan Cikakak itu ambruk, pada Kamis malam (19/8), sekitar pukul 21.00 WIB. Kejadian itu, saat hujan deras, diduga rangka penyangga ruang kelas tersebut tidak mampu menahan beban ditambah sudah lapuk dan akhirnya ambruk.
Warga yang tinggal di sekitar lokasi pun terkejut dengan suara dentuman yang berasal dari MTS, setelah diperiksa ternyata satu ruang kelas ambruk dan kejadian itu langsung dilaporkan kepada pihak desa, MTS dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Baca juga: BNPB gandeng IPB dampingi ekonomi korban bencana longsor Sukabumi
Baca juga: Tiga warga Sukabumi tertimbun longsor satu meninggal
Pada Jumat pagi, perangkat Desa Gandasoli dan petugas Kecamatan Cikakak serta pihak kepolisian dan TNI tiba di lokasi untuk melakukan pendataan dan memastikan tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini.
Relawan dari berbagai instansi pun turut membantu pihak sekolah membersihkan puing-puing ruang kelas yang ambruk. Akibat dari kejadian ini, pelajar yang duduk di bangku kelas VII kegiatan belajar mengajarnya dipindahkan ke ruangan lain.
Tentunya, dampak dari ambruknya ruang kelas ini KBM tatap muka yang baru saja dilaksanakan belum lama ini setelah belajar daring (online) akibat pandemi COVID-19, kembali harus terganggu.
"Kasihan para pelajar terganggu KMB-nya, kami berharap ada solusi apalagi pelajar tengah semangat-semangatnya belajar tatap muka setelah cukup lama belajar secara daring," ujarnya.
Sementara itu, Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cikakak Agus Mahardika mengatakan dari hasil pendataan kondisi ruang kelas itu mengalami rusak berat atau rata dengan tanah dan tidak bisa digunakan lagi ambruknya bangunan itu dikarenakan sudah lapuk untuk nilai kerugian masih dalam perhitungan.
"Ruang kelas ini memang sudah tua, hampir seluruh bahan bangunannya sudah lapuk seperti rangka hingga kayu penyangga bangunan. Kami pun mengimbau kepada pihak sekolah untuk selalu waspada, karena hujan deras masih berpotensi turun setiap harinya," katanya.*
Baca juga: DPR RI minta pemerintah beri perhatian untuk Sukabumi
Baca juga: Ibu-ibu Paguyuban PIMTI bantu korban longsor Sukabumi
"Tidak ada korban jiwa pada peristiwa ambruknya ruang kelas itu karena kejadiannya malam hari dan dipastikan kelas dalam kondisi kosong," kata Operator MTS Yaspida Fahmi Sahab di Sukabumi, Jumat.
Informasi yang dihimpun, ruang kelas VII MTS yang berada di Kecamatan Cikakak itu ambruk, pada Kamis malam (19/8), sekitar pukul 21.00 WIB. Kejadian itu, saat hujan deras, diduga rangka penyangga ruang kelas tersebut tidak mampu menahan beban ditambah sudah lapuk dan akhirnya ambruk.
Warga yang tinggal di sekitar lokasi pun terkejut dengan suara dentuman yang berasal dari MTS, setelah diperiksa ternyata satu ruang kelas ambruk dan kejadian itu langsung dilaporkan kepada pihak desa, MTS dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Baca juga: BNPB gandeng IPB dampingi ekonomi korban bencana longsor Sukabumi
Baca juga: Tiga warga Sukabumi tertimbun longsor satu meninggal
Pada Jumat pagi, perangkat Desa Gandasoli dan petugas Kecamatan Cikakak serta pihak kepolisian dan TNI tiba di lokasi untuk melakukan pendataan dan memastikan tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini.
Relawan dari berbagai instansi pun turut membantu pihak sekolah membersihkan puing-puing ruang kelas yang ambruk. Akibat dari kejadian ini, pelajar yang duduk di bangku kelas VII kegiatan belajar mengajarnya dipindahkan ke ruangan lain.
Tentunya, dampak dari ambruknya ruang kelas ini KBM tatap muka yang baru saja dilaksanakan belum lama ini setelah belajar daring (online) akibat pandemi COVID-19, kembali harus terganggu.
"Kasihan para pelajar terganggu KMB-nya, kami berharap ada solusi apalagi pelajar tengah semangat-semangatnya belajar tatap muka setelah cukup lama belajar secara daring," ujarnya.
Sementara itu, Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cikakak Agus Mahardika mengatakan dari hasil pendataan kondisi ruang kelas itu mengalami rusak berat atau rata dengan tanah dan tidak bisa digunakan lagi ambruknya bangunan itu dikarenakan sudah lapuk untuk nilai kerugian masih dalam perhitungan.
"Ruang kelas ini memang sudah tua, hampir seluruh bahan bangunannya sudah lapuk seperti rangka hingga kayu penyangga bangunan. Kami pun mengimbau kepada pihak sekolah untuk selalu waspada, karena hujan deras masih berpotensi turun setiap harinya," katanya.*
Baca juga: DPR RI minta pemerintah beri perhatian untuk Sukabumi
Baca juga: Ibu-ibu Paguyuban PIMTI bantu korban longsor Sukabumi
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: