Rekening terblokir sebabkan pencairan bansos terlambat
20 Agustus 2021 21:24 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam pertemuan dengan sejumlah pihak untuk mengklarifikasi terkait keterlambatan pencairan bansos di Sragen Jawa Tengah, Jumat (20/8/2021). ANTARA/HO-Humas Kemensos.
Sragen, Jateng (ANTARA) - Para penerima manfaat bantuan sosial (bansos) di Sragen, Jawa Tengah, mengalami pemblokiran rekening bank dan prosedur yang berbelit sehingga mereka terlambat mencairkan bantuan itu.
"Ada laporan, ribuan penerima bantuan belum cair bantuannya. Ini kan bantuan untuk rakyat miskin ya. Saya perlu mendengarkan laporan beberapa pihak terkait dimana sebenarnya masalahnya," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini di Sragen Jawa Tengah, Jumat.
Mensos menggelar pertemuan dengan perwakilan Bank Nasional Indonesia (BNI), Koordinator Pendamping PKH, Wakil Bupati, pejabat eselon 1 Kemensos dan dari Bareskrim Polri. Pertemuan tersebut untuk mengklarifikasi laporan adanya ribuan keluarga penerima manfaat (KPM) yang belum menerima bantuan.
Baca juga: Risma menyemangati penerima manfaat agar keluar dari kemiskinan
Hadir dalam kesempatan itu, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaruddin dan jajaran, Dirjen Penanganan Fakir Miskin Asep Sasa Purnama dan jajaran, dan Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat.
Hadir pula anggota Komisi VIII DPR RI Paryono dan Endang Maria Astuti. Juga hadir perwakilan BNI di Sragen, Wonogiri, Surakarta dan para Koordinator Kabupaten (Korkab) PKH serta Korkab Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
Dalam pertemuan tersebut diketahui bahwa untuk pencairan dana Program Keluarga Harapan (PKH) Tahap I Januari, Februari, Maret gelombang 1-11 dengan sasaran 35.497 KPM namun hanya 35.480 KPM yang mencairkan, sisanya 17 KPM belum mencairkan bantuan.
Baca juga: Mensos minta dua hari selesaikan rekening KPM PKH terblokir di Jateng
Pada tahap II bulan April, Mei, Juni gelombang 1-15, target 37.225 KPM namun baru 35.396 KPM yang mencairkan bantuan, sebanyak 1.829 belum cair. Sedangkan menurut laporan pendamping PKH sebanyak 1.868 rekening KPM terblokir.
"Saya minta ini harus segera selesai, kasihan mereka," ujar Risma.
Dalam pertemuan tersebut mencuat permasalahan berkisar pada distribusi Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang belum terdistribusi, rekening terblokir, adanya pendataan ganda, dan prosedur perbankan yang dirasakan berbelit. Hal ini terjadi baik pada KPM PKH maupun BPNT atau Program Sembako.
Baca juga: Fitur "usul" dan "sanggah" dorong ketepatan penyaluran bansos
Terkait dengan rekening yang terblokir, Mensos meminta Bank BNI agar secepatnya bisa dibuka. Bahkan Risma langsung menghubungi BNI pusat.
Perwakilan TKSK dalam pertemuan itu juga mengeluhkan adanya prosedur berbelit yang dihadapi saat akan membuka blokir.
Perwakilan dari Bareskrim Mabes Polri Kombes Eka yang hadir dalam kesempatan itu menyatakan bantuan ini ditunggu masyarakat miskin.
"Bagi mereka Rp100 ribu-Rp200 ribu itu banyak. Jangan ditunda-tunda pencariannya Pak. Nanti tertunda lagi masuk bulan berikutnya kena blokir lagi. Kasihan Pak, Mohon prosesnya bisa diperlancar Pak," katanya.
Baca juga: Kemensos aktivasi fitur "usul" dan "sanggah" di aplikasi Cek Bansos
"Ada laporan, ribuan penerima bantuan belum cair bantuannya. Ini kan bantuan untuk rakyat miskin ya. Saya perlu mendengarkan laporan beberapa pihak terkait dimana sebenarnya masalahnya," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini di Sragen Jawa Tengah, Jumat.
Mensos menggelar pertemuan dengan perwakilan Bank Nasional Indonesia (BNI), Koordinator Pendamping PKH, Wakil Bupati, pejabat eselon 1 Kemensos dan dari Bareskrim Polri. Pertemuan tersebut untuk mengklarifikasi laporan adanya ribuan keluarga penerima manfaat (KPM) yang belum menerima bantuan.
Baca juga: Risma menyemangati penerima manfaat agar keluar dari kemiskinan
Hadir dalam kesempatan itu, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaruddin dan jajaran, Dirjen Penanganan Fakir Miskin Asep Sasa Purnama dan jajaran, dan Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat.
Hadir pula anggota Komisi VIII DPR RI Paryono dan Endang Maria Astuti. Juga hadir perwakilan BNI di Sragen, Wonogiri, Surakarta dan para Koordinator Kabupaten (Korkab) PKH serta Korkab Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
Dalam pertemuan tersebut diketahui bahwa untuk pencairan dana Program Keluarga Harapan (PKH) Tahap I Januari, Februari, Maret gelombang 1-11 dengan sasaran 35.497 KPM namun hanya 35.480 KPM yang mencairkan, sisanya 17 KPM belum mencairkan bantuan.
Baca juga: Mensos minta dua hari selesaikan rekening KPM PKH terblokir di Jateng
Pada tahap II bulan April, Mei, Juni gelombang 1-15, target 37.225 KPM namun baru 35.396 KPM yang mencairkan bantuan, sebanyak 1.829 belum cair. Sedangkan menurut laporan pendamping PKH sebanyak 1.868 rekening KPM terblokir.
"Saya minta ini harus segera selesai, kasihan mereka," ujar Risma.
Dalam pertemuan tersebut mencuat permasalahan berkisar pada distribusi Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang belum terdistribusi, rekening terblokir, adanya pendataan ganda, dan prosedur perbankan yang dirasakan berbelit. Hal ini terjadi baik pada KPM PKH maupun BPNT atau Program Sembako.
Baca juga: Fitur "usul" dan "sanggah" dorong ketepatan penyaluran bansos
Terkait dengan rekening yang terblokir, Mensos meminta Bank BNI agar secepatnya bisa dibuka. Bahkan Risma langsung menghubungi BNI pusat.
Perwakilan TKSK dalam pertemuan itu juga mengeluhkan adanya prosedur berbelit yang dihadapi saat akan membuka blokir.
Perwakilan dari Bareskrim Mabes Polri Kombes Eka yang hadir dalam kesempatan itu menyatakan bantuan ini ditunggu masyarakat miskin.
"Bagi mereka Rp100 ribu-Rp200 ribu itu banyak. Jangan ditunda-tunda pencariannya Pak. Nanti tertunda lagi masuk bulan berikutnya kena blokir lagi. Kasihan Pak, Mohon prosesnya bisa diperlancar Pak," katanya.
Baca juga: Kemensos aktivasi fitur "usul" dan "sanggah" di aplikasi Cek Bansos
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: