Bakauheni, Lampung (ANTARA News) - Ratusan truk bermuatan barang industri dan hasil bumi masih antre di jalur alternatif dari jalan lintas Sumatera ruas Kabupaten Lampung Selatan, sehubungan rusaknya jalan tersebut.

Berdasarkan pemantauan, Kamis, antrean kendaraan melintas padat merayap di jalur alternatif simpang Gayam-Simpang Ketapang sepanjang 11,7 kilometer tersebut secara bergantian dari arah Pelabuhan Bakauheni maupun Bandarlampung .

Panjang antrean sudah berkurang dari hari sebelumnya yang sempat macet hingga puluhan kilometer akibat kerusakan jalan alternatif yang masih dipaksakan untuk dilalui kendaraan berat tersebut.

Kendaraan masih antre, namun hanya disepanjang jalur alternatif karena volumenya telah berkurang baik dari arah Pulau Jawa menuju Sumatera atau sebaliknya dan biasanya akan kembali macet total pada akhir pekan karena arus kendaraan meningkat.

Kemudian, kondisi badan jalan masih berlumpur dan berlubang serta puluhan titik ambles yang menghambat laju kendaraan dari kedua arah karena jalur tersebut tidak dapat dilalui dua arah bersamaan.

Sebagian kendaraan masih melintas melalui jalur lintas timur- Simpang Sribawono-jalan Ir Sutami menuju Bandarlampung karena enggan mengambil resiko terjebak ambles di jalur alternatif, sementara bobot muatan 25 ton lebih.

Lalu, di tanjakan Bukit Pancong sejumlah kendaraan truk muatan berat juga masih antre satu persatu melintas untuk menghindari tabrakan jika salah satu kendaraan tidak kuat menanjak dan menabrak truk di belakangnnya.

Kemudian, untuk arus kendaraan roda dua dan roda empat cenderung lancar karena melintas melalui jalur darurat di jalan utama lintas Sumatera titik perbaikan kilometer 79 Desa Hatta Kecamatan Bakauheni.

Sementara, Perbaikan Jalan Lintas Sumatera atau Jalinsum KM 79 Desa Hatta Kecamatan Bakauheni Lampung Selatan lebih lama akibat terkendala berbagai faktor alam dalam pengerjaan jalan nasional itu.

Pengawas perbaikan dari kontraktor, Fajar, di Bakauheni, mengatakan, selain terkendala cuaca, genangan air yang ada di bagian barat jalan dengan volumenya mencapai ribuan meter kubik menghambat pengerjaannya.

Rencananya pengeringan air tersebut membutuhkan waktu 15 hari, namun karena curah hujan tinggi diperkirakan akan molor hingga 30 hari bahkan lebih jika hujan terus berlangsung.

Saat ini, kata dia, gorong-gorong telah dipasang sebanyak 30 buah dari 50 buah total keseluruhan yang akan dipasang, sedangkan sisanya sebanyak 20 buah menunggu genangan air di bagian barat badan jalan terkuras habis.

Dinas Bina Marga Provinsi Lampung menargetkan pengerjaan jalan nasional yang ambrol sejak tahun 2009 dan telah menelan dana sekitar Rp 11 miliar tersebut akan rampung sebelum pergantian tahun.(*)
(ANT-048/R010/R009)