Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina menargetkan melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) bisa mengelola hingga 1.970 megawatt potensi panas bumi yang bisa menghasilkan 1.340 megawatt tenaga listrik pada tahun 2014.

Hal tersebut dikemukakan oleh Plh Direktur Hulu Pertamina, M Afdal Bahauddin, dalam acara serah terima Nota Kesepahaman antara Pertamina dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Kamis.

"Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energi, mengelola 15 wilayah kerja panas bumi di seluruh Indonesia," kata M Afdal Bahauddin.

Ke-15 wilayah itu antara lain Sibayak, Sungai Penuh, Lumut Balai, Ulubelu, Hululais, Kotamobagu, Lahendong, Kamojang.

Wilayah lainnya yang bekerja sama dengan pihak lain adalah Gunung Salak (kerja sama dengan Chevron), Derajat (dengan Chevron), Wayang Windu (dengan Magma Nusantara Limited), Bedugul (dengan Bali Energi Limited), Sarulla (dengan konsorsium Sarulla), Dieng dan Patuha (keduanya berbentuk joint venture dengan PT Geo Dipa).

Energi geothermal merupakan salah satu sumber energi baru terbarukan (EBT) yang sedang digencarkan penggunaannya baik oleh Pertamina maupun Kementerian ESDM.

Sumber EBT lainnya adalah energi yang berasal antara lain dari coal bed methane (CBM).

"Dalam pengembangan CBM yang terbilang relatif baru dibandingkan geothermal, saat ini Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi mengelola empat blok CBM di Indonesia," kata Afdal.

Keempat blok itu adalah Blok Sangatta 1 dan Sangatta 2 di Kalimantan Timur, serta Blok Tanjung Enim dan Muara Enim di Sumatera Selatan, dengan rencana target 200-300 MMSCFD.

Sementara itu, VP Business Development Pertamina, Slamet Riadhy, mengatakan, setiap tahunnya Pertamina akan menambah dua hingga empat mitra baru dalam hal pengembangan CBM.

"Kita tidak ingin ketinggalan dan ingin menjadi pionir dalam pengembangan energi baru terbarukan seperti CDM dan geothermal," kata Slamet Riadhy.

Ia mengemukakan, Pertamina sudah pada tahap komersial untuk energi geothermal, sedangkan untuk CBM pada tahap pengembangan.
(M040/S022)