Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap lima kunci transformasi yang harus dilakukan dalam rangka mengeluarkan Indonesia dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.

Keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah merupakan Visi Indonesia 2045 yaitu menjadi negara berpendapatan tinggi sehingga masuk sebagai lima besar kekuatan ekonomi dunia.

“Indonesia 2045 yang kita bayangkan adalah 100 tahun. Insya Allah Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke satu abad,” katanya dalam acara Peluncuran Buku Indonesia 2045 di Jakarta, Jumat.

Kunci pertama adalah transformasi sumber daya manusia (SDM) karena jika Indonesia ingin keluar dari jebakan kelas menengah maka masyarakatnya harus sehat, berpendidikan, dan memiliki keahlian.

Sri Mulyani mengatakan SDM harus sehat baik secara skill, motorik, maupun intelektual sehingga mereka mampu berkembang dan bekerja sama menciptakan relasi serta koneksi yang memajukan Indonesia.

Oleh sebab itu, sistem kesehatan di Indonesia akan terus dibenahi untuk menciptakan pelayanan yang baik dengan mengkombinasikannya dengan kemajuan teknologi digital.

Kunci kedua adalah transformasi pendidikan yang akan sangat berhubungan dengan transformasi SDM maupun sistem kesehatan terutama di tengah pandemi COVID-19.

“Teknologi menjadi penting apalagi di situasi pandemi di mana anak-anak kita tidak bisa belajar di kelas. Pasti ada dampaknya,” ujarnya.

Kunci ketiga adalah transformasi pada jaring pengaman sosial karena belajar dari negara berpendapatan tinggi yang mampu menjamin seluruh masyarakatnya tanpa ada yang tertinggal.

Sri Mulyani menjelaskan saat ini pemerintah sedang berupaya mereformasi jaring pengaman sosial seperti upaya menyalurkan subsidi agar mencapai target dan sasaran serta membangun keluarga-keluarga yang tertinggal.

“Lagi-lagi persoalan teknologi digital sangat penting tentu saja terkait dengan data, ID, dan sistem. Kita seharusnya mampu membangun penguatan dan pemberian bantuan,” tegasnya.

Kunci keempat adalah transformasi ekonomi dengan menjadikan UMKM, manufaktur dan agrikultur sebagai sumber kekuatan perekonomian.

“Bagaimana memanfaatkan teknologi dalam global supply chain, bagaimana sektor agrikultur ditingkatkan produktivitasnya, bagaimana sektor jasa memberi nilai tambah dan menciptakan pekerjaan,” jelasnya.

Kunci terakhir adalah transformasi institusi yaitu menciptakan iklim institusi yang baik untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang mampu mendorong Indonesia menuju negara berpenghasilan tinggi.

Baca juga: Bappenas: Indonesia bisa keluar dari 'middle income trap' pada 2036
Baca juga: Indef: Lepas dari COVID-19 syarat utama meningkatkan daya saing RI
Baca juga: Kepala Bappenas harapkan RI kembali ke kelas menengah atas pada 2022