Pertikaian antara masyarakat Distrik Wosak dengan masyarakat Distrik Iniye, terjadi Rabu (18/8), kata Kapolres Nduga Kompol I Komang Budiartha, Kamis.
Dia mengakui anggota sempat mengeluarkan tembakan peringatan karena massa kedua kelompok tidak mau membubarkan diri bahkan saling melepaskan anak panah.
Baca juga: Kapolda Papua tegaskan tidak boleh ada lagi perang suku
"Kami berupaya memberikan pemahaman kepada massa dari masyarakat Distrik Wosak yakni bila ada masalah jangan diselesaikan dengan jalan perang suku, " kata Kompol Komang.
Dia juga mengatakan pihaknya telah meminta perwakilan dari masyarakat Distrik Wosak dan masyarakat Distrik Iniye untuk ke Polres Nduga guna menyelesaikan masalah tersebut. Pertikaian antar kedua kelompok masyarakat disebabkan masalah perselingkuhan yang terjadi pada 5 Juli lalu, dan sudah diselesaikan secara adat namun ada pihak yang tidak terima hingga terjadi perang.
Baca juga: Polisi cegah perang suku pascakematian karyawan subkontraktor Freeport
"Kasusnya sudah diselesaikan secara adat di mana masyarakat dari Distrik Wosak sudah membayar denda secara tunai ke masyarakat dari Distrik Iniye yang dilakukan di Kampung Nogolaid," jelas Kompol Komang yang dihubungi dari Jayapura.
Kapolres Nduga mengaku pihaknya bersama Sekda Nduga Namia Gwijangge berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat di kedua wilayah agar tidak lagi bertikai.
Bila ada permasalahan yang mengganjal, katanya, polisi dan pemda akan membantu menyelesaikannya, tambah Kompol Komang. Dalam peristiwa pertikaian ini, tiga warga yang mengalami luka panah yaitu Isen Tabuni (20), Dogeles Tabuni (30), dan Ebes Tabuni (19).
Baca juga: TNI dan polisi hentikan perang antar kampung Asmat
Baca juga: TNI dan polisi hentikan perang antar kampung Asmat