Liga 1 Indonesia
Ketua DPD: Manfaatkan "sport science" kembangkan sepak bola Indonesia
19 Agustus 2021 18:38 WIB
Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti saat memantau pertandingan persahabatan Tim Lanyalla Academia FC Lampung dengan sejumlah SSB di Lapangan Sepak Bola ABC, Senayan, Jakarta. (HO/Humas DPD RI)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai sudah saatnya sport science dimanfaatkan untuk mendukung prestasi sepak bola Tanah Air.
Untuk itu, LaNyalla mendukung kerja sama yang dilakukan PSSI dengan tujuh perguruan tinggi, termasuk mengembangkan sport science dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
"Saya mendukung dan mengapresiasi langkah yang ditempuh PSSI untuk mengembangkan prestasi, termasuk mencari bakat-bakat muda terbaik di dunia sepak bola Indonesia melalui kerja sama dengan tujuh universitas di Indonesia," katanya, dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: PSSI bermitra dengan perguruan tinggi soal beasiswa-'sport science'
Mantan Ketua Umum PSSI itu mengatakan PSSI dapat memanfaatkan sport science PSSI untuk mendapatkan pelatih berkualitas.
"Sport science sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pelatih sepak bola agar setara S-1 Kepelatihan Sepak Bola berlisensi AFC, termasuk peningkatan pelatih fisik, dan masih banyak lagi," katanya.
Menurut dia, kekurangan pelatih berkualitas menjadi kendala tersendiri terhadap peningkatan kualitas pemain dan prestasi sepak bola Indonesia.
"Dari data PSSI, Indonesia hanya memiliki 7.000 pelatih untuk semua level, dari sekitar 5.000 SSB di seluruh Indonesia. Selain itu, ada sekitar 943 klub liga tiga, 24 klub liga dua dan 18 klub liga satu," sebutnya.
Baca juga: Latihan pekan kedua PSIS sasar "endurance" pemain
"Artinya, kita memang masih membutuhkan banyak pelatih berkualitas dan berlisensi minimal AFC. Inilah salah satu agar kita bisa meningkatkan standar sepak bola kita," tambah LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu berharap dari kerja sama tersebut lahir pesepak bola-pesepak bola berbakat yang mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
"Karena para pemilik bakat perlu ditunjang dengan lingkungan, fasilitas dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, butuh tahap implementasi yang tepat, sehingga perencanaan dari sebuah kerja sama dapat terlaksana dengan baik," katanya.
Baca juga: LIB: Seremoni pembukaan Liga 1 tetap dengan 299 orang di stadion
Untuk itu, LaNyalla mendukung kerja sama yang dilakukan PSSI dengan tujuh perguruan tinggi, termasuk mengembangkan sport science dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
"Saya mendukung dan mengapresiasi langkah yang ditempuh PSSI untuk mengembangkan prestasi, termasuk mencari bakat-bakat muda terbaik di dunia sepak bola Indonesia melalui kerja sama dengan tujuh universitas di Indonesia," katanya, dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: PSSI bermitra dengan perguruan tinggi soal beasiswa-'sport science'
Mantan Ketua Umum PSSI itu mengatakan PSSI dapat memanfaatkan sport science PSSI untuk mendapatkan pelatih berkualitas.
"Sport science sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pelatih sepak bola agar setara S-1 Kepelatihan Sepak Bola berlisensi AFC, termasuk peningkatan pelatih fisik, dan masih banyak lagi," katanya.
Menurut dia, kekurangan pelatih berkualitas menjadi kendala tersendiri terhadap peningkatan kualitas pemain dan prestasi sepak bola Indonesia.
"Dari data PSSI, Indonesia hanya memiliki 7.000 pelatih untuk semua level, dari sekitar 5.000 SSB di seluruh Indonesia. Selain itu, ada sekitar 943 klub liga tiga, 24 klub liga dua dan 18 klub liga satu," sebutnya.
Baca juga: Latihan pekan kedua PSIS sasar "endurance" pemain
"Artinya, kita memang masih membutuhkan banyak pelatih berkualitas dan berlisensi minimal AFC. Inilah salah satu agar kita bisa meningkatkan standar sepak bola kita," tambah LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu berharap dari kerja sama tersebut lahir pesepak bola-pesepak bola berbakat yang mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
"Karena para pemilik bakat perlu ditunjang dengan lingkungan, fasilitas dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, butuh tahap implementasi yang tepat, sehingga perencanaan dari sebuah kerja sama dapat terlaksana dengan baik," katanya.
Baca juga: LIB: Seremoni pembukaan Liga 1 tetap dengan 299 orang di stadion
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: