Mentawai (ANTARA News) - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Agung Laksono, mengajak masyarakat dan pengungsi Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk tidak mencari kesalahan pemerintah dalam relokasi dan pelaksanaan pembangunan hunian sementara pascagempa dan tsunami.

"Akan lebih baik untuk mengingatkan pemerintah bila ada kekurangan-kekurangan dalam relokasi dan pelaksanaan pembangunan hunian sementara bagi pengungsi korban gempa dan tsunami di Pulau Pagai Mentawai," katanya di Mentawai, Selasa.

Dalam kunjungannya ke lokasi relokasi dan pembangunan hunian sementara Jalan Poros HPH KM. 37 Kecamatan Pagai Selatan-Mentawai, Menkokesra mengatakan, pemerintah bertujuan untuk memperbaiki dan memulihkan keadaan, dan tidak memiliki niat untuk menyusahkan apalagi memperparah situasi.

"Kami ingin meringankan beban saudara-saudara dan kalau ada petunjuk-petunjuk tolong diikuti, kalau ada kekurangan-kekurangan tolong diberitahukan agar segera diperbaiki," tegasnya.

Ia mengemukakan, pemerintah berdasarkan undang-undang berkewajiban untuk segera memulihkan keadaan dan perbaikan itu harus lebih baik daripada keadaan sebelumnya baik dari segi kenyamanan maupun keselamatan warga dari kemungkinan bencana di masa yang akan datang.

Untuk melaksanakan perbaikan itu, kata Agung, diperlukan langkah-langkah untuk mempercepat pembangunan hunian sementara.

Dengan demikian, warga yang tinggal di tempat darurat, dapat pindah ke tempat yang lebih baik, sambil menanti pembangunan perumahan permanen yang disesuaikan dengan tata ruang.

"BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) akan tinggal di sini (Mentawai) untuk lebih memastikan pembangunan itu sehingga hunian sementara sudah bisa dihuni sebelum Natal," kata Agung Laksono.

Kunjungan Menko Kesra bersama Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto,dan Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa beserta rombongan dalam rangka memantau perkembangan penanganan pascagempa dan tsunami di Bumi Sikkerei dan pelaksanaan relokasi bagi pengungsi.

Sementara itu, berdasarkan data Posko Tanggap Darurat di Sikakap, korban tsunami meninggal dunia yang ditemukan sampai 15 November 2010 tercatat 454 orang.

Korban luka berat sebanyak 175 orang, luka ringan sebanyak 135 orang, korban hilang 43 orang dan 7.397 jiwa masih mengungsi.
(T.ANT-266/P003)