Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada 2015 sekitar empat persen sejalan dengan meningkatnya produktivitas dan efisiensi serta kelancaran distribusi dalam perekonomian yang bisa menyerap ekses likuiditas.

Outlook ekonomi Indonesia 2010 - 2015 dari Bank Indonesia yang diterima di Jakarta Selasa menyebutkan, di sisi harga, aliran dana dalam jumlah besar dari negara maju ke negara berkembang diperkirakan akan menimbulkan tantangan dalam pengelolaan moneter akibat ekses likuiditas yang ditimbulkan.

Ekses likuditas itu, diperkirakan bisa mempercepat terjadinya fase overheating dalam perekonomian dan meningkatkan volatilitas harga aset.

Namun, potensi negatif tersebut diperkirakan akan dapat diantisipasi dengan baik, sepanjang ekses likuiditas tersebut dapat dikelola dengan baik melalui operasi moneter oleh BI dan langkah-langkah koordinatif dengan Pemerintah.

Di sisi penawaran, langkah-langkah penguatan yang dilakukan Pemerintah dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) terhadap aspek-aspek struktural perekonomian diperkirakan akan mempercepat peningkatan produktifitas dan efisiensi serta kelancaran distribusi dalam perekonomian dan pada gilirannya daya serap perekonomian terhadap ekses likuiditas.

Proyeksi inflasi yang menurun ini diperkirakan akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah secara relatif terhadap mata uang negara-negara mitra dagang utama.

Dalam buku itu, BI juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6 - 6,5 persen pada 2011 menuju 6,8 - 7,8 persen pada 2015 dengan dukungan faktor-faktor fundamental yang terus mengalami perbaikan dan lingkungan makroekonomi yang tetap kondusif.

Faktor fundamental terpenting adalah pertumbuhan kapital yang kembali normal setelah krisis ekonomi global 2008 dan upaya-upaya perbaikan yang sedang dilakukan pemerintah di sisi struktural perekonomian untuk mempercepat peningkatan produktivitas dan efisiensi perekonomian.

Sementara lingkungan makroekonomi yang kondusif adalah dalam wujud berlanjutnya pemulihan ekonomi global dan dapat dipertahankannya kondisi makroekonomi yang stabil melalui kebijakan moneter, sistem keuangan dan fiskal yang berhati-hati.

BI juga memperkirakan pertumbuhan 2010 di kisaran 5,5 - 6,0 persen, tahun 2012 diproyeksikan tumbuh 5,8 - 6,8 persen, 2013 tumbuh 6,1 - 7,1 persen, dan 2014 tumbuh 6,6 - 7,6 persen.

(D012/B012/S026)