Jakarta (ANTARA) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) mengungkapkan perusahaan induk (bolding) BUMN pangan ditargetkan terbentuk pada September 2021.

"Target holding bulan September 2021. Hari ini kita kerja sama atau berkolaborasi dengan seluruh kementerian/lembaga negara seperti Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kemenko Perekonomian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Perindustrian ini semua mendukung kita," ujar Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.

Arief mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir telah melakukan rapat terbatas dengan Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu terkait holding BUMN pangan.

"Jadi targetnya adalah September 2021 terbentuk holding BUMN pangan yang terdiri dari delapan BUMN klaster pangan," katanya.

Setelah Presiden RI menggelar rapat terbatas dengan Menteri BUMN Erick Thohir, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui terkait proses pembentukan holding BUMN pangan.

Pertama adalah pemerseroan BUMN yang bentuknya belum perseroan terbatas atau PT yakni Perikanan Indonesia (Perindo). Tahapan ini sudah selesai, prosesnya telah ditandatangani oleh Presiden RI terkait peraturan pemerintah (PP) sehingga Perindo sudah sah menjadi PT.

Kedua, melakukan merger BUMN-BUMN klaster pangan sejenis. Ada enam BUMN klaster pangan yang mana Perikanan Nusantara (Perinus) dan Perindo dimerger dan untuk PP menunggu tanda tangan Presiden RI. Lalu merger Sang Hyang Seri dan Pertani, kemudian merger BGR Logistics dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Proses merger BUMN-BUMN tersebut juga menunggu tanda tangan Presiden RI.

Sedangkan, paralel dalam waktu dekat adalah harmonisasi rancangan peraturan pemerintah (RPP) untuk holding BUMN pangan.

"Mudah-mudahan akhir September 2021, ini semua prosesnya bisa berjalan dengan lancar," kata Dirut RNI tersebut.

Sebelumnya, terdapat delapan BUMN yang akan bergabung ke dalam klaster pangan dalam rangka persiapan sebagai holding. Delapan BUMN tersebut adalah Sang Hyang Seri, Pertani, PT Perikanan Nusantara, Perum Perikanan Indonesia, Berdikari, PT Garam, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan BGR Logistics.

Menjelang pembentukan holding, beberapa BUMN klaster pangan akan menjalani merger. PT RNI akan menjadi induk BUMN pangan tersebut.

Baca juga: PT PPI siap tingkatkan kinerja "holding" pangan pasca-Lebaran
Baca juga: Induk BUMN pangan ditargetkan terbentuk paling lambat kuartal III 2021
Baca juga: Pengamat: Merger BUMN pangan bisa tingkatkan koordinasi dalam holding