Sleman (ANTARA News) - Tim pencarian dan penyelamatan, Tentara Nasional Indonesia, polisi, dan relawan menghentikan sementara pencarian korban erupsi Gunung Merapi di dusun sekitar Kali Gendol, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tim Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Daerah Istimewa Yogyakarta membenarkan mulai Selasa menghentikan sementara evakuasi korban yang diduga masih di reruntuhan abu vulkanik Gunung Merapi di dusun sekitar Kali Gendol.

Alasan Penghentian sementara waktu penyisiran korban Merapi untuk memperingati Hari Raya Idul Adha 1431 Hijriah dan keterbatasan peralatan yang dimiliki tim untuk evakuasi.

"Tim evakuasi selama ini hanya menggunakan sekop untuk mengevakuasi. Kami membutuhkan alat berat untuk pengevakuasian," kata koordinator tim evakuasi dari Yonif 403 WP Kapten Inf Arip Subagyo.

Dia mengatakan, jika masih menggunakan alat manual berupa sekop dan cangkul maka akan sulit mengevakuasi sehingga tim memutuskan menghentikan sementara waktu penyisiran sekitar dusun Kali Gendol.

Penghentian proses evakuasi ini masih belum ditentukan batas waktunya karena masih menunggu keputusan untuk mendatangkan alat berat. Jika sudah ada alat berat, maka penyisiran akan dilanjutkan, katanya.

Meski demikian, jika Tim SAR DIY mendapat petunjuk dari kalangan masyarakat mengenai keberadaan korban Merapi di suatu dusun, maka tim evakuasi tetap akan terjun menyisiri lapangan.

Jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi pada Jumat dini hari (5/11) kemungkinan masih akan terus bertambah karena hingga kini masih banyak masyarakat yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya.

"Kemungkinan korban meninggal yang tertimbun abu vulkanik letusan Gunung Merapi di sekitar dusun Kali Gendol memang masih ada. Namun proses pengevakuasian sangat berat karena timbunan abu vulkanik di daerah itu cukup tebal," kata Suseno, anggota Tim anggota Tim SAR DIY. (*)

B015*V001/H008/AR09