Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah menjelang rilis data neraca perdagangan Juli 2021 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada siang ini.

Rupiah dibuka melemah 22 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.395 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.373 per dolar AS.

"Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus COVID-19 masih mendorong pelaku pasar mencari aset aman di dolar AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Data penjualan ritel AS pada Juli 2021 memburuk dan disinyalir karena efek kenaikan kasus COVID-19 di Negeri Paman Sam.

Di sisi lain, lanjut Ariston, pagi ini pasar akan menunggu data neraca perdagangan Juli 2021 yang diekspektasikan surplus lebih tinggi dari sebelumnya, yaitu lebih dari 2 miliar dolar AS.

"Bila demikian, ini bisa mendukung penguatan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.

Terkait pandemi, jumlah kasus harian COVID-19 di Indonesia terus menurun di mana pada Selasa (17/8/2021) mencapai 20.741 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,89 juta kasus.

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 1.180 kasus sehingga totalnya mencapai 120.013 kasus.

Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 32.225 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 3,35 juta. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 di Tanah Air mencapai 384.807 kasus.

Ariston mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.350 per dolar AS hingga Rp14.400 per dolar AS.

Pada Senin (15/8/22021) kemarin, rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.373 per dolar dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.388 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 22 poin
Baca juga: Dolar AS melonjak di tengah permintaan "safe haven"
Baca juga: Rupiah menguat didukung penurunan kasus harian COVID-19