Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bertekad bekerja ekstra keras memperbaiki prestasi Merah Putih dalam Olimpiade Paris 2024 demi mewujudkan misi “Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh” di sektor olahraga.

Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari di Jakarta, Selasa, mengatakan Indonesia sebagai negara peringkat keempat dengan populasi terbanyak di dunia harus mampu bersaing mencatatkan prestasi olahraga di kancah internasional, mencontoh China dan Amerika Serikat yang sudah membuktikan diri bisa kompetitif di ajang Olimpiade.

Pria yang karib disapa Okto itu mengakui bahwa Indonesia tertinggal cukup jauh untuk bisa mengejar dua negara tersebut. Namun menurutnya, desain olahraga nasional saat ini sudah berada di jalur yang tepat untuk memastikan bahwa para atlet dapat bersaing dengan negara-negara papan atas olahraga dunia.

“Ini bukan akhir karena cita-cita Indonesia masih sangat besar dan ketertinggalan masih cukup jauh. NOC Indonesia ingin mewujudkan ambisi dan harapan untuk membangun prestasi olahraga lebih baik lagi dan kami punya waktu tiga tahun untuk merealisasikannya di Olimpiade Paris,” katanya dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Olimpiade bukan hanya soal medali, tetapi juga partisipasi, kata Okto

Bagi Okto, perjalanan mewujudkan target tersebut tentu tidak mudah. Namun ia percaya setiap usaha, ikhtiar, harapan, dan doa bakal berbuah manis, seperti yang terjadi di Olimpiade Tokyo saat kontingen Indonesia memberikan kejutan serta keajaiban.

“Itu nyata terjadi di Olimpiade Tokyo. Keajaiban karena ada beberapa atlet, pelatih, bahkan media yang positif COVID-19 dan bisa sembuh dalam 1-2 hari,” ujarnya.

Kejutan diberikan atlet-atlet Indonesia, seperti atlet muda, yakni Rahmat Erwin Abdullah, Windy Cantika, hingga Anthony Sinisuka Ginting memberi gebrakan dalam debutnya di panggung Olimpiade dengan merebut medali perunggu. Begitu juga Nurul Akmal, lifter putri pertama Indonesia yang bersaing di kelas berat +87kg mampu menempati posisi lima dunia.

Sementara, keping perak dipersembahkan Eko Yuli Irawan, sedangkan, medali emas didapat dari duet senior-junior Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Indonesia finis di peringkat ke-55 dalam Olimpiade Tokyo 2020 dengan perolehan lima medali, terdiri atas satu emas, satu perak, dan tiga perunggu.

Indonesia berada di posisi kedua terbaik di antara negara-negara Asia Tenggara, di bawah Filipina yang berada di peringkat ke-50 dengan raihan satu emas, dua perak, dan satu perunggu.

Sementara itu, Thailand finis di urutan ke-59 dengan satu emas dan satu perunggu, disusul Malaysia di posisi ke-74 dengan satu perak dan satu perunggu.

Baca juga: Indonesia akhiri Olimpiade Tokyo di peringkat ke-55
Baca juga: Presiden Jokowi berikan bonus bagi para atlet Olimpiade Tokyo 2020
Baca juga: Menpora motivasi atlet Indonesia yang berlaga di Paralimpiade Tokyo